Bab 27

775 146 42
                                    

Pagi telah tiba. Waktu di mana orang-orang mulai berangkat kerja, melakukan rutinitas kesehariannya. Sibuk mengambil alih senggang, saat-saat yang paling manusia benci karena harus bangkit dari kenyamanan. Begitu pun bagi sosok wanita yang bergulung dalam selimut itu. Tubuhnya terasa keram, terutama di bagian perut ke bawah. Istirahatnya semalam dirasa kurang memuaskan. Ditambah lagi, ia harus terjebak di satu ruang bersama seseorang.

Ngomong-ngomong, ke mana Kim Taehyung?

Sohyun yakin, sejak semalam belum ada bantuan yang datang sama sekali. Kalau pria itu pergi, paling-paling hanya ada satu tempat yang terpikirkan olehnya, yaitu kamar mandi.

Benar saja, tak lama kemudian pria itu muncul dengan wajah kusam dari dalam ruangan berukuran 5 m². Mukanya terlihat basah. Bibirnya pun manyun, membuat Sohyun tak kuasa menahan senyum. Bodoh jika Sohyun tak tahu kalau semalam Taehyung bolak-balik ke kamar mandi. Itu karena mereka gagal melakukannya.

"Tuan Kim, sudah yang ke berapa kali ini?" goda Sohyun.

"Diamlah! Jangan mengejekku, ini kan gara-gara tamu tak diundangmu datang!"

Sohyun menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Menatap Taehyung yang berdiri kesal tak jauh dari posisinya. Lagi pula, kalau ia datang bulan itu bukan kesalahannya, kan? Pantas saja, belakangan ia sering marah-marah dan susah mengendalikan emosi. Rupanya, premenstrual syndrome.

"Walaupun bukan salahku, aku tetap harus minta maaf padamu, kan?"

Taehyung berjalan mendekat. Mendudukkan diri tepat di sebelah Sohyun dengan jarak yang sangat tipis. Ibu jarinya pun mulai mengusap bibir Sohyun yang terlihat manis.

"Sebagai gantinya, aku mau ini."

Sohyun menyingkirkan jemari Taehyung dari wajahnya. Menggenggamnya untuk mencegah supaya mereka tidak berkeliaran di bibirnya lagi.

"Kita kan sudah sepakat. Kita tidak akan melakukan apapun, kecuali aku yang mengizinkan."

"Lagi-lagi begitu. Bukankah kau terlalu banyak alasan? Semalam, kau sendiri yang menginginkan. Sekarang aku hanya minta ciuman, apa itu hal yang sulit dilakukan dibandingkan betapa kesakitannya aku semalam karena juniorku tidak mau tidur sebelum kau sentuh?"

Taehyung membuang muka. Sungguh, ia capek keluar–masuk kamar mandi demi menidurkan yang ada di bawah sana. Melihat Sohyun tertidur pulas saja, nafsunya bereaksi. Bagaimana kalau kemarin ia berhasil meloloskan pakaian wanita itu? Mungkin Taehyung bisa semakin liar, tak peduli apakah Sohyun sedang menstruasi atau tidak, ia akan tetap melahapnya.

"Kim Taehyung?"

Pria itu pura-pura tak mendengar. Ia masih kesal karena ia gagal. Padahal hampir saja. Tetapi, jantung pria itu berdetak hebat ketika jari-jari Sohyun merayap dari belakang, mengusap bagian dadanya dengan sangat lembut dan sensual.

"Bagaimana kalau begini? Kau tidak akan marah padaku, kan?" bisik Sohyun.

Taehyung tidak merespons. Tentu saja! Ia sibuk menahan gairahnya. Ia tidak ingin dikatai cukup murahan kalau hanya dengan satu pelukan saja ia semudah itu dilumpuhkan.

Tetapi, Sohyun tidak berhenti. Merasa tertantang, kini ia mengecup bagian belakang leher Taehyung. Membuat pria itu merinding seketika.

"Kau baru mandi, ya? Tubuhmu wangi sekali," puji Sohyun sambil sesekali menghirup aroma dari leher dan rambut Taehyung.

Sial, sial, sial! Sejak kapan dia punya kemampuan menggodaku, hah?!

"Masih tidak mau melihatku?"

DECADE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang