Part Nine🐥

1.5K 240 15
                                    

Reza sedang menunggu di sekitaran halte bus dekat sekolahnya akan tetapi hujan tiba-tiba saja mengguyur kawasan itu sehingga membuat Reza kesusahan untuk pulang kerumahnya, dan alhasil sekarang Reza sedang meunggu seorang diri di halte bus tersebut

"Ahh sialan tuh makhluk astral, ngapain coba pake acara sembunyiin motor gue" kesal Reza sembari memperhatikan rintikan hujan

Saat sedang termenung Reza mendengar suara petir betapa kagetnya Reza ketakutan ia segera bersembunyi dibalik jaketnya dan menanggis, baginya suara petir merupakan suatu kesialan seumur hidupnya

"Hikkss takut...."tangis Reza pecah dan ia sengugukan

Dilain tempat, disela-sela meeting Adnan melihat kearah luar jendela dilihatnya sedang hujan deras, dan ada suara petir yang mengelegar awalnya Adnan tidak berfikir apa-apa akan tetapi tiba-tiba ia teringat akan Reza yang harus pulang dengan siapa

"Geri tolong gantiin saya disini dan berikan kunci mobil kamu cepatt" ujar Adanan dengan nada pelan pada sekretarisnya

"Buat apa bos?" Tanya Geri ragu-ragu

"Udah saya ada urusan lebih penting" jawab Adnan dengan nada khawatir

Geri yang tidak bisa membantah lagi pun memberikan kunci mobilnya sedangkan Adnan ia pergi keluar begitu saja, biarkan mau orang menganggapnya tidak sopan Adnan tidak perduli yang terpenting sekarang Rezanya, apakah sudah pulang atau belum, Adnan berjalan tergesa-gesa menuju bassement sesampainya disana Adnan langsung mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata sepanjang perjalanan pikirannya kalut memikirkan Reza, perasaannya tidak enak, saat sudah memasuki kawasan sekolah tanpa sengaja netranya menangkap seseorang yang dilihatnya sedang berlindung dibalik jaketnya, tanpa basa-basi Adnan menghampirinya

"Rezaa, apakah kamu Reza?" Tanya Adnan sedikit ragu

Reza sedari tadi hanya bisa menanggis ketakutan sembari mulutnya mengucap nama Adnan, tetapi tidak lama dari situ Reza mendengar seseorang memanggilnya sontak Reza langsung memeluk orang tersebut dan menanggis sejadi-jadinya

"Hikksss...aku takut petirr hiksss" tanggis Reza pecah dalam pelukan Adnan

Adnan yang melihat itu merasa bersalah karena sudah meninggalan Reza begitu saja, dan ia langsung menenangkan Reza

"Heii its oke saya disini Reza" jawab Adnan sambil mengelus-elus pundah Reza

Reza terus memeluk Adnan dengan erat sembari menanggis untuk saat ini dia tidak peduli siapapun yang dipeluknya paling tidak sekarang ia sudah tidak ketakukan lagi karena sendiri, sedangkan Adnan yang merasa badan Reza hangat segera mengajak Reza untuk pulang

"Reza ayo kita pulang, kamu nanti sakit badan kamu sudah hangat yah kita pulang yah" jelas Adnan

"Hiksss...jangan pergi tinggalin Reza, aku takut hikss" jawab Reza dengan nada yang masih bergetar dan makin menguatkan pelukannya

"Heii its oke saya gaakan tinggalin Reza, sekarang ayo pulang yah baju kamu basah ''saya tidak akan pernah meninggalkan kamu Reza selamanya' batinnya " Jelas Adnan menenagkan Reza

Merasa tak ada respon dari Reza, Adnan melihat wajah Reza sudah pucat dan segera membawa Reza kedalam mobil, saat ini hujan sudah lumayan Reda jadi Adnan membawa Reza kedalam mobilnya dan akan menghantarkan Reza kerumahnya, Adnan mendudukkan Reza dilihatnya Reza sangat pucat ia segera membuka jasnya dan memaikannya pada Reza lalu ia menancapkan gassnya menuju rumah Reza

Tokk...Tokk...Tokkk

Adnan megetuk pintu rumah Reza dengan Reza yang berada di gendongannya seperti koala, dan tidak menunggu lama munculnya seorang wanita paruh bayah dari dalam rumah

Jodoh 100%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang