Day 24

1K 88 45
                                    

Hari itu tiba, hari di mana Zayn akan berenang di salah satu tempat wisata yang ada di Bali.

Persiapan Zayn sudah matang, tinggal persiapan mental saja supaya kuat menghadapi Kaia yang mungkin saja nanti bertingkah.

Cowok itu masuk ke mobil yang ia kendarai sendiri untuk liburan kali ini. Dia mulai menjalankan mobilnya menuju toko bunga milik Mama Agatha, karena di sana baik Kaia maupun Agatha sudah menunggu.

"Athena, Papi off data ya. Nanti Papi kabarin lagi, see you soon sayang." Setelah selesai berbicara melalui voice note yang tersedia di aplikasi WhatsApp, Zayn pun langsung mematikan ponselnya.

Beberapa hari lagi ia akan pergi dari Bali yang Zayn akui memang banyak kenangannya.

"Waduh, jantung gue degem-degem waktu liat lo pakek kacamata item!" Kaia memuji dengan berlebihan saat melihat Zayn keluar dari mobil.

Untuk menanggapi ucapan Kaia, Zayn hanya mendengkus saja. Cowok itu membantu Agatha untuk memasukan tas milik gadis itu ke mobil, sementara Kaia diabaikan begitu saja.

"Makasih ya, Zayn."

Kepala Zayn mengangguk singkat. Dia sedikit mengintip ke dalam toko sebelum bertanya, "Mama lo ada? Gue mau izin."

"Kebetulan Mama lagi gak ada di toko, jadi gak perlu izin. Aku udah bilang kok dari waktu itu kalau mau liburan sama kamu," jawabnya sembari tersenyum tipis.

Mata Zayn memperhatikan ekspresi Agatha yang ia akui tidak seceria biasanya. Wajah itu murung dan Zayn tidak tahu penyebabnya apa.

"Yaudah, ayo masuk mobil."

Kaia mengangguk, saat dia akan membuka pintu penumpang dibagian depan tiba-tiba Kaia lebih dulu membukanya dan duduk di sana.

"Gue duluan yang duduk," katanya dengan raut wajah mengejek.

Tanpa bicara apa-apa akhirnya Agatha membuka pintu mobil bagian belakang. Dia duduk di sana sembari mulai memakai headset tanpa kabel.

"Agatha, are you okay?"

Kaia berdecak mendengar pertanyaan Zayn. Gadis itu menatap ke arah belakang sekilas sebelum menepuk bahu Zayn, ya meski akhirnya tangan dia ditepis oleh cowok itu.

"Dia gak kenapa-kenapa, gak usah khawatir gitu kali. Tu cewek bawaannya emang lemah," ucapnya yang agak nyelekit.

Kening Zayn mengernyit dalam, dia heran kenapa Kaia selalu sensi jika kepada Agatha. Padahal Agatha tipe sahabat yang baik, yang harusnya di sayang agar tidak hilang.

"Lo udah bilang gak akan macem-macem sama Agatha supaya bisa ikut kita liburan," kata Zayn mengingatkan sekaligus memberi peringatan kepada Kaia.

"Gue gak macem-macem sama dia. Kenapa sih dianggap macem-macem mulu?"

"Lo sensi–"

"Zayn mending langsung jalan aja. Aku gak apa-apa kok," sela Agatha yang membuat Zayn akhirnya mengalah.

Cowok itu melirik Kaia dengan sinis sebelum menjalankan mobilnya untuk membelah jalanan di Bali.

Selama diperjalanan yang membuat ramai adalah Kaia karena gadis itu terus bernyanyi dengan musik yang mengiri dari radio. Beberapa kali Zayn ikut bersenandung meski matanya terus melirik ke arah Agatha yang jelas sekali tambah murung sekarang.

Biasanya Agatha selalu mencari topik agar bisa mengobrol bersamanya atau bersama Kaia.

"Yess, hampir nyampe!" seru Kaia kegirangan. Dia memperhatikan google maps lewat ponsel Zayn yang kebetulan ia pegang. "Oh iya Zayn, Navali gimana kabarnya?"

30 DAYS WITH ZAYN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang