Sohyun merasakan tekanan yang sama seperti yang ia alami dulu ketika bunga sakura berguguran dan jatuh menyentuh puncak kepalanya. Seperti ketika desiran aneh menyelimuti perasaan, membutakannya untuk sesaat dari rasa terganggu dan dendam dari masa lalu. Sosok pria di depannya, menjelma menjadi seorang Apollo. Memikatnya dalam gelombang penuh muslihat yang memang Sohyun sadari sejak awal. Menjebaknya dalam kata cinta yang ia sendiri tidak tahu apakah ia mengalaminya.
Taehyung mempesona. Kedua bola matanya berbinar di bawah kristal chandelier yang keemasan. Bibirnya merekah meskipun Sohyun tahu, itu bagian dari perawatan. Tetapi, tanpanya pun Sohyun percaya, ketampanan Taehyung tidaklah nyata. Sohyun kesulitan bernapas hanya dengan mengamatinya saja.
Kim Taehyung tak membiarkan jantung Sohyun tenang. Jemarinya yang panjang dan lentik, menyentuh helai-helai rambut kehitaman milik wanita itu. Menghirupnya dalam seraya melontarkan kalimat-kalimat yang sebelumnya Sohyun anggap terlalu receh. Entah bagaimana, butir kata demi kata yang Taehyung keluarkan semakin terdengar berkelas. Sohyun puas bahkan hampir bersemu dibuatnya.
"Di sini cuma ada kita berdua. Kau tahu, apa yang akan terjadi jika seorang pria dan wanita berduaan di satu ruang."
"Apa yang kau inginkan?"
"Kalau aku bilang, mungkinkah kau akan mengabulkannya?"
Sohyun tahu, ia salah sudah memancing pria itu. Dengan berperan sebagai jin yang dapat mewujudkan segala keinginan, justru akan mengundang keagresifan dan keliaran seorang Kim Taehyung. Seperti saat ini, dimana perlahan tetapi pasti, Taehyung mulai mengidamkan bibir lembut milik Sohyun dengan terus menatap dan memainkan jari di atasnya.
Cukup lama termenung, hingga akhirnya Taehyung nyaris menempelkan labiumnya pada milik Sohyun. Sohyun terkejut dan tanpa sadar menyenggol cangkir tehnya yang ada di atas meja. Suara pecahan kaca langsung memecah suasana. Sohyun buru-buru bangkit dari posisi berbaringnya. Oh, setidaknya ia jadi punya alasan untuk menghindari buaya itu.
"Ehm, aku akan membereskannya," paniknya selagi mempersiapkan tubuh untuk berdiri.
Taehyung terlihat kecewa. Ia menghela napas panjang. Ditatapnya Sohyun yang sedang memunguti beling. Taehyung berjingkat tak kala mendengar rintihan suara Sohyun yang kesakitan akibat jari tangannya tergores pecahan kaca. Darah merah pun mengucur, membuat Taehyung dilanda panik.
"Astaga! Hati-hati dong!"
Taehyung menuntun Sohyun berdiri, pergi menjauhi kekacauan. Ia mendudukkan Sohyun di sisi lain sofa.
"Ah, sial—"
Belum sampai umpatan Sohyun terlontar, pergerakan Taehyung yang tiba-tiba membuat Sohyun bertambah gugup. Taehyung memasukkan jari Sohyun yang berdarah ke dalam mulut, menghisapnya hingga bekas cairan merah itu tak tersisa.
"Sudah baikan?" tanya Taehyung. Alih-alih menjawab, Sohyun malah terdiam membeku.
Menyadari bahwa kesempatan muncul kembali, Taehyung menyunggingkan senyum. Ia duduk menempel di sebelah Sohyun, mengangkat jari telunjuk wanita itu—yang tadi terluka—lalu memasukkannya lagi ke dalam mulut. Rasa asin darah berbaur dengan manis gairah. Sorot tajam mata Taehyung yang meneliti wajah Sohyun, seketika membuat wanita itu terlena. Sohyun mengerang. Sebuah desahan lolos dari bibirnya, membuat Taehyung semakin semangat menggodanya.
Sohyun pun mulai kesulitan mengatur napas. Taehyung telah membebaskan jarinya namun aktivitasnya langsung diganti dengan mendorong kedua bahu Sohyun sehingga Sohyun terlentang di atas sofa. Taehyung merangkak naik ke atas tubuhnya.
Samar-samar tercium aroma musk yang menguar dari setiap inci tubuh Taehyung. Semakin ia mendekat, aroma tersebut semakin kuat menyeruak masuk ke indera penciuman Sohyun. Aroma yang manis dan lembut, menambah image Taehyung menjadi lebih maskulin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECADE ✓
RomanceElena, seorang fashion designer super sibuk yang umurnya kini menginjak 27 tahun. Wanita asal Seoul bernama asli Kim Sohyun itu telah lama pindah dan menetap di London, dilatarbelakangi oleh pengalaman cintanya yang gagal di masa SMA dan masalah kel...