Day 15

1K 90 34
                                        

Di meja makan siang ini Kaia bisa melihat ada kotak makan berwarna pink milik Agatha.

Gadis sok polos itu pasti mengiriminya makanan untuk meminta maaf.

Dengan ekspresi datar di wajahnya yang natural karena baru bangun tidur, Kaia membawa kotak makan itu keluar rumah dan dia membuangnya ke tong sampah.

"Gak sudi gue makan masakan dari dia lagi," gumamnya sambil menatap sinis kotak makan yang malang itu.

Rasa bencinya semakin tinggi karena Kaia melihat Agatha berduaan bersama Zayn. Yang katanya sahabat justru malah selalu menikamnya dari belakang. Kaia muak.

"Kaia, tadi kotak makan dari Agatha ke mana, ya? Kok di meja makan udah gak ada?" Meme Kaia bertanya saat melihat putrinya baru saja masuk ke rumah.

"Kaia buang."

Kedua alis Meme mengerut saat mendengar jawaban anaknya. Wanita itu duduk di sisi Kaia yang saat ini sedang menonton kartun di TV.

"Kenapa dibuang?" tanyanya.

"Makanan Agatha gak enak."

"Tapi dulu kamu suka banget nyuruh-nyuruh Agatha buat bawain kamu makanan."

Seketika Kaia mendengus. Dia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Itu dulu, sekarang enggak! Makanan yang dimasak dia gak enak."

Sekarang Meme merasa bahwa Kaia juga Agatha sedang bertengkar. Atau lebih tepatnya Kaia sedang marah kepada Agatha.

"Meski gak enak, harusnya kamu tetep hargain usaha Agatha yang udah masak buat kamu. Sayang banget loh, malah dibuang ke tong sampah." Meme mencoba untuk memberi pengertian kepada Kaia.

Kaia itu sifatnya keras kepala, jadi Meme harus memberitahunya secara lembut juga hati-hati agar gadis itu bisa mengerti.

"Kaia benci dia, Me!"

Kedua alis Meme naik. Dia menatap ekspresi sang anak yang memang terlihat kesal saat membahas Agatha.

"Benci karena apa?" tanya Meme.

Kaia mengerutkan keningnya sebelum menjawab pertanyaan Meme. "Dia tuh sukanya ngerebut apa yang Kaia suka. Dia selalu pengen dipuji dan pengen Kaia keliatan gak bisa apa-apa di mata orang lain. Apa yang Kaia mau selalu bisa didapetin sama dia. Kaia gak suka, Kaia benci pokoknya."

Sifat iri Kaia berhasil membuat dia terlihat menjadi antagonis bagi sahabatnya sendiri. Gadis itu merasa benar dengan perasaan yang saat ini ia rasakan tanpa mau mengerti akan keadaan.

"Hei, anak Meme gak gini loh. Anak Meme yang paling cantik gak irian sama orang, bahkan bisa ngehargain orang tanpa mikir hal-hal jelek tentang orang itu."

Kaia menatap Meme yang kini memberikan tatapan penuh kasih sayang kepadanya. "Maksudnya Meme di sini Kaia yang salah?"

Kepala Meme menggeleng. "Kamu gak salah, tapi juga gak benar. Hilangin rasa iri di hati kamu karena itu gak baik."

"Me–"

"Jangan sampai kamu nyesel diakhir karena punya sifat iri seperti itu kepada sahabat kamu sendiri."

••••

Zayn menyeruput kopi pahitnya dengan mata yang fokus membaca setiap kata di novel yang sedang ia genggam sekarang.

Suasana kafe yang tenang membuat Zayn relax.

Sore ini dia akan bertemu dengan Kaia karena jelas gadis itu yang meminta. Sebenarnya Zayn malas, tetapi Kaia terus memberikan spam chat di DM Instagram.

30 DAYS WITH ZAYN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang