Bab XXII : !!!

64.3K 6.1K 111
                                    

Disisi lain Duchess dan pelayannya Marrie sudah berada di pemandian yang sudah disiapkan. Saat ini pelayan Marrie sedang memijit Duchess untuk menghilangkan rasa lelah akibat perjalanan yang panjang.

"Duchess 7 hari lagi akan ada perayaan ulang tahun raja. Anda mau menyiapkan apa?" Tanya pelayan Marrie

"Benar juga. Dalam kehidupanku yang lalu aku selalu memperrmalukan Raja dengan hadiah yang tak masuk akal, aku melakkan itu karna mendengar percakapan Issabel tentunya.'' Batin Duchess yang seperti melamun

"Duchess? Apa anda mendengarku?" Tanya pelayan Marrie membuyarkan lamunan Duchess

"Aku masih belum tau apa yang akan kuberikan." Jawab Duchess

"Apa aku harus mendengarkan rencana selir Issabel seperti biasa?" Tanya pelayan Marrie

"Tak perlu Marrie. Itu ide buruk, selama ini kita mendengar idenya malah menjadi kesengsaraan." Ucap Duchess

"Jadi apa yang akan anda berikan?" Tanya pelayan Marrie lagi

"Aku juga belum tau. Apa kau punya saran?" Tanya Duchess

"Duchess, hamba hanyalah pelayan bagaimana mungkin hadiah yang saya sarankan berksesan bagi Raja." Jawab pelayan Marrie terkejut

"Kau ini sudah seperti saudari bagiku. Katakan saja apa kau punya saran?" Jawab Duchess

"Kalau menurut hamba, anda memberikan hadiah yang dibuat dengan tangan anda sendiri Duchess. Itu melambangkan bahwa anda tulus memberikannnya denngan upaya anda sendiri." Saran pelayan Marrie

"Benar juga. Baiklah kalau begitu besok kau temani aku." Titah Duchess

"Baik Duchess." Ucap pelayan Marrie

Di sisi lain tepatnya di ruang kerja, Duke Denzel sedang mengerjakan tugasnya ditemani Viscount Edco

"Lelah sekali. Pekerjaaan ini menumpuk, aku hanya pergi beberapa hari, mengapa menjadi lautan kertas? Kau tidak mengerjakannya?" Selidik Duke kepada Viscount Edco

"Saya sudah mengerjakan sebagian Duke, bahkan saya sampai tidak berlatih berpedang. Dan anda bisa lihat sendiri tumpukkan kertas yang sudah saya kerjakan disana." Jawab Viscount Edco sambil menunjuk ke salah satu sisi ruangan

Setelah melihat kertas yang dikerjakan Viscount Edco, Duke Denzel segera berdiri dan melangkahkan kaki nya keluar ruangan

"Anda mau kemana Duke?" Tanya Viscount Edco mencegah langkah Duke

"Mengistirahatkan diri." Jawab Duke santai

"Tapi tugas anda belum selesai. Bahkan setengah nya pun belum." Jawab Edco

"Maka dari itu kau harus mengerjannya." Jawab Duke santai

"Lagi? Yang benar saja." Ucap Edco

"Ini perintah." Titah Duke dengan senyum jahilnya

"Haish Baiklah." Jawab Edco pasrah

Duke Denzel segera melangkahkan kakinya menyusuri lorong yang panjang dan tiba di depan pintu kamar kekasihnya

"Selamat malam Duke." Sapa pelayan Tria sembari menunduk

"Ya." Ucap Duke dan memperhatikan ruangan selir Issabel mencari kekasihnya yang tak terlihat

"Selir Issabel ada di kamar mandi Duke." Ucap pelayan Tria

"Keluarlah." Titah Duke

Pelayan Tria segera meninggalkan kamar selir Issabel. Beberapa saat kemudian selir Issabel keluar dengan jubah mandinya. Ia terkejut dengan kedatangan Duke yang tiba-tiba. Duke mulai mendekatkan tubuhnya ke arah selir Issabel, deru nafas keduanya terdengar indah di telinga masing-masing.

"Cup." Selir Issabel menutup matanya dan merasakan ciuman panas yang diberikan Duke dengan beberapa sentuhan di bagian sensitifnya

"Aghhhh" Leguh Selir Issabel tak tahan menahan hasrat

Ciuman semakin panas dan semakin turun ke leher. Aroma tubuh selir Issabel menyeruak ke penciuman Duke, aroma yang sangat disukainya. Tak mau berlama-lama sentuhan Duke turun lebih dalam. Issabel sampai merasakan getaran yang hebat dalam dirinya

"owhhh... ahhh..... Denzel! Tepat disitu sayang! Ahhhh.... ah...." Lagi-lagi Issabel melenguh atas kenikmatan yang diciptakan Denzel

"Sebentar lagi aku akan membawa mu ke surga." Ucap Duke sembari melepas pakaiannya

ahh....ahhhh. Tepat disituu sayang! Ucap Issabel sementara Duke Denzel mempercepat ritmenya

owhhh... ahhhh.

eeeemmmhhhh.......emmmhhhh

ahhhh.......Denzel aku mecintaimu!

owhhh... aku juga mencintaimu!
emhhh...ahhhh....

Pergulatan yang cukup panas

"Sial ini semua karena Felicia! Aku harus menuntaskannya kepada Issabel!" Batin Duke

Sebelumnya Duke hanya ingin berbincang dengan selir Issabel, tapi ia melihat ruangan Duchess Felicia yang terbuka sedikit menampilkan Duchess Felicia yang sedang membaca buku dengan gaun malam yang sangat tipis dan belum pernah dilihat nya sekalipun

"Godaan yang sangat dahsyat." Batin Duke

Duke ingin menerkam Duchess saat itu, namun ia tak bisa bersikap biadap hanya demi nafsunya, apalagi ia sudah berjanji pada Marquess Frans akan menjaga Duchess. Jika ia melakukan keslaahan maka separuh dari kekuatannya akan hilang

Cold DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang