Kim Sohyun telah berpakaian rapi. Dengan kaca mata hitamnya, ia memberanikan diri untuk melangkah ke suatu tempat. Sampai akhirnya ia berhenti ketika melihat seorang pria sedang berjongkok dan meminum soju di samping makam ibunya.
Kenapa harus hari ini aku bertemu dengannya?
Sohyun baru akan berbalik dan meninggalkan makam, namun tiba-tiba saja pria itu menyadari keberadaannya dan memanggil namanya.
"Sohyun, putriku!"
Sohyun terpaksa memperlambat langkahnya. Ia tak ingin bertemu ayahnya, tetapi Sohyun teringat kata-kata bibinya bahwa sudah saatnya Sohyun menghadapi masa lalu untuk menghilangkan traumanya. Ia tidak boleh terus bersembunyi dari masalah.
"Nak?"
Ketika menghadap ke belakang, ayahnya sudah berdiri tepat di hadapan. Dengan wajah yang begitu melas, ayah Sohyun meraih kedua tangan putrinya. Ia bahkan sampai berlutut dan menangis, seakan-akan sangat menyesali perbuatannya dulu.
"Maafkan Ayah.... Maafkan Ayah yang sudah menyakiti kalian."
Sohyun menahan air matanya. Bagaimana dulu ayahnya meninggalkan dan menganiaya sang ibu, semua itu tergambar jelas di ingatan. Sejujurnya, hati Sohyun masih berat untuk memberikan kata maaf. Permintaan maaf itu bagi Sohyun terasa terlalu ringan untuk dibandingkan dengan penderitaan yang pernah ia dapatkan dengan sang ibu. Tetapi kali ini, Sohyun ingin membiarkan ingatan buruknya berlalu.
Ibunya begitu mencintai sang ayah. Aunty Sofia menitipkan sesuatu sebelum Sohyun berangkat ke Seoul. Itu adalah benda yang harus ia serahkan pada ayahnya ketika mereka bertemu. Tetapi Sohyun tidak menyangka bahwa pertemuan itu terjadi sekarang, di saat dirinya belum cukup siap.
"Bangunlah. Aku tidak mau dikatakan sebagai anak yang buruk kalau membiarkan Ayah berlutut seperti ini."
"Nak ...." Pria tua itu mendongak. Meskipun tak menatap balik wajahnya, ayah Sohyun merasa senang mendengar panggilan Sohyun terhadapnya.
Hatinya merasa sedikit lega. Putrinya yang mengabaikannya, sekarang sudi membalas kalimatnya.
"Apa yang Ayah lakukan di makam Ibu?"
"Ayah ingin menemui Ibumu karena Ayah telah berdosa padanya. Ayah ke sini untuk meminta maaf, dan mendoakan yang terbaik untuknya."
"Baguslah jika Ayah punya pemikiran itu. Ayah harus tahu, kami sangat menderita ketika Ayah meninggalkan kami demi perempuan lain," ucap Sohyun dengan begitu kecewa.
"Maafkan Ayah...."
"Ya, memang sudah sewajarnya Ayah meminta maaf. Tapi ... Sohyun butuh waktu untuk menerima Ayah. Sohyun harap, Ayah memakluminya."
"Ayah paham. Ayah mengerti. Bahkan Ayah merasa tidak pantas untuk kau maafkan. Ayah sangat berterima kasih kau mau menemui Ayah dalam kondisi seperti ini. Ayah yang merasa malu. Kau tidak perlu memaafkan Ayah kalau kau mau. Ayah akan menanggung semua kebencianmu."
Sohyun membuang napasnya.
"Memang Sohyun membenci Ayah. Tetapi, bagaimana mungkin Sohyun terus membenci Ayah sementara Ibu sangat mencintai Ayah meskipun harus pergi dengan cara yang tidak baik?"
"Apa maksudmu, Nak?"
"Ibu menitipkan sesuatu sebelum dia pergi. Untuk Ayah."
***
"Nih. Buat kalian."
Sepulang dari kantor, Taehyung meluangkan waktu untuk sahabatnya. Taeyong tiba-tiba menghubunginya dan meminta untuk bertemu malam ini. Karena tempat perkumpulan mereka adalah Rkive Club, Taehyung pun menolak. Ia berkata jujur bahwa dirinya sedang menghindari pergi ke club dengan alasan apapun. Alhasil, mereka memilih salah satu restoran yang juga sering mereka kunjungi di waktu senggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECADE ✓
RomanceElena, seorang fashion designer super sibuk yang umurnya kini menginjak 27 tahun. Wanita asal Seoul bernama asli Kim Sohyun itu telah lama pindah dan menetap di London, dilatarbelakangi oleh pengalaman cintanya yang gagal di masa SMA dan masalah kel...