Bab 35

616 104 34
                                    

Kedua bibir itu tak berhenti beradu. Taehyung yang seolah ingin melimpahkan seluruh hidupnya pada Sohyun, mencecap bibir wanita itu dan merasakannya dalam-dalam. Ciuman yang tadi terasa lembut dan hangat, perlahan berubah tergesa-gesa. Bak kehausan, Taehyung memagut Sohyun sampai dahaga pria itu terpuaskan.

Kedua pasang mata tersebut saling memejam, gairah satu sama lain saling tak tertahankan. Kim Sohyun tidak tahu bahwa balasan ciumannya beberapa saat lalu membuatnya berakhir terbaring di atas rerumputan. Dengan pemandangan wajah Taehyung yang ia lihat dari bawah, dengan kedua lengan kekarnya yang mengurung Sohyun di tengah-tengah. Background langit yang keunguan menjadi saksi tersendiri, menampilkan siluet hitam tubuh Taehyung yang entah bagaimana tampak begitu seksi.

Kim Sohyun meraih tengkuk Taehyung, mendekatkan kembali wajah mereka yang sempat menjauh demi meraup udara agar paru-paru tak sesak. Kim Taehyung terlihat terkejut pada awalnya, namun ia melupakan hal itu seketika menyaksikan ekspresi Sohyun yang tampak mendambakan bibirnya.

"Hah ... hah, Sohyun ...."

"Jangan berhenti, Kim Taehyung. Kau yang memulainya. Dan aku belum merasa puas," ujar Sohyun.

Di sela-sela pergulatan itu, Taehyung tersenyum. Suasana mulai gelap, lampu taman di halaman depan pun mulai menyala tetapi itu tak menghalangi Taehyung dalam menemukan titik bahagianya. Melakukan ciuman di tempat terbuka, disaksikan langit dan bintang-bintang, bukankah itu terkesan romantis? Setidaknya, Taehyung ingin merasakannya minimal sekali dalam seumur hidup bersama pasangan yang sungguh-sungguh ia cintai ini.

"Kau tidak kedinginan? Bagaimana kalau kita masuk sekarang?" Taehyung menarik diri dan menanyakan kondisi Sohyun.

Jujur saja, sebenarnya Taehyung tidak peduli apabila angin malam membekukan tubuhnya. Karena ciuman Sohyun cukup panas untuk menghangatkannya. Taehyung menyukai sensasi tersebut. Tetapi, ia tidak boleh serta merta mengedepankan kehendaknya sendiri. Tetap, pendapat Sohyun adalah hal yang utama untuk saat ini.

"Mau melanjutkannya?"

Taehyung tersentak. Posisi mereka tak beralih sedikit pun. Kim Taehyung masih berada di atas tubuh Sohyun, menumpu berat badannya dengan dua lengan yang kokoh.

"Itu perintah atau penawaran?"

"Bagaimana kalau perintah?"

Kim Taehyung bangkit, mengangkat tubuh Sohyun dalam sekali gerakan—membuat Sohyun terkejut bukan main—lalu menggendongnya menuju ke dalam villa.

"Hei! Turunkan aku! Bagaimana kalau ada yang lihat?"

"Bagaimana apanya? Aku tidak peduli. Toh, kita tidak kenal siapapun di sini." Taehyung menyeringai.

"Lalu, Taeyong dan Chaerin? Kalau mereka melihat kita, bagaimana?"

"Abaikan saja."

"Kim Taehyung!" Taehyung mengecup bibir Sohyun yang begitu cerewet. Wanita itu sukses terdiam.

"Meskipun dunia ini mau kiamat, aku tidak peduli. Asal aku bersamamu, itu sudah lebih dari cukup."

Tanggapan Taehyung lantas menjadikan Sohyun bungkam. Apakah artinya pria itu kini bisa diandalkan? Seorang playboy yang ahli melancarkan rayuannya bahkan pada wanita yang baru saja ia temui, berkata sesuatu yang alih-alih menjanjikan—justru menggelikan—itu sungguh mencintai dirinya? Sohyun tak akan mengelak pada hatinya. Ia yakin, sosok bernama Kim Taehyung itu telah menguasai hati dan pikirannya. Tetapi, Sohyun masih ragu jika suatu saat nanti mereka akan melanjutkan hubungan. Sohyun belum sepenuhnya mempercayai kesetiaan seorang Kim Taehyung. Bagaimana kalau di tengah-tengah hubungan, pria itu mendua?

DECADE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang