Bab 25

840 143 44
                                    

Sohyun ambruk di atas kasurnya yang empuk. Meraup udara begitu rakus tak kala suara debaran jantungnya kian menggema. Cukup. Ini pasti karena ia terlalu kaget pada tindakan Taehyung yang tiba-tiba mencumbunya. Benar, kan? Tak tahu pada siapa wanita itu harus bertanya, otaknya dipenuhi oleh Taehyung. Padahal, ia ke sana untuk mendapatkan pencerahan, bukannya kejutan!

Sohyun tidak mau pusing-pusing memikirkannya. Lagi pula, ia menghirup aroma alkohol dari mulut Taehyung. Sudah pasti pria itu mabuk, makanya lepas kendali. Kali ini, Sohyun berinisiatif memaafkannya. Tetapi jika lain kali pria itu menciumnya tanpa aba-aba atau tanpa seizinnya, Sohyun tak akan tinggal diam!

"Aneh, padahal sudah berlalu. Tapi, bibirnya masih dapat kurasakan."

Sohyun mengusap-usap permukaan bibirnya beberapa kali. Bekas ciuman Taehyung seakan-akan permanen. Tadi itu, kalau saja Sohyun tidak buru-buru kabur dan menghindar, apa yang akan terjadi?

"Tidak, tidak, tidak! Apa sih yang aku bayangkan! Gara-gara bergaul dengannya, pikiranku jadi ikutan kotor! Huh, Kim Taehyung sialan!"

Kim Sohyun tidak tahu saja, bahwa ciuman yang dilancarkan Taehyung tadi atas dasar kesadaran. Pria itu kini termenung sambil menenggak kaleng bir yang tersisa di apartemennya. Gila. Kepalanya diselimuti oleh kata-kata itu. Setelah ribuan kali mencoba merasionalkan, ia merasa tidak ada jawaban lain selain suka.

Aku suka padanya? Masa sih?

"Nggak mungkin!" denialnya sekali lagi. "Ya, pasti karena itu! Udah lama aku nggak main cewek, makanya aku jadi gila! Haha, bahkan bibir wanita yang biasa saja itu sampai-sampai kelihatan indah di mataku. Gila!"

Benar. Taehyung menghindari wanita sejak kepulangannya dari Jepang. Pernyataan bahwa ia mulai melibatkan Sohyun dalam setiap pengambilan keputusan itu tidak sepenuhnya salah. Akhir-akhir ini, pria itu jadi penurut. Sohyun melarangnya untuk berhubungan dengan banyak wanita juga ia patuhi. Tetapi inilah dampaknya. Karena terbiasa mencium para wanitanya, Taehyung malah melampiaskan hasratnya pada Sohyun. Itu menjadi dugaan yang kuat atas apa yang ia perbuat pada Sohyun beberapa saat lalu.

Sekarang Taehyung bingung, harus bersikap seperti apa besok ketika mereka berpapasan. Pura-pura tidak tahu? Jangan-jangan malah canggung.

Nggak tahu lah! Pokoknya, lupakan dulu kejadian hari ini. Mau besok seperti apa, hadapi saja seadanya!

***

"Kau nggak mau turun?" tegur Seojun. Mobil mereka sudah sampai di depan gedung El-Roux, tetapi Taehyung malah bergeming.

Lebih tepatnya, mata pria itu tertuju pada mobil lain yang terparkir di seberang. Berkat kaca jendela yang terbuka, Taehyung jadi tahu siapa pria yang ada di mobil tersebut.

Cih, pendekatan. Gesit juga dia.

"Hyung, sepertinya rekan kerja kita hari ini bakal 'sibuk'. Sebaiknya, kita ke kantor agensi saja."

"Apa? Miss Elena ada rapat penting?"

Taehyung mengulas senyum. "Mungkin. Malah kayaknya lebih penting itu daripada urusan kerjaan dengan kita."

"Oh, begitu. Ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Kita ke gedung agensi sekarang."

Seojun memutar balik arah tanpa mempertanyakan kembali kalimat Taehyung. Berhubung Sohyun dan Taehyung cukup dekat dan akrab, Seojun mempercayai jika Taehyung mengatakan bahwa wanita itu sedang ada urusan penting lainnya.

DECADE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang