Panjang nih guys, baca sambil nyemil deh... wkwkwwk
Order pdf now di 088973689642
Ebook & kbm aplikasi tersedia :)
***
Semua orang makan dalam diam. Suasana di rumah itu semakin tidak nyaman bagi Zoya ataupun Namima. Setelah mereka tahu bahwa ayah dari bayi Namima adalah Evran, keadaan seakan berubah."Namima akan pergi dari rumah ini..." Evan membuka pembicaraan setelah makanan di piringnya habis. Dan pernyataan barusan mengambil perhatian semua orang.
Termasuk Intan yang menatap Namima dan Evan secara bergantian.
"Dia nggak akan kemana-mana!" Sahut wanita itu memprotes apapun keputusan Evan maupun Namima. "Putriku akan tetap tinggal disini bersamaku!""Tapi Tante terus mendesak Mima untuk menitipkan bayinya ke panti asuhan, Tan."
"Iya, memang... saya nggak mau mengurus anak haram itu."
"Tan," sentak Amel. "Dia itu cucu, Tante... ayah dan ibunya jelas ada. Mereka mungkin tidak terikat dengan pernikahan. Tapi apa pantas tante menyebutnya anak haram?"
"Jangan ikut campur kamu, jelas anak haram. Dia ada, karena ibunya di perkosa!"
"Intan!" Gertak Erlangga geram. "Bagaimanapun juga, dia cucuku dan cucumu... jangan memberikan sebutan itu untuk anak yang tidak berdosa."
"Dia bukan cucumu, Mas! Jangan membelanya seolah anak Evran adalah cucu kandungmu! Apa kamu lupa? Kalau Evran hanya anak dari mendiang istrimu!"
Erlangga terdiam, begitupun semua orang yang ada disana.
Semua tahu bahwa Evran bukanlah anak kandung Erlangga. Pria itu memang terlahir dari rahim istrinya, tapi Erlangga hanyalah ayah sambung bagi Evran.
Zoya memilih bungkam, wanita itu jauh lebih tidak bersemangat lagi membahas permasalahan yang ada di rumah itu.
"Pah... maaf kalau Evan lancang membuat keputusan ini. Namima sebaiknya tinggal jauh dari Tante Intan supaya kesehatan mentalnya terjaga..." Evan meminta izin pada Erlangga secara baik-baik. Meminta agar keputusannya di pahami oleh sang papa. Dan harapannya bahwa papa menyetujui keputusan yang sebelumnya dia buat.
"Terserah bagaimana baiknya saja, Van. Kalau Namima bersedia, papah akan ikut keputusan kalian..."
"Mima bersedia, Pah!" Jawab Namima penuh semangat, ada binar kebahagiaan di mata gadis itu. "Kak Evan akan membantu kepindahanku... terima kasih karena papah mengizinkan aku pindah!"
"Namima!" Sentak Intan tidak terima.
"Maaf, Ma.. keputusanku tetap sama. Aku ingin hidup bersama anakku, dan kalau mama membenci anakku, akan lebih baik kalau kita tinggal terpisah!"
"Bagaimana dengan nama anakmu, Mima?" Tanya Maria. "Sebelum pergi, sebaiknya kita membuat syukuran untuk nama bayimu... bagaimanapun juga, dia adalah cicitku..." Maria sama sekali tidak pernah membedakan anak-anaknya, termasuk cucunya sendiri. Baginya, Evran adalah cucunya—meski Evran bukan anak kandung Erlangga, tapi tetap saja... Maria menganggap bahwa pria itu sama seperti Evan.
"Namanya Langit Abraham Wijaya..."
"Nama yang bagus," puji Erlangga tulus. "Kalau kamu mau merawatnya, rawat dia dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAH (Menikah Dengan Mantan)
RomanceAmel di tawari uang senilai dengan jumlah yang harus ia bayar pada rentenir, sementara itu Evan ingin imbalan dari gadis di depannya, tentu saja... tidak ada yang gratis di dunia ini, Evan ingin Amel menjadi pengantinnya. "Kita tidur seranjang lagi...