16. Cemburu

8.9K 271 0
                                    

Sunyi

Disepanjang perjalanan pulang, Jackson dan Nina sama-sama diam. Setelah penampilan Nina tadi, Jackson sedikit kagum dan tak percaya Nina bisa menyanyi. Apalagi tipe suara Nina sangat pas dijadikan sebagai lagu yang dibuat Jackson, ah. Agak sia-sia Jackson berkeliling, padahal sosok yang dicarinya ada disampingnya.

"Tadi bagus banget" kata Jackson membuat Nina menoleh.

"Oh ya?, gue udah lama nggak nyanyi lagi" Nina tersenyum bangga.

"Sumpah, gue nggak nyangka sama suara lo itu"

Nina tersipu malu, "Itu gue gugup banget"

"Nggak, itu bagus Nin. Suara gugup lo aja begitu, apalagi kalau nggak gugup. Lebih bagus lagi" puji Jackson.

"Keringet dingin gue masih ada loh, nyampe sekarang" ujar Nina sambil mengelap belakang lehernya.

"Awalnya gue iseng doang sih, nyantumin nama lo pas tadi"

"Iseng-iseng berhadiah" timpal Nina.

"Ya tapi kan syukur aja lo bisa tampil bagus" Nina mengangguk setuju.

Mobil Jackson mulai berbelok kearah supermarket, membuat Nina memandang heran pada pria itu.

"Sekalian kita belanja buat adek-adek lo" ucap Jackson.

Nina hanya menghela napasnya, kemudian mereka turun dari mobil dan mengambil troli.

"Lo suka anak kecil ya?" tanya Nina saat Jackson sedang memilih snack.

"Suka, mereka lucu. Apalagi adek-adek lo" jawab Jackson.

"Mereka berisik, lo nggak risih?"

"Justru gue seneng, emang lo nggak suka?"

Nina menggeleng, ia mengambil beberapa cokelat. "Wow, aneh" canda Jackson.

"Sebenarnya bukan nggak suka" elak Nina

"Cuman nggak terlalu suka aja" Jackson hanya manggut-manggut.

"Udah cukup segini?" tanya Nina saat melihat troli mereka yang sudah penuh.

"Yaudah, itu aja. Sisanya gampang" jawab Jackson sambil mendorong trolinya menuju kasir.

***

Mega meminum air yang disediakan perawat, ia tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada perawat itu. Matanya menangkap dua sosok pria berbadan tegap dan besar itu sedang menungguinya diluar kamar inapnya sejak dua hari yang lalu, entah apa yang terjadi. Mega hanya bisa percaya dengan apa yang dikatakan Rani sebelumnya.

Ia mendapat kabar dari putrinya bahwa, mereka akan datang untuk menjelaskan sesuatu. Mega hanya bisa pasrah, walau hatinya khawatir ia harus bisa mengontrol emosinya.

Perawat itu pamit, tinggallah Mega sendiri. Kata dokter dirinya sudah bisa pulang minggu depan, jika sudah pulih optimal. Itu membuatnya lebih semangat lagi untuk terus beristirahat.

Pintu pun terbuka, menampilkan Rani bersama Lucas dibelakangnya. Rani itu langsung memeluk rindu ibunya.

"Kamu nggak apa-apa kan nak?"

"Nggak apa-apa bu" setelah mendengar hal itu Mega sedikit lega, syukurlah ia masih bisa melihat putrinya.

Pandangan Mega mulai teralihkan oleh sosok pria tampan yang berdiri dibelakang putrinya itu. Ia menatap Rani meminta penjelasan.

Asuka [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang