Bab 20

769 147 36
                                    

"Sudah bangun?"

Taehyung membuka kelopak matanya yang terasa berat. Kepalanya juga sangat pening. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Sohyun dengan wajahnya yang panik.

"Di mana aku?" tanyanya sedikit parau.

"Kau ada di hotel. Kau pingsan kurang lebih dua jam. Bagaimana kondisimu sekarang?"

"Pusing."

"Istirahatlah, jangan banyak bergerak. Aku akan membawakan makanan. Kau makanlah, lalu minum obatmu."

"Kau mengkhawatirkanku?"

"Jelaslah! Kau tiba-tiba ambruk, bikin orang takut saja!"

"Jangan marah-marah sama orang sakit."

"Kelepasan. Habisnya, kau ...." Sohyun mengurungkan kalimatnya. Ia sedang tidak ingin berdebat. Tapi, yang namanya Taehyung selalu memancing-mancing masalah.

Pihak hotel yang cepat tanggap menyediakan makanan, perlahan mengubah situasi Sohyun dan Taehyung yang amat canggung. Mengalihkan pembicaraan, Sohyun pun meminta Taehyung untuk segera mengisi perutnya. Sohyun menyerahkan mangkuk dengan isi sop sayur-sayuran itu. Namun, Taehyung tak menunjukkan reaksi apapun.

"Ambil! Kok diam saja?"

"Apa kau tega membiarkan orang sakit makan dengan tangannya yang lemas ini?" Taehyung menggerakkan lengannya seperti gerakan rumput laut.

"Ah, itu ...."

"Suapi aku."

"Tidak! Aku kan bukan ibumu!"

Taehyung sedikit terkejut mendengar ucapan Sohyun. Namun dengan cepat, ia mengubah raut wajahnya.

"Sekali ... saja kau menjadi ibuku. Aku sedang tidak mampu makan sendiri."

"Jangan bohong, aku tahu, kau hanya mengelabuhiku kan?"

"Anggap saja, ini sebagai hadiah untukku."

"Hadiah? Kenapa aku harus memberimu hadiah?"

"Karena aku menunjukkan penampilan terbaikku di atas panggung."

Taehyung tidak salah. Memang sepantasnya Sohyun memberi pria itu sesuatu sebagai bentuk penghargaan. Apalagi, Taehyung sampai sakit juga karena banyak berlatih untuk membuatnya puas. Cuma menyuapi kan? Ini mudah saja.

"Hah, baiklah. Aku suapi."

Merasa menang, Taehyung bersorak dalam hati. Seorang Kim Sohyun berhasil ia kalahkan! Kemenangan apa lagi yang lebih berharga daripada ini?

"Masih panas," keluh pria itu.

"Terus maumu apa? Memang sopnya baru dimasak."

"Tiup dong."

"Tiup sendiri! Kau kan bukan anak kecil."

"Tapi kau kan sedang bermain peran sebagai ibuku. Ibu ... tolong tiup sopnya, biar aku tidak kepanasan...."

Sohyun merasa geli mendengar Taehyung memanggilnya ibu. Pria aneh, pikirnya. Seolah dapat membaca pikiran Sohyun, Taehyung pun menyahut.

"Kenapa mukamu begitu? Kau berharap aku memanggilmu 'Sayang' ya? Oke, kalau gitu kita bermain peran jadi suami–istri."

"Udah deh, makan saja! Jangan banyak bicara, yang panas jadinya malah telingaku kan?!"

"Oh ya? Bukan telingamu, sepertinya malah pipimu yang panas. Merah tuh...."

"Kim Taehyung?!"

"Ekhem." Terdengar dehaman dari seseorang yang sejak tadi berdiri di belakang Sohyun. Menyaksikan pertikaian kecil kedua orang itu.

DECADE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang