Bab 6

974 193 46
                                    

Sohyun berjalan menaiki lantai dua dari penthouse-nya, pandangannya menyapu bersih ruangan seluas 900 m² itu dengan puas. Ada kolam jacuzzi di rooftop bagian luar, tempatnya nanti mengistirahatkan diri dan memanjakan tubuhnya yang terlalu letih. Membayangkan berendam air hangat sambil meminum segelas wine yang diberikan cuma-cuma oleh Vernon, betapa nikmatnya.

Karena sudah larut malam, beberapa lampu gedung dimatikan. Sisanya menyala, berkedap-kedip, memantulkan cahaya perak dan keemasan yang memanjakan mata. Sohyun dapat melihat skyline di hadapannya. Langit yang gelap tampak berwarna ungu kebiruan akibat pantulan dari keramaian kota yang tidak pernah tidur. Sohyun dapat merasakan angin malam bertiup ramah menerpa kulitnya. Ia sangat puas dengan penthouse yang Kim Hyanggi siapkan.

 Ia sangat puas dengan penthouse yang Kim Hyanggi siapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama tak jumpa, Seoul. Kau semakin modern saja," gumamnya.

Sesampainya di penthouse tadi, Sohyun sudah langsung merapikan barang-barangnya. Ia baru selesai mandi dan berbenah diri. Selagi mengeringkan rambut di dalam kamar yang berdinding kaca, Sohyun mengambil ponselnya dan menelepon seseorang untuk mengabari bahwa ia telah tiba dengan selamat di Seoul.

"Hai, Sohyun! Akhirnya kau meneleponku juga."

"Why? Do you miss me?"

"Hahaha, aku malas mengakuinya. But, yes I do."

Dari seberang sana, Sohyun dapat mendengar latar belakang musik yang bersaing kencang dengan suara Vernon. Sohyun dapat menebak, sahabatnya itu pasti clubbing lagi. Kebiasaannya setiap malam Sabtu. Dan biar Sohyun tebak, Vernon pasti sedang bersama seorang gadis. Karena, beberapa saat kemudian terekam suara lumatan-lumatan yang tidak sedap di telinganya. Wanita itu hanya dapat geleng-geleng kepala. Ketika perpisahan mereka di bandara—saat Vernon mencium Sohyun—wanita itu nyaris dibuat meleleh. Tapi ia segera sadar, siapa Vernon dan bagaimana sifatnya. Seperti yang lelaki itu bilang, jangan jatuh cinta padanya. Itu hanya akan menyakitkan.

Sampai kapan pun, Sohyun akan mencatat itu di dalam kepalanya. Ia harus menghindari bad boy, atau pria mana pun yang tampaknya berengsek. Kim Taehyung, misalnya.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Baru saja Sohyun memikirkan pria itu, ponselnya yang satu lagi berdering. Ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Begitu Sohyun melihat foto profilnya, ia tahu bahwa itu Kim Taehyung. Segera Sohyun memutus sambungannya dengan Vernon—lagi pula pria itu mulai sibuk bercumbu dengan one night stand-nya—dan berfokus pada panggilan Taehyung.

Aku sudah menduga, dia akan meneleponku duluan. Sohyun terkekeh. Ia memang memberikan Taehyung nomornya, tapi jangan harap Sohyun akan begitu mudah menerima panggilannya. No, not today, Baby.

DECADE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang