2. Belum berakhir

46.7K 1K 10
                                        

Rani sampai di kontrakan Nina. Matahari lumayan cerah hari ini, ini membuat badan Rani berkeringat dan penat.

Ia terus mengetuk pintu kayu itu, seraya memanggil nama nina. Nina pun membukakan pintu, dan terkejut dengan penampilan Rani.

Bukan tubuhnya melainkan pakaiannya yang terlihat modis. Kemeja dengan rok hitam juga syal bahan serta bucket hat.

Syal itu melilit lehernya guna menutupi kissmark yang mengerikan itu, Nina menarik tangan Rani masuk dan menutup pintunya.

Ia mendudukan Rani yang seperti mayat berjalan, wajahnya pucat dan lelah.

"Ran, gue punya seribu pertanyaan tapi gue pengen lo mandi dan tidur dulu" Nina memandang ngeri melihat kondisi Rani.

Rani mengangguk, ia tak sempat mandi disana. Ia takut Lucas bangun dan berbicara padanya setelah apa yang mereka lakukan semalam.

Ia meminjam kamar nina untuk tidur sementara, melihat kondisinya ia berpikir untuk pergi ke rumah sakit menengok ibunya setelah tidur. Ia melepas semua bajunya dan memasuki kamar mandi, pikirannya kosong. Entahlah, Rani hanya melamunkan sesuatu.

Setelah mandi, ia memandang tubuhnya yang penuh tanda kemerahan apalagi di bagian atas. Pikirannya langsung travelling pada kegiataan semalam, betapa Lucas menghancurkannya dan membuat sensasi yang membekas dan menuntut untuk disentuh lagi.

Ia menggeleng cepat, dan membuang pikirannya. Dan berpikir akan membelikan kemeja dan celana baru untuk Lucas.

Ia segera merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya, tak butuh waktu lama untuk terlelap. Memang dasarnya Rani sudah sangat lelah akibat pertempuran semalam.

Ditengah tidurnya, notif pesan muncul di ponsel Rani. Dan isinya berupa laporan ditransfer nya uang yang sangat banyak.

****

Malam pun tiba, Nina membangun Rani untuk makan. Rani pun bangun tubuhnya terasa ringan hanya bagian selangkangan masih sedikit sakit, ia langsung melahap makanan yang disediakan Nina.

"Ran, gue gabakal rebut makanan lo!" Nina sedikit kasihan pada Rani.

"Lo laper banget, emang ga disuguhin makanan gitu tadi pagi?."

"Nggak, gue langsung kabur. Parno banget gue liat mukanya" Jawab Rani sambil menyuapkan makanannya.

"Tapi ganteng kan?" Mendengar hal itu semburat merah muncul di pipi Rani.

Ia tak berbohong memang Lucas itu sangat tampan, bahkan terlebih melupakan keperawanan ia masih ingin berhubungan dengan lelaki yang ia layani itu.

"Berapa ronde?" Makin memerah lah wajah Rani, Nina terkekeh melihat reaksi Rani.

"Ninn, jangan kayak gitu" Rani malu, langsung menepuk pelan paha Nina.

Nina tertawa renyah, ia tak menyangka menggoda Rani begitu menyenangkan untuknya. Rani yang melihat Nina tertawa ikut tersenyum lebar dan terkekeh sambil melahap kembali makanannya.

"Dari reaksi lo gue udah nebak Rani" Nina langsung memungut pakaian kotor Rani.

"Baju gue sampe hancur begini, ga heran muka lo langsung merah begitu"

"Pokoknya, gue belum siap cerita Nin"  Rani membela, ia masih belum siap membuka penjelasan terkait pengalaman pertamanya.

Asuka [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang