Day 25

1.2K 107 13
                                    

Kaia melamun sembari menyentuh bibirnya. Sudah satu jam dia seperti itu, tetapi sepertinya Kaia tengah memikirkan sesuatu.

Bibir Zayn menempel di bibirnya, bahkan Kaia masih bisa mengingat jelas rasanya bagaimana saat mulut Zayn memberikan udara untuknya kemarin.

"Itu bisa disebut pura-pura pingsan membawa berkah gak ya?" gadis itu bergumam sendirian sembari mengubah posisinya menjadi menyamping seraya memeluk guling.

Sebenarnya itu bukan first kiss Kaia, tetapi kenapa rasanya berbeda ya? Mantap begitu kalau Zayn yang melakukannya– ya meski dengan tujuan memberi napas buatan.

"AAAAA!!!"

"KAIA KENAPA?!"

Dia tersentak kaget ketika mendengar suara panik Meme dari luar kamar. Matanya mengerjap dengan cepat karena sadar sudah berteriak akibat terbayang kejadian kemarin.

"Anu ... Kaia tadi liat kecoa!" serunya.

Setelah itu ponselnya yang sedang di- charger pun berdenting, pertanda ada pesan masuk. Dengan malas-malasan Kaia mengambil ponselnya, matanya membulat saat melihat ada SMS masuk dari Zayn.

Zayn

Bisa bawain masakan Meme lo lagi gak?

Bisaaaa
Gue bawain ya, mau mandi dulu
Makan berdua aja ya, jangan ajakin orang ketiga

Bawa ke kafe aja
Ntar gue kasih tau alamatnya

Sip bby🥰

Najis Kai

Bukannya murung, Kaia malah tertawa terbahak-bahak. Wajahnya berseri sekali karena akan makan bersama Zayn untuk yang kesekian kali.

Memang ya, bahagia itu sederhana.

"Untung aja gue masih punya pulsa," ucap Kaia untuk dirinya sendiri.

Gadis itu bangkit dari rebahannya untuk keluar kamar dan meminta Meme masak dengan alasan akan makan bersama Zayn. Tentu Meme menuruti Kaia dengan senang hati.

"Kaia mandi dulu ya, Me. Mau ketemu calon imam nih."

"Kamu tuh ya, geli sendiri nih Meme denger kamu bilang 'calon imam'."

Kaia mengerucutkan bibirnya. "Yaudah, nanti Kaia sebut dia calon ayah dari anak-anak Kaia kelak."

"Aduh, merinding seketika tengkuk Meme."

Kaia terkekeh lalu berlalu untuk ke kamar mandi. Dia akan dandan yang rapih untuk Zayn.

Setelah beres dengan segala tetek bengek sebelum pergi, Kaia pun memeluk Meme dan mengucapkan terima kasih karena sudah mau memasak untuknya.

"Inget jangan pulang terlalu larut." Meme berpesan sembari memperhatikan Kaia yang sedang naik ke motor milik ojol yang akan mengantarkannya.

"Dadahh Meme!" seru Kaia sambil melambaikan tangannya.

Kafe yang alamatnya sudah diberitahukan tidak begitu jauh dari rumah Kaia, hanya membutuhkan waktu 30 menit dia sudah sampai di depan kafe bergaya klasik yang dimaksud Zayn.

Dengan langkah ceria gadis itu memasuki kafe, dia bahkan menyapa beberapa pegawai yang sedang berdiam diri di dekat kasir.

30 DAYS WITH ZAYN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang