Bab XXXV : Akhir

68.7K 7.3K 50
                                    

"Buang mayat kedua orang ini ke dalam hutan! Berikan pada hewan liar disana!" Ucap Duke lantang

Pertemuan yang harusnya membahas keadaan desa malah menjadi akhir kehidupan selir Issabel. Dari atas sana Duchess melihat semuanya, bahkan saat ini ia melihat Duke yang tidak berekspresi. Apakah itu tandanya sedih atau murka, Duchess tak tau dan tak terlalu memikirkannya. Yang ia tau bahwa musuhnya mati dengan mengenaskan.

"Marrie mari kita pergi. Acaranya sudah selesai." Ucap Duchess

"Baik nyonya." Ucap Marrie

Saat akan kembali, ada suara yang berteriak lantang. Sehingga semua orang yang hendak meninggalkan lapangan berbalik kembali.

"Kau telah membunuh kedua anakku. Kau tak punya hati. Aku akan membunuhmu!" Teriak Baron Feron Ruffin mengarahkan pedang ke arah Duke Denzel.

Namun serangan tersebut digagalkan Viscount Edco, ia berada di antara kerumunan orang-orang dan segera menahan serangan tersebut.

"Tangkap Baron Feron Ruffin dan kurung di dalam penjara. Berani sekali menyerangku dengan cara yang tidak etis! Ini semua kesalahan anak-anakmu. Cintamu membutakan semua perlakuan mereka." Ucap Duke

Semua pengawal segera melaksanakan perintah Duke dan menggiring Baron Feron ke dalam penjara

"Lebih baik aku mati daripada harus berada di dalam penjara busukmu!" Teriak Baron Feron Ruffin

"Akan saya kabulkan." Ucap Duke dan menusuk Baron Feron Ruffin

Setelah semua hukuman itu, Duke berteriak memperingatkan para petinggi

"SIAPAPUN YANG BERANI MELAKUKAN PEMBERONTAKAN DAN PENGKHIANATAN AKAN DIHUKUM MATI TANPA MENGENAL AMPUN!!!" Teriak Duke

"Kekejaman yang brutal." Batin Duchess

"Ayo Marrie." Ucap Duchess

Duchess dan Marrie segera meninggalkan podium dengan hati yang gembira dan bersenandung kecil

"Mengapa anda bersenandung nyonya?" Tanya Marrie

"Karena cuaca bagus." Ucap Duchess tersenyum kecil

"Cuaca seperti biasanya. Tidak mungkin nyonya bersenandung karena itu. Mungkin nyonya senang karena kematian Selir Issabel. Agak mengerikan memang, tapi dia pantas mendapatkannya. Selama ini telah membuat nyonyaku menjadi buruk dimata rakyat dan Duke. Rasakan!" Batin Marrie

Saat berjalan melewati lorong, Duchess tiba-tiba berhenti. Kejadian tersebut membuat Marrie manabrak badan Duchess

"Aduh." Ucap Duchess

"Maaf nyonya saya tidak sengaja." Ucap Marrie meminta maaf

"Baiklah tak apa." Ucap Duchess

"Kenapa nyonya berhenti tiba-tiba?" Tanya Marrie yang penasaran dengan kelakuan Duchess yang berhenti tiba-tiba

"Itu, lihat disana, bukankah itu tuan dan nona muda keluarga Waxy?" Ucap Duchess sembari menunjuk ke arah lapangan pelatihan

"Dimana?" Tanya Marrie

"Itu di lapangan pelatihan. Di pinggiran itu." Ucap Duch dan Marrie terus mencari mereka dengan matanya

"Benar nyonya. Itu mereka." Ucap Marrie

"Apa yang mereka lakukan?" Tanya Duchess

"Mungkin hanya berkeliling." Ucap Marrie

Duches menganggukkan kepalanya yang mengartikan perkataan Marrie ada benarnya

"Oh ya Marrie, bawakan alat lukis ke tamanku. Aku ingin menyelesaikan hadiahku tepat waktu." Ucap Duchess

"Baik nyonya." Ucap Marrie

Duchess segera pergi ke taman Betsle dan Marrie pergi menyiapkan yang diperintahkan Duchess.

"Kak Jeff ayolah kita pergi. Aku bosan melihat lapangan pelatihan. Aku ingin melihat yang cantik-cantik. Apalagi ini kediaman Duke Denzel yang sangat besar." Ucap nona muda Rexy yang bosan dengan pemandangan dihadapannya

Tuan muda Jeff tak mendengarkan ocehan nona muda Rexy. Akhirnya nona Rexy memutuskan untuk pergi sendiri menjelajahi istana

"Baiklah. Aku pergi." Ucap nona muda Rexy

Nona muda Rexy mulai melangkahkan kakinya. Ia berjalan kemana saja, menghitung setiap langkah kaki yang ia pijak.

100

101

102

103

104

105

10...

"Eh bukannya itu Duchess? Sedang apa disitu?" Tanya nona muda Rexy penasaran

"Lebih baik aku kesana." Ucapnya

"Marrie sebaiknya aku melukis apa? Taman ini? Atau kerajaan? atau...." Tanya Duchess kepada Marrie

"Saya rasa Duchess lebih baik melukis pasar dengan background kerajaan." ucap suara anak kecil menghentikan perkataan Duchess

Duchess dan Marrie yang mendengar perkataan tersebut langsung mengarahkan kepala mereka ke arah si pembicara. Dan mereka mendapati nona muda Rexy

"Hmmm mengapa begitu?" Tanya Duchess

"Karena Raja Luke akan bangga dan senang melihat perkembangan rakyatnya. Rakyatnya hidup dengan senang dibawah pemerintahan kerajaan." Ucap nona muda Rexy bijak

"Luar biasa! Idemu sangat luar biasa." Ucap Duchess menyetujui semua gagasan nona muda Rexy

"Baiklah. Ini untukmu. Kudapan lezat sebagai hadiah." Ucap Duchess

"Wah pie coklat." Ucapnya senang

"Dan ini, bros dariku sebagai penghargaan atas jasamu." Ucap Duchess sembari memberikan bros miliknya

"B-Benarkah? Aku boleh memilikinya?" Tanya nona muda Rexy tak percaya

"Iya. Ini untukmu." Ucap Duchess

"Terima kasih Duchess." Ucap nona muda Rexy dan memeluk Duchess

Nona muda Rexy menikmati cemilannya dan Duchess melanjutkan kegiatan melukisnya.

"Duchess sangat manis. Aku harap ia segera mendapat putra/putrinya sendiri." Batin Marrie

Cold DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang