"Uang?"
Lucas tak percaya dengan apa yang didengarnya dari mulut wanita cantik itu, "Apa ada operasi lagi?" tanya Lucas memastikan.
"Bukan, uang itu untuk saya"
"Kamu sakit?" Lucas mencoba meraih wajah Rani kembali, seketika mata Rani berkaca-kaca.
"Berikan saja, toh dari kontrak yang kamu buat. Kebutuhan saya akan dipenuhi sama kamu"
"Itu benar, tapi saya ingin tahu kenapa kamu ingin menginginkan uang"
Rani tak menjawabnya, ia menunggu Lucas mengeluarkan kartunya. Ekspresi Lucas benar-benar khawatir sekarang, ia langsung mengeluarkan beberapa kartunya lalu memberikan salah satunya pada Rani.
"Rani, kamu bener gapapa kan?" Lucas bertanya dengan lembut, Rani tersenyum miring.
"Saya gapapa, lebih baik kamu pergi. Nggak usah sok peduli lagi" Rani mendekati Lucas, "Mungkin Luna udah nungguin kamu di kantor" bisiknya
"Luna cuman temen saya Rani, kamu jangan seperti ini tolong"
Angin semakin kencang berhembus, dan mungkin sebentar lagi akan gerimis akan datang membasahi mereka.
"Nak"
Rani menoleh, disana Mega memanggilnya. Ia tak tahu apakah Mega telah mendengar pembicaraan mereka, "Kenapa kamu biarin bos kamu di luar?"
"Suruh dia masuk"
Mega melewati dua insan tersebut dan membuka kunci pintu, Lucas menunggu jawaban Rani.
"Nggak usah mah, Lucas udah mau pulang kok"
"Rani-"
Rani berkata dingin sembari meninggalkan Lucas, setidaknya ia sudah mengambil hak nya.
"Rani kenapa kamu nggak biarin Lucas masuk dulu!" Mega menyerukan Rani yang melenggang masuk rumah.
Mega sendiri juga tak tahu apa yang terjadi dengan mereka, dengan berat hati Mega menyuruh Lucas untuk pulang.
Didalam perjalanan pulang, Lucas benar-benar resah. Ia tahu Rani baik-baik saja tapi mendadak wanita itu bersikap dingin padanya, ia tahu kesalahannya, ia tahu perasaan Rani mengapa seperti ini padanya. Namun yang jadi permasalahannya ini adalah Jaiden.
Ia melihatnya, Jaiden pergi bersama Rani. Mereka nampak senang seolah tak ada beban, semuanya serba salah. Apa yang terjadi padanya?
Lucas memejamkan matanya sebentar sambil menunggu lampu merah, ia harus kembali ke kantor. Ia tak bisa membiarkan perusahaannya terbengkalai seperti ini.
Setelah sampai disana, ia tak menemukan Luna di ruangannya. Lucas bernapas lega, lampu di ruangannya sengaja dimatikan.
Kemudian smartphone Lucas berdering, Jackson menelponnya. Seperti sudah tahu dengan apa yang dibicarakan Jackson nanti, Lucas memilih tidak mengangkatnya.
***
"Serius?!"
Nina melotot tak percaya setelah mendengar cerita Rani semalam, mereka sudah menghabiskan makan siang di kantin kampus.
"Tapi bolehlah gue ikut make kartunya"
Rani langsung menoyor kepala Nina,
"Enak aja, ini buat gue seutuhnya. Lo kira gue nggak butuh glow up apa""Yaelah Ran, lo udah cakep kali. Nggak perlu pake glow up segala"
Rani mencibir Nina sembari mengeluarkan makalah dari tas nya, "Nih udah gue bikinin, tapi ada syaratnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asuka [21+]
Chick-LitDiawali dengan pertemuan yang tak terduga membuat Lucas kembali mengulas masa lalunya, hal itu membuat Rani ikut terlibat kembali pada ledakan yang terjadi di rumahnya. Mampukah mereka mengupas tuntas siapa dalang dari ledakan itu? [Tiap Gambar bers...