26. Eksekusi [21+]

29.1K 464 0
                                    

Ya, mata elang itu menatap lurus Rani, dan mau tak mau wanita itu kehilangan fokusnya. Membuat Lucas heran dan berbalik badan. Damn it.

"Jaiden"

______________

Tanpa babibu lagi, Jaiden langsung meninju wajah Lucas. Pria itu langsung menarik kerah Lucas, dan meninjunya lagi.

Lucas yang tak terima pun menyerang balik, Jaiden pun mendapat robekan kecil dibibirnya. Saat Lucas hendak menyerang lagi, Rani mencegahnya. Lengannya ditahan oleh wanita bermata cantik itu, Jaiden memegangi rahangnya perih.

"Lo ngapain hah?!" cerca Jaiden, Lucas juga memegangi wajahnya yang masih ada luka itu.

"Seharusnya gue yang nanya, kenapa lo ada disini?" Lucas balik bertanya.

"Gue disini ada urusan soal kuliah" Jaiden melirik Rani yang sudah merapikan pakaiannya. "Lo pasti ngancem Rani kan biar dia nurutin nafsu lo!"

Lucas berdecih, "Oh ya?, lo bisa tanya itu sama Rani. Gue nggak pernah ngancem apapun" Lucas menarik Rani mendekat.

Jaiden terdiam, ia terkejut mengenai fakta tersebut. "Lo bisa jujur sama gue Rani, bilang kalau misalkan lo diancem" Jaiden masih ingin mendengar jawaban Rani.

Wanita itu bingung, entah tahu darimana Jaiden tentang alamat rumahnya. Jika mau jujur, Rani malu bertemu Jaiden di situasi seperti ini. Ia tak pernah seperti ini sebelumya sebelum bertemu Lucas, Jaiden pasti sangat terkejut melihat kegiatannya.

"Jawab Rani!" bentak Jaiden, Lucas langsung mendorong bahu Jaiden.

"Nggak usah bentak-bentak!" Jaiden tetap menatap tajam Rani

"Gue nggak diancem, lagian lo kenapa bisa tahu rumah gue?" jawab Rani, Jaiden memberikan sebuah lembar tugas.

"Besok, lo satu kelompok sama gue. Dan tugas ini gue gamau tahu harus selesai bareng lo!" Rani menerima lembar tugas tersebut, Jaiden melirik sinis Lucas.

Malam ini Jaiden sudah mengetahui fakta lain dari Rani, teman wanitanya itu sudah tak sepolos yang ia kira. Bahkan saat ia melihat kissmark di leher Rani tempo lalu itu, ada sedikit janggal disana.

"Oh ya, gue nggak peduli kalian ada hubungan apa. Tapi yang jelas, lo nggak akan bisa milikin Rani" ucap Jaiden pada Lucas.

Rahang Lucas mengeras, ia tersinggung dengan perkataan Jaiden. Memiliki?, memang dia siapa yang bisa menjamin itu.

Jaiden langsung pergi setelah itu, Lucas menghela napas kasarnya. Orang itu benar-benar menganggu kegiatan barusan, ia menoleh pada Rani yang sedang membaca sedikit lembar tugas tersebut. "Bisa kamu lupakan sebentar soal sialan itu"

Lucas dengan marah mengambil paksa lembar tugas itu, dan mencengkram lengan Rani. "Saya mau nanya sama kamu"

"Kenapa kamu masih deket sama dia?" tanya Lucas dengan nada mengintimidasi, Rani sedikit takut. Tak biasanya ia melakukan ini, apalagi cengkraman di lengannya itu. Sangat menandakan bahwa Lucas benar serius mempermasalahkan hal ini.

"Kembaliin tugasnya dong!, itu penting banget" tangan Rani mencoba merebut kembali lembar tugasnya itu, Lucas semakin kesal. Ia langsung melipat asal lembar tugas tersebut dan menaruhnya di saku jas nya.

Lucas mulai menyudutkan Rani, tubuh wanita kembali menubruk pintu yang tak bersalah itu. Netranya menatap netra milik Lucas yang menatapnya tajam, ia menahan napasnya saat Lucas mendekatkan wajahnya.

"Ini peringatan Rani, jika saya masih melihat kamu sama bajingan itu. Saya akan ikut campur dengan cara saya sendiri"

Rani menelan ludahnya, bukan takut dengan peringatan itu tapi bagaimana Lucas begitu posesif padanya. Sebelumnya Lucas jarang seperti ini, apa itu artinya Lucas benar-benar serius padanya?. Tak ada yang tahu.

Asuka [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang