Bab 17

731 144 36
                                    

Hari yang Sohyun tunggu-tunggu tiba. Setelah menempuh penerbangan nonstop selama 2,5 jam, kru Sohyun akhirnya sampai di Tokyo. Mereka langsung menuju penginapan yang sudah dipesan dan mengistirahatkan diri untuk beberapa waktu sebelum jam makan malam.

"Ini kunci kamarmu, jangan kabur jauh-jauh kalau kau tidak mau kupecat sebagai modelku," pesan Sohyun pada Taehyung yang kala itu tampak bersemangat untuk menjelajahi kota.

Sohyun mendengar dari Seojun bahwa Taehyung suka menghilang jika dibawa ke tempat baru. Seperti kejadian di Paris, misalnya. Tapi Tokyo bukan lagi tempat yang asing bagi Taehyung, ia akrab dengan kota itu. Ia bahkan memiliki beberapa kenalan di sana. Jepang adalah tempat yang menyenangkan. Taehyung—yang menyukai wanita Asia—menganggap Jepang adalah surga dunia. Apalagi kebanyakan wanita Jepang memiliki tubuh yang berisi. Bahkan, bintang porno favoritnya berasal dari sana. Seandainya Taehyung bisa bertemu dengan idolanya itu, aktivitasnya di Tokyo pasti jauh lebih mengesankan.

"Oh, Hyung! Coba tebak, aku sudah ada di Tokyo! Wah, kalau kau ada di sini, kau pasti akan sama terhiburnya denganku. Wanita di sini cantik-cantik, aku tidak sabar menemukan beberapa yang cocok denganku," ucap Taehyung pada Namjoon yang ada di seberang telepon.

"Ah, sial. Harusnya kau mengajakku! Selama ini aku memberimu minuman gratis dan tempat untuk menumpang tidur, setidaknya balas jasa-jasaku dengan membawaku ke sana bersamamu."

"Haha, maaf, Hyung. Aku ke sini pun dibiayai oleh perusahaan tempatku tanda tangan kontrak. Tapi jangan khawatir, aku akan membelikanmu oleh-oleh!"

"Benar, ya? Aku dengar ada film keluaran terbaru dari Aiko-san. Bisa kau membelikanku versi originalnya?"

Aiko adalah nama aktris blue film yang selama ini Taehyung dan Namjoon tonton. Bintang porno favorit Taehyung.

"Itu gampang! Aku akan menghubungi kenalanku yang bisa menangani hal itu dengan mudah. Kau tinggal duduk santai di rumah lalu menunggu film-nya diantarkan."

"Kau memang yang terbaik!"

"Sudah dulu, Hyung. Aku mau hunting sebentar."

"Dasar kau! Hati-hati, jangan sampai identitasmu diketahui. Kau kan sedang naik daun, aku takut ada paparazi yang mengikutimu sampai sana."

"Tenang saja, aku bisa menjaga diriku."

Taehyung pun kembali melihat-lihat jalanan di sekitarnya. Banyak pejalan kaki yang berlalu-lalang, rata-rata mereka para remaja yang baru pulang dari sekolah. Seragam sekolah di Seoul memang cukup pendek, tetapi dibandingkan Jepang, seragam Seoul tidak ada apa-apanya. Sepanjang jalan, Taehyung sampai kehilangan fokus memandangi gadis-gadis remaja yang melenggak-lenggokkan badannya. Ah, sempurna! Aku suka perjalanan bisnis ini!

Taehyung datang ke sebuah pub. Di sana, ia menemui kenalannya. Sebelumnya Taehyung telah mengabari pria itu bahwa ia ada di Jepang. Akhirnya, pria tersebut menyempatkan waktunya untuk menemui Taehyung meskipun ia sendiri sedang ada kesibukan.

Dari kejauhan, Taehyung mengenali punggung pria berambut panjang itu. Seseorang yang merupakan kerabat dekat dari Lee Taeyong—sahabatnya. Mereka kenal ketika sepupu Taeyong itu berkunjung ke Seoul sekitar lima tahun lalu. Merasa ada kecocokan antar keduanya, mereka pun tetap saling berkomunikasi melalui media sosial dan chat setelah berpisah.

"Yo Yuta-san!! O-genki desu ka?" sapa Taehyung pada Yuta—pria berambut panjang dan sedikit acak-acakan itu.

"Hai, genki desu. Lama tidak bertemu denganmu, kapan ya terakhir kali? Dua tahun lalu?"

"Dua tahun lalu. Tepat sekali. Ngomong-ngomong, mana gadis yang mau kau kenalkan padaku?"

DECADE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang