Kaia melahap sarapannya sampai membuat Larva tersenyum karena puas masakannya bisa disukai oleh Kaia.
"Enak gak masakan Meme?" tanyanya dengan raut wajah yang antusias.
Kaia mengacungkan kedua jempolnya. "Masakan Meme selalu enak. Makasih ya udah masak makanan yang enak buat Kaia."
Meski agresif terhadap cowok ganteng, tetapi Kaia adalah tipe anak yang tidak gengsi untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada orang tua.
"Makan malam nanti mau Meme masakin apa?"
"Terserah Meme, Kaia bakalan makan masakannya kok."
Kaia lanjut mengunyah tumis kangkung buatan Meme, matanya sesekali melirik TV yang sedang menayangkan salah satu kartun favoritnya.
"Cowok yang kemarin antar kamu ke kedai itu kayaknya baik," ucap Meme tiba-tiba.
Pasti yang dimaksud Meme adalah Pandu.
"Dia Pandu, temen kuliah Kaia. Emang baik sih orangnya."
Meme mengangguk pelan, dia ikut menonton film kartun tersebut. "Pandu kayaknya keliatan tulus banget, Meme suka."
Kaia memelankan kunyahannya, gadis itu melirik wanita hebat disebelahnya yang fokus lihat ke TV. Apakah Meme mendukungnya untuk bersama Pandu?
"Kaia gak pernah ketemu cowok selembut dia, Me. Kemarin aja ya, dia rela kedinginan karena ngasih jaketnya ke Kaia."
Meme langsung antusias untuk lanjut mendengarkan cerita anaknya. Senyum tipisnya hadir ketika melihat mata Kaia berbinar sewaktu menceritakan Pandu.
"Emang kemarin kalian jalan ke mana aja?" tanya Meme.
"Ke mall, Kaia nemenin dia beli sepatu terus pulangnya Kaia dibeliin sepatu juga." Kaia nyengir ketika mengingat sepatu itu.
Tangan Meme membenarkan anak rambut Kaia yang sedikit berantakan. Dia senang kalau anaknya senang.
"Pandu anak yang baik, sopan juga sama Meme meski kita ketemunya cuma sebentar."
Kepala Kaia mengangguk setuju. "Dia baik banget, ganteng, terus tajir. Tapi ... gantengan Zayn, sih."
Mendengar nama Zayn disebut lagi oleh putrinya, Meme pun mengernyitkan kening. Terakhir kali anaknya dibuat galau karena Zayn.
"Bukannya kamu udah lupain Zayn?" tanya Meme memastikan.
Mata Kaia melotot, gadis itu membenarkan posisi duduknya menjadi sedikit menyerong.
"Kata siapa Kaia lupain dia, Me?"
"Terakhir katanya mau ngelupain."
Kaia langsung berpikir kapan ia mengatakan ingin melupakan Zayn, tapi nihil karena dia tidak mengingat apapun.
"Kaia gak lupain dia," katanya yang membuat Meme kebingungan.
"Bukannya kamu bilang Zayn udah punya anak, ya? Kemungkinan besar juga dia udah punya istri."
Mendengar itu tawa Kaia pun terdengar, dia memeluk Meme dengan erat.
"Zayn nipu aku tuh, supaya gak dideketin lagi. Sekarang aku masih berjuang buat ngejar dia, Me."
Kening Meme mengerut. "Terus Pandu?"
"Dia cadangan."
••••
Zayn ke pantai lagi untuk melepas rasa penat di kepalanya. Cowok itu duduk lesehan di bibir pantai yang sepi.
Mata tajam Zayn menyipit ketika sedang mengamati pemandangan indah dihadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
30 DAYS WITH ZAYN (END)
Roman d'amourNiat Zayn ingin ke Bali untuk menghibur dirinya sendiri juga menghilangkan rasa stressnya hancur begitu saja, hanya karena seorang gadis yang terkena pelet Zayn sejak pertama kali melihat matanya. Gadis itu selalu mengganggu juga mengikuti Zayn kem...