24. Kenangan

7K 258 0
                                        

Hallo Yeorobundeul!! sekaliann.... Makasih ya buat kalian yang dengan sabar menunggu 😖

Minggu kemarin, diriku blum bisa update. Minggu ini super sibuk menjelang UAS (asik sok sibuk), dan ya.. Sekarang banyak banget kegiatan organisasi. Huftt. Maafkeun ya guys  😁😂

So, sebagai gantinya minggu ini aku bakal kasih kalian double update... Horee!! 🎉🎊

Happy Reading guyss

_________

Mereka telah sampai, Lucas tidak membukakan pintu mobil untuk Rani. Justru ia menunggu wanita itu turun dari mobil, walau dalam keadaan kacau ia tahu bahwa Rani pasti akan menanyakan banyak hal padanya.

"Sebentar Luke" tahan Rani, Lucas berbalik badan.

"Sebenarnya ada apa ini?" tanya Rani bingung, matanya berkaca-kaca.

"Wajah kamu kenapa?, dan tangan ini?. Semuanya penuh dengan luka"

Rani memegang tangan Lucas, mengelus punggung tangan tersebut. Ia menemukan banyak luka lecet, matanya kembali menatap Lucas.
"Apa yang terjadi?"

Lucas menghembuskan napas kasarnya, di satu sisi ia sangat lega bahwa Rani baik-baik saja. Namun di sisi lain, ia tak bisa lengah. Orang-orang itu akan terus menggunakan orang-orang terdekatnya untuk mengancam dirinya.

Tangan kekar itu terjulur menangkup wajah Rani, ia mendekatkan wajahnya hingga dahi mereka bertemu. Entahlah, perasaannya campur aduk. Baru saja Rani hilang dari pandangannya sebentar, pikirannya buncah kemana-mana.

"Jangan menghilang seperti semalam lagi, Rani" lirih Lucas, kemudian menarik Rani kedalam pelukannya.

Lucas memeluk erat Rani dan mengelus puncak rambutnya, hatinya kembali menghangat. Seolah beban yang ada dipundaknya itu hilang saat bersentuhan dengan Rani, ia pun memejamkan matanya sebentar. Namun perlahan kekuatannya mulai melemah, pelukannya mulai mengendur. Kaki Lucas perlahan lemas dan akhirnya terjatuh pingsan, "Lucas!"

Bobot Lucas sangat berat sehingga Rani hanya bisa memangku kepalanya ditanah, wajah Lucas pun memucat. "Lucas!" panggil Rani, ia mulai panik. Halaman rumah keluarga Lucas sangat luas, dan bahkan ia tidak bisa menemukan manusia lain disitu.

Tapi syukurlah Jackson segera datang, ia langsung memapah Lucas dan dibantu oleh Rani. Ia langsung dibaringkan dikamarnya, dokter kepercayaan Lucas pun datang dan memeriksa pria itu.

Waktu seakan berjalan dengan cepat, kini Rani duduk disamping ranjang Lucas. Pria itu sudah bersih, luka-lukanya sudah dibersihkan dan diobati kembali. Mata indah itu menyusuri wajah dan tubuh Lucas, menatapnya dengan penuh iba. Ia merasa bersalah pada dirinya melihat pria yang dicintainya itu terbaring lemah.

"Rani" panggil Naya, Rani menoleh pada Naya yang merentangkan tangannya mengajaknya untuk berpelukan.

Rani pun menghampirinya, mereka berpelukan sesaat. Hingga Naya melepaskan pelukannya dan menuntun Rani untuk pergi ke ruang tamu.

Disana Naya tersenyum tipis, "Lucas akan baik-baik saja" hibur Naya, Rani menoleh.

"Dia persis seperti orang kesetanan semalam, mengira bahwa kamu yang diculik" jelas Naya, "Dia benar-benar takut kehilangan kamu Rani"

"Tapi kenyataannya, Rani baik-baik aja mi" ujar Rani.

"Ya mami tahu, Lucas sebenarnya dijebak. Ternyata yang wanita yang diculik itu adalah Luna"

Mendengar hal itu Rani sedikit tak enak, "Maafin Rani mi, buat Lucas jadi kayak gini" Naya menggeleng cepat.

"Nggak, kamu nggak perlu minta maaf. Semuanya udah terjadi, Tadi saja saat Lucas bangun dari pingsannya, dia langsung nyari kamu ke rumah" ucap Naya

Asuka [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang