BAB XLVII

53.6K 5.4K 87
                                    

Pagi ini disambut dengan keceriaan. Duke Denzel telah bangun dari tidur panjangnya. Rasa panik yang menyelimuti selama beberapa hari ini sudah hilang karena Duke Denzel telah sadarkan diri

"Lama sekali kau tertidur. Ibumu bahkan tak tenang sedetik pun. Untung saja Felicia bisa menangkan ibumu." Ucap Grand Duke Leonard

"Lain kali jangan melakukan hal yang bodoh seperti ini. Kau membuat jantung ibu tidak sehat." Ucap Grand Duchess Viona

"Aku tidak tau kalau Duchess Felicia sangat ahli dalam berpedang. Mengingat dia tidak pernah menunjukkan nya." Ucap Duke Andrew

"Awalnya aku tidak tau, tapi aku melihat Marquess Frans dan Duchess Felicia melakukan pertandingan persahabatan disaat itulah aku tau." Jawab Duke Denzel

"Makanya kau membuat rencana konyol itu?" Tanya Grand Duke

"Karena aku tau dia tak akan kalah." Ucap Duke Denzel

"Tetap saja itu konyol. Lihatlah akibat dari.perbuatanmu." Ucap raja Luke menekan sedikit luka Duke Denzel

"Sudahlah ayah tidak apa, semua sudah baik-baik saja." Ucap Duchess Felicia 

Suasana pagi berlalu dengan cepat dan penuh tawa tak terasa matahari mulai tampak tinggi. Saat ini Duke dan Duchess berada di taman guna membuang suntuk setelah beberapa hari hanya berdiam diri di kamar. Awalnya Duchess hanya ingin sendirian dengan kegiatan melukisnya, tapui Duke malah meminta ikut dengannya. Saat Duchess sibuk dengan kegiatan melukisnya datanglah Charlotte yang menggangu Duke memandangi wajah Duchess dari kejauhan

"Bibi memang sangat cantik paman." Ucap Charlotte

"Ya, kau benar." Ucap Duke Denzel yang tetap fokus pada Duchess Felicia

"Paman tau, semua mengkhawatirkan paman. Bahkan bibi terkadang sulit untuk tidur melihat paman yg tiba-tiba menggigil dan tenang seperti tidak bernyawa." Ucap Charotte

"Kau tidak mengarangnya kan Charlotte?" Tanya Duke Denzel

"Aku tidak pernah berbohong." Ucap Charlotte

"Paman aku pergi dulu. Jaga bibiku, aku ingin makan coklat." Ucap Charlotte

"Baiklah. Sana pergilah." Ucap Duke Denzel

Setelah mendengar perkataan keponakannya, rasa bersalah mulai menyeruak ke dalam hati Duke Denzel. Duchess yang merasa seperti sedang diperhatikan merasa risih dan membalikkan tubuhnya

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Sangat mencurigakan." Ucap Duchess Felicia

"Aku hanya membayangkan wajah penerusku nanti." Ucap Duke Denzel menjahili

"Omong kosong." Ucap Duchess Felicia

"Kau tau sepertinya ajal ku sudah dekat. Bahkan dengan racun seperti ini saja sudah membuatku tidak sadar selama berhari-hari." Ucap Duke Denzel

"Lalu kau ingin kita memiliki anak untuk meneruskan tahta mu?" Tanya Duchess Felicia

"Ya, benar." Ucap Duke Denzel

"Kau gila. Kau saja masih terluka sudah membicarakan yang tidak-tidak." Ucap Duchess

"Dari perkaaan mu arrtinya setelah aku sembuh kau mau mengandung anakku. Baiklah aku akan segera sembuh." Ucap Duke Denzel

"Tidak." Ucap Duchess Felicia meninggalkan Duke

"Kau mau kemana? Disini tidak ada pelayan. Siapa yang mengantarkan ku? Ini sudah saatnya mengganti perban." Ucap Duke Denzel

"Haishhh kau ini membuat kesal saja." Ucap Duchess Felicia

Duchess memapah Duke menuju ruangan mereka

Sesampainya di kamar Duchess dengan cepat membantu Duke untuk mengganti perban lama dengan yang baru

"Luka mu sudah cukup mengering. Mungkin akan segera sembuh." Ucap Duchess Felicia

"Baiklah besok kita laksanakan." Ucap Duke Denzel

"Mesum!" Ucap Duchess Felicia

"Melaksanakan kepulangan ke kediaman kita bukan seperti yang ada dipikiranmu." Ucap Duke Denzel

"Jangan-jangan kau memikirkan putra putri kita. Kalau begitu malam ini saja kita lakukan lagi pula luka ku sudah mengering." Ucap Duke Denzel

"Ayo kita lakukan." Ucap Duke Denzel dengan posisi berbaring dan tertawa

"Kau benar-benar gila. Aku tidak mengatakan aku menyetujui memiliki anak bersamamu." Ucap Duchess Felicia

"Kalau begitu akan kubuat kau menyetujuinya. Dan keinginan ayahmu juga tercapai." Ucap Duke Denzel

"Sahhh... aww...sakit sekali pelan-pelan Felicia. Kau sangat tidak sabaran." Ucap Duke Denzel menjahili

"Aku hanya menekan lukamu, kenapa suaramu terdengar seperti orang mesum." Ucap Duchess Felicia

"Hanya melatihmu." Ucap Duke Denzel

"Gila!" Ucap Duchess Felicia meninggalkan Duke Denzel

"Sudah lama aku tidak menjahilimu. Rasanya menyenangkan sekali." Batin Duke Denzel


Cold DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang