Bab 5

1K 196 40
                                    

Sepuluh tahun yang lalu menjadi momen yang sulit terlupakan oleh Kim Sohyun. Bagi gadis yang berumur 17 tahun itu, menyukai lawan jenis adalah hal yang normal. Malah mendebarkan dan cukup menyenangkan. Kim Sohyun mungkin bukan gadis terkenal seperti seseorang yang ia suka. Hanya saja, ia punya banyak teman di sekelilingnya. Kelakuannya terkadang nyentrik, ia mudah bergaul dengan siapa pun tanpa terkecuali.

Kim Sohyun adalah orang yang nekat. Tidak pernah ragu-ragu ketika memutuskan sesuatu dan ujung-ujungnya berakhir penyesalan. Sama seperti keputusannya untuk menyatakan cinta pada teman seangkatannya yang bernama Kim Taehyung. Meski banyak yang menghalaunya, mengatakan kalau ia dan Taehyung tidak cocok satu sama lain, Sohyun tidak peduli. Hanya dia yang mengerti perasaannya sendiri jadi ia tak butuh dinasehati.

Di lapangan basket indoor, sepulang sekolah, Sohyun menghampiri Taehyung berbekal cokelat batang yang ia beli dengan uang hasil menabung. Kebiasaan laki-laki itu sudah Sohyun hapalkan di luar kepala. Setiap Rabu dan Kamis, Taehyung akan menghabiskan sebagian waktunya bersama teman-teman satu geng untuk bertanding basket. Tentu saja mereka tak sendirian, banyak mata yang menonton pertandingan itu. Terlebih cewek-cewek dari berbagai kelas. Mereka menyoraki Taehyung yang tampak keren saat berkeringat.

Ajaibnya, Sohyun tak gugup sama sekali. Ia yakin dengan rencananya. Tanpa dukungan siapapun, Sohyun berlari ke tengah lapangan tepat setelah Taehyung menyelesaikan aktivitasnya. Semakin banyak yang lihat, semakin bagus. Begitulah kira-kira yang menjadi motivasinya sebelum menyatakan perasaan.

"Kim Taehyung!" teriaknya yang berjarak tiga meter dari laki-laki itu.

Seisi lapangan basket langsung senyap. Beberapa berbisik-bisik, menebak apakah si Gila Sohyun benar-benar akan menyatakan cintanya pada Pangeran Taehyung. Sohyun yang menyukai Taehyung sudah jadi rahasia publik. Semua tahu karena gelagat gadis itu yang dengan terang-terangan selalu melirik Taehyung, mengikuti Taehyung ke manapun Taehyung pergi—kecuali toilet—bahkan mengetahui segala informasi mengenai lelaki itu, termasuk alamat rumah dan akun media sosialnya. Benar! Segila itulah Sohyun, orang-orang mengecapnya terlalu fanatik. Tapi Sohyun bukan penguntit atau stalker. Setidaknya ia tak seburuk itu. Namun tetap saja, ada orang yang berpikir bahwa gadis itu penguntit.

"Kau pasti mengenaliku, kan? Kita pertama kali bertemu dua tahun lalu saat upacara penyambutan siswa baru."

"Lalu?" jawab Taehyung singkat.

Walaupun ditatap remeh oleh Taehyung, nyali Sohyun tak menciut sedikit pun. Gadis itu malah tambah berkobar-kobar, tidak sabar ingin menembak orang yang ia suka.

"Sejak itu, aku menyukaimu. Aku menyukaimu pada pandangan pertama!"

"Ya, sudah banyak yang bilang begitu padaku. Terus apa maumu?"

Sohyun melebarkan senyuman. Mempertontonkan deretan giginya yang rapi, mengulurkan cokelat batang yang ia bawa.

"Jadilah pacarku!"

Suaranya menggema ke berbagai sudut, orang-orang yang menonton langsung heboh. Sohyun memejamkan matanya sambil menanti jawaban Taehyung. Karena tak kunjung mendapat jawaban, Sohyun pun membuka matanya. Dilihatnya Taehyung masih berdiri di hadapannya dengan ekspresi biasa. Lelaki itu menghela napas. Lalu berbicara kepada temannya.

"Katakan padaku, sudah yang ke berapa untuk hari ini?"

"Empat, Tae. Dengan anak ini, maka terhitung sudah lima."

"Kau dengar? Sudah lima orang yang menembakku hari ini. Dan kau tahu apa jawabanku pada mereka?"

Sohyun mengangguk percaya diri.

"Ya, kau menolak semuanya. Aku tahu."

"Terus, kenapa kau masih berani menyatakan cintamu padaku? Apa alasanmu?"

DECADE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang