Day 17

905 84 60
                                        

Hari ini Zayn sangat dingin kepada Navali. Bahkan untuk sekedar melirik saja ogah. Padahal di malam waktu itu, Zayn menangis di pelukan Navali.

Seperti sekarang, kedua orang itu secara bersamaan keluar dari kamar masing-masing. Baik Zayn ataupun Navali hanya diam, seperti patung yang kini hanya melihat satu sama lain.

Saat Zayn memilih untuk masuk ke dalam kamar lagi, dengan cepat Navali mencekal lengan Zayn -- namun dengan kasar, cowok itu malah menepis tangan Navali sampai membuat Navali tersentak kaget.

"Lo kenapa, sih?" Navali bertanya.

Zayn menatap tajam Navali. Cowok itu seperti tengah kesal dan Navali tidak tahu penyebabnya apa.

"Gue yang harusnya nanya gitu. Lo kenapa, hah?"

Kening Navali mengerut. "Kok jadi gue? Gue baik-baik aja."

"Gue pikir lo gila karena udah sebar privasi gue ke orang asing."

Navali tercengang mendengar ucapan Zayn yang terdengar sangat sinis di telinganya.

Apa Zayn sudah mengetahui semuanya tentang Navali yang kerjasama bersama Kaia?

Melihat Navali hanya diam, Zayn langsung tersenyum sinis. "Lo tau kalau gue paling gak suka privasinya diganggu."

"Zayn, maaf." Hanya itu yang bisa Navali ucapkan.

"Kenapa minta maaf, hm? Lo ngerasa bersalah sama gue, iya?"

Kepala Navali menunduk. Dia tahu ini salahnya dan kalau Zayn ingin mencaci maki dirinya saat ini, Navali akan terima.

"Gue pikir ... gue pikir dengan gue yang bikin lo deket sama Kaia, lo bisa lupain Aze–"

"Gak gitu caranya, goblok!" Zayn menatap berang Navali. "Gue gak suka Kaia! Dia orang asing buat gue, dia cuma pengganggu asal lo tau itu. Gue gak akan pernah lupa sama Azella karena dia. Gak akan, Navali!"

"Tapi lo bisa buka hati buat dia! Mungkin aja 'kan, kalau Kaia bisa bikin lo bahagia?"

Kepala Zayn menggeleng pelan. Dia tidak habis pikir dengan Navali. Zayn kira, Navali mengerti tentang dirinya yang sekarang.

"I hate you."

Tubuh Navali dibuat mematung karena ucapan Zayn yang tentu ditujukan kepadanya.

Mata wanita itu yang kini memanas, menatap Zayn yang malah menampilkan wajah marahnya.

"Maaf, gue udah bilang maaf tadi." Navali berkata meski dengan nada tersendat.

"Maaf aja gak cukup, sialan!"

"Ya terus gue harus gimana? Gue harus apa supaya lo maafin gue?"

Apapun akan Navali lakukan agar Zayn bisa memaafkannya. Dia tidak mau di benci Zayn.

"Pergi dari sini, gue gak mau liat lo lagi."

•••

Setelah beradu argument dengan Navali, Zayn memutuskan untuk ke suatu tempat.

Cowok itu bisa menebak kalau sekarang Navali hanya diam di kamar dan tidak merasa telah diusir oleh Zayn. Navali 'kan sekarang dikejar oleh orang suruhan papa, jadi wanita itu pasti tidak berani untuk pergi.

Motor Zayn berhenti tepat di depan toko bunga yang nampaknya sebentar lagi akan tutup. Cowok itu turun dari motor untuk menghampiri seorang gadis yang baru saja keluar dari toko.

"Agatha."

Merasa dipanggil, Agatha langsung menatap ke arah Zayn. Gadis manis itu tersenyum ramah.

30 DAYS WITH ZAYN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang