Day 19

896 84 0
                                    

Mata Zayn menatap sendu layar ponselnya, yang mana di dalam sana tengah memperlihatkan foto pernikahan Navali juga seorang pria yang Zayn tebak usianya sudah di atas 40 tahun.

Foto itu dikirim oleh Damon yang ternyata menghadiri acara pernikahan Navali.

Kenapa Zayn merasa bahwa dia tidak rela melihat wanita itu bersanding dengan pria lain? Apalagi dia merasakan hatinya sakit karena tahu Navali sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini.

Akhirnya Zayn merutuki diri sendiri atas kebodohan yang telah ia perbuat untuk yang kesekian kali.

"Coba aja lo gak usir dia!" desis cowok urakan itu sembari memukul kepalanya sendiri.

Entah apa yang ia rasakan sekarang, Zayn sendiri tidak mengerti. Cowok itu mati rasa dan dia tidak bisa menggambarkan perasaannya sendiri untuk Navali.

"Bangsat! LO BEGO DARI DULU!" teriaknya dengan penuh rasa emosi.

Sekali lagi Zayn menatap layar ponsel, sebelum akhirnya dia melempar ponsel itu ke dinding hingga hancur.

Dia tidak mau melihat foto pernikahan sialan Navali dengan pria tua bangka itu. Dia tidak mau melihat siapapun lagi.

"Kenapa gue sekacau ini cuma karena Navali? Kenapa?"

Karena merasa bahwa pusing sudah dirasakan oleh kepalanya, Zayn pun merebahkan dirinya sendiri di lantai kamar yang dingin.

Mata cowok itu menatap kosong jendela kaca yang memperlihatkan suasana di luar.

Dia kembali merasakan sesak di hati, kali ini rasa sesaknya karena wanita lain.

••••

Kaia mengetuk pintu villa milik Zayn beberapa kali, berharap akan ada yang membukakan pintu ini agar dia bisa masuk.

Gadis itu mencengkram paper bag di tangan kirinya sembari berdecak kesal. Di dalam paper bag itu ada beberapa es krim cup juga kotak makan yang akan ia berikan kepada Zayn.

"Hallo! Ada orang gak ya?!" serunya dengan suara lantang.

Ini masih sore, tidak mungkin kalau Zayn tidur atau sedang pergi ke luar.

"Permisi! Saya maling loh, buka pintunya dong. Saya mau rampok hati Zayn!"

Lima menit menunggu dan pintu itu tetap tidak terbuka, akhirnya Kaia memilih untuk duduk di kursi yang tersedia di teras ini.

Di sana ada satpam, tetapi satpam itu bersikap cuek kepadanya. Seharusnya dia peka kalau ada tamu yang ingin menemui Zayn dan memanggil sang majikan untuk menemui tamunya.

Sempat terlintas dibenak Kaia jika Agatha hanya memberikan alamat palsu saja, tetapi cepat-cepat Kaia menggeleng. Tidak mungkin gadis sok lugu itu berbohong kepada Kaia.

"Ni orang apa emang sengaja gak keluar ya, karena tau tamunya gue?" Kaia bergumam sembari mencebikkan pipinya.

Bisa saja jika sebenarnya Zayn tahu sedang ada Kaia di sini, makanya cowok itu tidak membukakan pintu.

Sembari diam menunggu Zayn, gadis itu saling berbalas pesan dengan Pandu yang percaya bahwa Zayn hanya temannya saja.

Entah Pandu benar-benar percaya atau tidak, yang pasti cowok itu hanya mengangguk saat Kaia menjelaskan bahwa hubungan dia dengan Zayn tidak lebih dari sekedar teman.

"Pantat gue jadi tepos kayaknya," gumam Kaia saat merasa pegal akibat terlalu lama duduk.

Sudah mau satu jam, pintu tetap tertutup.

Akhirnya Kaia menyimpan paper bag di meja yang terbuat dari kayu jati. Gadis itu menatap pintu sekilas sebelum akhirnya memilih pergi dari sini. Dia harus ke kedai untuk membantu Meme.

Sebelum benar-benar pergi Kaia meninggalkan sebuah note yang ia simpan ke dalam paper bag.

••••

Setelah memastikan Kaia benar-benar pergi, Zayn langsung membuka pintu dan menatap datar barang bawaan gadis itu.

Kenapa Kaia sangat keras kepala padahal Zayn sudah menolaknya beberapa kali?

"Mas, tadi ada yang–"

"Gue tau," sela Zayn yang membuat satpam langsung menutup mulutnya dan kembali pamit untuk berjaga di pos.

Zayn duduk di kursi yang tadi diduduki oleh Kaia. Cowok itu mulai mengeluarkan isi dalam paper bag, dia juga membaca note-nya dengan raut wajah tanpa ekspresi.

Dimakan ya, gue masak sendiri loh. Es krim juga dimakan, soalnya kalau lagi stress terus makan es krim bisa jadi stressnya sedikit ilang (•ө•)♡

"Waras begini padahal," gumamnya sembari membuang note tersebut.

Dibanding dengan memakan es krim cup dari Kaia, dia memilih untuk memakan chicken juga kentang goreng yang gadis itu buat untuknya. Kebetulan Zayn sedang lapar.

Zayn tidak mau tahu Kaia tahu alamat villa-nya dari siapa, cowok itu sudah cuek terhadap semuanya. Terserah Kaia ingin mendekatinya dengan cara apapun, tapi yang pasti Zayn tidak akan pernah mempersilahkan Kaia masuk ke dalam hatinya.

Disaat-saat yang seperti ini Zayn jadi merindukan Athena. Sudah lama ia tidak mengabari putri kecilnya.

"Anjing, HP gue kan ancur." Cowok itu tersadar.

Bisa saja Athena jadi marah karena Zayn hilang kabar, lebih parahnya lagi gadis mungil itu hanya akan menganggap bahwa ayahnya hanya Kafka saja, sementara Zayn sudah dicoret dari daftar ayah Athena.

Tidak, tidak. Zayn harus tetap jadi ayah untuk Athena.

Setelah mengambil dompet di dalam kamar, cowok itu menaiki motornya untuk beli ponsel.

Bahkan Zayn membiarkan es krim juga makanan dari Kaia teronggok begitu saja di atas meja.





||||

TBC

Kaia

Kaia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





30 DAYS WITH ZAYN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang