Deg
Apa ini?, mengapa dirinya tak bisa mengelak. Sungguh bila ia tak ingat sosok Lucas yang tiba-tiba muncul dibayangannya, ia akan terlena oleh perlakuan Jaiden.
Rani mendorong Jaiden, melepas ikatan magnet diantara mereka. Jaiden tersadar akan sikapnya yang menyebabkan sebuah mata cantik itu menatapnya dengan raut wajah yang tak pernah ia duga, Rani mundur selangkah, dua langkah.
Asal menjauh dari keterkejutan ini, bukankah ini terlalu cepat?. Ia bahkan masih tak tahu alasan Jaiden yang tiba-tiba ingin berteman dengannya, pria itu melemparkan tatapannya. Mencoba menahan Rani disini, namun ia terlalu cepat.
"Gu..e, mau pulang"
Usai sudah, entah bagaimana nanti mereka kan bertemu esok. Intinya kejadian ini akan merubah pandangan Rani dan Jaiden tak bisa lagi memasang topengnya selama ini.
-
(yg dibawah umur skipp:v)Nina setengah berlari menuju UGD, Winwin mengabarinya bahwa tangannya tidak sengaja terkena pecahan kaca lampu saat pemotretan.
Pria yang malang, Nina membuka hordeng UGD.Winwin tersenyum kecil padanya, lihat bagimana luka yang ada tangannya. "Apakah dijahit?" tanya Nina.
"Ya, 5 jahitan. Tapi tak masalah" dengan nada entengnya Winwin masih bisa menggerakkan lengannya itu.
"Mas Winwin bener-bener buat saya jantungan"
"Jadi dirimu khawatir?" goda Winwin, Nina mencubit lengan yang tidak luka itu dengan kencang. "Nggak lah!"
"Jujur aja Nina, nggak usah buat alasan" Nina memutar bola matanya malas.
"Beneran deh, Rani juga saya tinggalin saking paniknya"
"Ciyeee, segitunya" ledek Winwin, Nina semakin sebal. "Udah ah, saya pulang nih"
"Eh jangan, yaudah. Kamu bantu saya ke studio ya, ada yang tertinggal soalnya"
Winwin segera bangkit, ia mengambil jas nya dan meminta bantuan Nina untuk memakaikan ketubuhnya. "Kamu bisa nyetir kan?" tanya Winwin.
"Bisa, cuman udah lama nggak nyetir lagi" jawaban Nina membuat Winwin menelan ludahnya, tentu saja ia tak mau mati muda dulu bila Nina yang menyetir mobilnya.
"Kita angkutan umum aja kesana" putus Winwin.
Mereka langsung pergi ke halte, manajer Winwin sudah bilang padanya agar tidak memaksakan untuk pergi ke studio. Namun Winwin tetap memaksa untuk pergi, ia juga tak ingin merepotkan manajernya itu.
Fokus Winwin sedari tadi mengarah pada lengannya yang tidak luka itu, ya. Nina memegang lengannya, lebih tepatnya pada pakaiannya. Raut mukanya berbeda dari sebelumnya, wanita itu terus menengok kanan-kiri.
"Kamu nggak bisa nyebrang ya?"
"Eh?, bi..sa kok"
Winwin tahu Nina berbohong, disaat yang bersamaan menyukai raut wajah itu. Nampak lucu, "Pegangan yang bener, kita bakal nyebrang sebentar lagi" peritah Winwin, mau tak mau Nina harus berpegangan pada lengan Winwin.
Mereka pun sedikit berlari saat menyebrang, dan tiba dihalte. Nina sedikit salah tingkah, ia tak sadar dirinya masih memegang lengan Winwin walau mereka sudah selesai menyebrang.
Winwin tersenyum kecil, "Kamu udahan kan kuliahnya?" tanya Winwin sambil menunggu angkutan umum
"Udah sih, tinggal ngerjain tugas" jawab Nina, Winwin menaikkan sebelahnya.
"Maaf ya kita naik angkutan umum, saya lupa bawa dompet."
"Astaga mas Winwin, kayak lagi sama tuan putri aja harus naik taksi" gerutu Nina, ia bahkan tak mempermasalahkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asuka [21+]
Genç Kız EdebiyatıDiawali dengan pertemuan yang tak terduga membuat Lucas kembali mengulas masa lalunya, hal itu membuat Rani ikut terlibat kembali pada ledakan yang terjadi di rumahnya. Mampukah mereka mengupas tuntas siapa dalang dari ledakan itu? [Tiap Gambar bers...