Day 11

979 88 57
                                    

Suasana hati Kaia saat ini sedang sangat baik, bahkan gadis itu tidak bisa menahan senyumannya karena mengingat kejadian kemarin.

Zayn sudah setuju, tinggal Kaia memikirkan berbagai cara agar membuat cowok itu benar-benar nyaman kepadanya.

Apa Kaia harus mengajak Zayn mengunjungi wisata di Bali? Siapa tahu dengan cara itu mereka semakin dekat.

"Lo kenapa senyum-senyum terus?"

Mata Kaia mengerjap saat mendapat pertanyaan dari Pandu. Gadis itu baru sadar kalau ia sedari tadi tersenyum sambil mengaduk buburnya secara acak.

"Gue lagi seneng aja hari ini," jawabnya yang membuat kedua alis Pandu naik.

"Seneng kenapa? Cerita dong sama gue."

Seketika Kaia langsung kikuk. Tidak mungkin dia menceritakan cowok lain dihadapan Pandu, bisa-bisa Pandu jadi kabur.

"Bukan karena apa-apa, sih. Mood gue lagi bagus aja hari ini," kata Kaia sembari tersenyum.

Tanpa penasaran lagi dengan alasan Kaia yang terlihat bahagia, Pandu mengangguk. Cowok itu kembali memakan sarapannya dan Kaia pun begitu.

Mereka ada kelas pagi dan dengan mandirinya Pandu menjemput Kaia lalu mengajak gadis itu sarapan bersama di kantin kampus.

"Pandu," panggil Kaia.

Yang dipanggil mendongak. "Iya, kenapa Kaia?"

"Rekomen tempat wisata yang seru dong."

Pandu terdiam, matanya menatap lekat Kaia.

"Leke Leke Waterfall bagus buat didatangi," ucap Pandu.

Mata Kaia langsung berbinar, dia membenarkan letak duduknya untuk lanjut bertanya kepada Pandu.

"Itu tempat apaan? Gue baru denger."

"Air terjun, bagus pokoknya."

Kepala Kaia mengangguk. "Di daerah mana?"

"Tabanan."

"Oke, sip! Makasih infonya," seru Kaia yang membuat Pandu berdehem.

Mungkin nanti Kaia akan mengajak Zayn untuk mengunjungi wisata tersebut. Mereka harus mulai pendekatan dan Kaia harus kreatif memikirkan berbagai cara untuk membuat Zayn makin dekat kepadanya.

"Lo mau ke sana sama siapa?" tanya Pandu dan berhasil membuat Kaia kebingungan.

Tidak mungkin Kaia bilang bersama Zayn.

Meski saat ini Kaia ada kemungkinan bisa bersama Zayn, tetapi tetap saja Pandu tidak boleh lepas darinya.

"Sama .... sama Meme," jawabnya dengan suara pelan.

Tanpa mau curiga meski masih penasaran, akhirnya Pandu bergumam pelan. Cowok itu menghabiskan sarapannya dengan isi kepala yang memikirkan Kaia.

"Kaia, kalau lo diseriusin sama gue mau?"

••••


"

Lo kapan mau pulang?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Kafka setelah sedari tadi mereka hanya diam-diaman.

Zayn menguap terlebih dahulu, nyawanya belum terkumpul semua setelah dari sore sampai pukul 8 malam tidur.

"Gue nanya," kata Kafka yang wajahnya memenuhi layar ponsel Zayn.

"Tanggal satu bulan depan gue pulang. Ribet banget lo nanya-nanya mulu!" ketus Zayn.

30 DAYS WITH ZAYN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang