"Maksud kamu?" tanya Rani bingung, Lucas meringis pelan.
"Akh!, barusan tadi dipikiran saya ada bayangan wajah yang mirip sama kamu"
Rani langsung menggeleng tak yakin, ia pun cepat memakai pakaiannya dan mengajak Lucas untuk keluar bilik. Ia mendudukan pria kekar itu yang masih merasakan sakit akibat benturan tadi.
"Biar saya periksa kepala kamu" Rani pun memeriksa kepala Lucas, dan ia melihat sedikit luka kecil yang menggores kulit kepala Lucas.
"Berdarah kah?" tanya Lucas.
"Sedikit" Lucas pun memegang lengan Rani menyuruhnya untuk duduk disampingnya.
"Biarkan saja, saya masih ingin bertanya lagi"
"Benar kita belum pernah bertemu sebelum pertemuan kita di club?, atau bertahun-tahun yang lalu saat kamu masih kecil?" Lucas bertanya sekali lagi.
Rani menggeleng pelan, ia pun ragu oleh pertanyaan Lucas. Memangnya ada apa, jika mereka sebelumnya pernah bertemu?. Kecuali jika Lucas benar-benar pangeran tampannya.
Lucas menghela napasnya, kemudian memakai kembali bajunya dan mengajak Rani untuk pulang. Disepanjang perjalanan pun, tak ada satupun dari mereka yang membuka pembicaraan. Lucas sudah larut dalam fokus menyetirnya dan Rani memandang keluar jendela.
Hingga akhirnya mereka sampai, secara bersamaan mereka menoleh.
"Kita bakal latihan tiga kali dalam seminggu" ucap Lucas."Jangan lupa obati tangan kamu, dan"
Lucas mencondongkan badannya kearah Rani."Jangan pernah pergi ke suatu tempat tanpa seizin saya" bisik Lucas.
"Apa?!, berarti aku kuliah harus izin kamu dulu?" protes Rani.
"Ya nggak juga, saya cuman takut kamu pergi ke suatu tempat sama seseorang. Saya bener-bener nggak suka" jelas Lucas dengan nada tak suka.
"Seseorang yang kamu maksud itu Jaiden?" tebak Rani.
"Ck, apalagi cowok itu. Jangan pernah deketin deh!"
"Hm, larangan itu nggak berlaku"
"Oh ya?, jadi bener-bener ya. Kamu nggak baca isi kontrak yang saya buat Itu"
Rani langsung berdehem, memangnya ada?. Ah itu membuatnya pusing, hingga wanita itu memilih tak menjawabnya dan segera membuka pintu namun ditahan oleh Lucas.
"Nitip salam ke ibu kamu dan.."
Lucas menelan ludahnya, ia masih belum menuntaskan kegiatan mereka saat diruang ganti. Namun dirinya malu untuk meminta itu pada Rani, apalagi melihat kondisi pasca hujan tadi membuat orang yang lalu lalang pun dirasa sangat jarang. Sangat sepi.
Rani tersenyum, baru kali ini ia melihat Lucas ragu dan malu untuk memulai duluan. Biasanya pria itu langsung menerkamnya bagai singa, dan sekarang malah berubah menjadi seekor kucing orange.
Rani langsung menangkup wajah pria itu, ia ingin melakukan hal baru, yaitu memancing sang kucing besar ini. Rani mulai mengecup singkat bibir tebal tersebut, keterkejutkan mulai dirasakan Lucas. Ia bahkan tak menduga bahwa Rani akan menciumnya duluan.
Rani langsung bertingkah seolah tak terjadi apa-apa, namun selang sesaat tubuhnya tiba-tiba sudah ditarik dan diangkat kepangkuan Lucas. Pria itu pun memperluas tempat mereka, dan memposisikan tubuh mereka masing-masing.
"Belajar darimana hm?" tanya Lucas seraya memegang pinggang ramping Rani.
"Entalah" jawab Rani, perhatiannya teralihkan oleh pusaka yang keras itu tertindih tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asuka [21+]
Literatura FemininaDiawali dengan pertemuan yang tak terduga membuat Lucas kembali mengulas masa lalunya, hal itu membuat Rani ikut terlibat kembali pada ledakan yang terjadi di rumahnya. Mampukah mereka mengupas tuntas siapa dalang dari ledakan itu? [Tiap Gambar bers...