Bab XXXVII : Bodoh

62.8K 6.4K 27
                                    

"Anak-anak bahkan menggemari Duke. Sangat tak disangka dengan sikap kejamnya tadi. Semoga sifat mesumnya tidak ditiru." Batin Duchess

"Baiklah Duchess, saya permisi. Semoga hari anda menyenangkan dan sekali lagi terima kasih atas hadiahnya." Ucap nona muda Rexy menghentikan lamunan Duchess

"Baiklah." Ucap Duchess

"Mereka anak-anak yang lucu dan pintar ya Duchess." Ucap Marrie

"Ya, kau benar Marrie." Jawab Duchess dan melanjutkan acara melukisnya

Hari semakin sore, sinar jingga mulai meredup menandakan pergantian dengan sang bulan

"Selesai!" Ucap Duchess bangga

"Wah nyonya lukisan anda sangat indah." Ucap Marrie

"Benarkah?" Tanya Duchess

"Saya bersumpah." Ucap Marrie

"Baiklah. Aku ingin lukisan ini disimpan di tempat terbaik. Jangan sampai lukisan ini rusak." Titah Duchess

"Baik nyonya." Ucap Marrie

Saat akan berjalan meninggalkan taman, Duchess melihat Viscount Edco dengan luka-luka yang sepertinya masih baru

"Selamat sore Duchess." Ucap Viscount Edco

"Ya. Ada apa denganmu?" Tanya Duchess penasaran

"Hanya latihan dengan Duke." Jawab Viscount Edco

"Hanya kau saja?" Tanya Duchess

"Tidak Duchess. Bahkan prajurit dan tahanan juga." Jawab Viscount Edco

"Dimana dia?" Tanya Duchess

"Di lapangan pelatihan Duchess." Ucap Viscount Edco

"Baiklah. Segera obati lukamu." Ucap Duchess

"Ini pasti karena Issabel."

"Si bodoh itu melakukan hal tidak berguna."

"Semoga Jeff dan Rexy tidak melihat kelakuan bengisnya."

"Aku harus memastikannya."

"Hah, membuat pekerjaanku bertambah."

Batin Duchess kesal

Duchess berjalan menyusuri lorong dengan langkah tergesa-gesa. Ia tak mau melihat kedua anak suci tadi mengingat hal-hal mengerikan di usia yang masih dini.

"Sial! Mereka disana."

"Si bodoh ini juga mau menusuk para tahanan. Bodohnya, apa ia tidak memperhatikan sekelilingnya. Apa ia lupa bahwa hari ini harusnya menjadi pertemuan untuk membahas desa dan pastinya anak-anak dari para petinggi juga akan ada disini."

"Aku harus mengehentikannya!"

Batin Duchess

Disisi lain kedua anak yang sedang mengintip tak mengetahui keberadaan Duchess

"Lihatlah! Itu Duke! Dia sangat hebat! Teknik berpedang nya juga bagus! Tak salah aku mengaguminya, ayah saja kalah darinya." Ucap tuan muda Jeff membanggakan Duke

"Kak itu menyeramkan. Tapi Duke memang tampan! Aku menyukainya." Ucap nona muda Rexy

"kau ini, hanya tau tampan saja." Ucap tuan muda Jeff

"Tampan juga kelebihan. Semakin tampan semakin menarik!" Ucap nona muda Rexy tak mau kalah

"Sssst diamlah. Nanti kita ketahuan." Ucap tuan muda Jeff

"Kak apa yang akan dilakukan Duke terhadap orang itu? Apa ia akan dibunuh? Aku takut." Ucap nona muda Rexy

"Tidak mungkin. Mereka hanya latihan." Ucap tuan muda Jeff

"T-tapi..." Ucap nona muda þRexy

Saat duke akan menusukkan pedangnya ke salah satu tahanan, Duchess segera mengambil pedang dari salah satu prajurit dan menghentikan serangan tersebut

"Hentikan kelakuan bodohmu ini!." Ucap Duchess

Duke menatap Duchess yang menghentikan serangannya

"Bukan urusanmu!" Jawab Duke menurunkan pedangnya

"Tadinya tidak. Sampai aku melihat ada dua anak yang tak berdosa melihat kelakuan bodohmu." Ucap Duchess sembari mengarahkan matanya ke arah kedua anak tersebut

Duke mengikuti arah mata Duchess dan menemukan kedua anak tersebut. Ia menghentikan aksinya, ia juga memperdulikan tentang anak-anak. Hal-hal yang berbau kejam tidak mungkin dilakukannya di depan anak-anak

Disisi lain kedua anak tersebut merasa takut karena tatapan dari Duke

"Apakah Duke mengetahuinya?" Batin tuan muda Jeff

"Kak kenapa? Apa Duke melihat kita?" Tanya nona muda Rexy

"Aku juga tak tau Rexy." Ucap tian muda Jeff

"Sebaiknya kita pergi kak!" Ucap nona muda Rexy

"Kau benar! Ayo!" Ucap tuan muda Jeff

"Aku tak tau Duchess ahli dalam berpedang." Ucap nona muda Rexy sembari berjalan menyusuri lorong meninggalkan lapangan pelatihan

"Aku juga." Ucap tuan muda Jeff

"Duke dan Duchess pasangan yang hebat." Ucap nona muda Rexy

"Hmmm." Balas tuan muda Jeff

Count Alexander Waxy dan pengawal Marchell yang sedari tadi menunggu kedua anak tersebut mulai merasa kesal

"Dimana mereka?" Tanya Count Alexander Waxy

"Mungkin masih dalam perjalanan tuan." Jawab pengawal Marchell

"Tadi adiknya, sekarang kakak dan adik. Mereka membuatku pusing." Ucap Count Alexander Waxy

"Itu mereka tuan!" Seru pengawal Marchell

"Halo ayah." Ucap putri dan pangeran Waxy

"Kalian darimana saja? Sudah waktunya kita berangkat. Hari sudah mau gelap." Jelas Count Alexander

"Maaf ayah. Kami terlalu asik mengelilingi istana." Ucap kedua anak tersebut

"Hmmm baiklah. Ayo kita berangkat." Ucap Count Alexander

Semua petinggi yang menghadiri rapat tadi pagi mulai meninggalkan kerajaan Legion. Kali ini mereka pergi tanpa diantarkan Duke. Mereka paham bagaimana keadaan hati sang Duke

Cold DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang