Day 29

2K 97 16
                                    

Tak terasa bahwa Zayn akan meninggalkan Bali di esok hari. Sudah cukup liburan di sini, dia harus kembali ke tempat asal dan mengurus Athena juga membantu Kafka.

Cowok itu membulatkan tanggal 30 di kalender kecil yang berada di nakas samping tempat tidur. Rasanya baru kemarin ia berada di sini tetapi waktu berlalu dengan begitu cepat sampai Zayn harus pulang.

Selama berdiam diri di sini, Zayn jadi bertemu dengan orang-orang baru yang sifatnya beragam. Ada yang membuatnya kesal, ada juga yang membuatnya senang.

"Zayn, yuhu!!" Teriakan dari luar villa disusul oleh suara bel membuat Zayn langsung keluar dari kamar.

Cowok itu membuka pintu dan tersenyum tipis kepada Kaia juga Agatha. Kemarin ia mengajak mereka untuk mencari oleh-oleh yang akan Zayn berikan kepada keluarganya.

Ah iya, Agatha bercerita kepadanya kalau dia dan Kaia sudah berdamai dan kembali bersahabatan seperti semula. Zayn senang mendengarnya.

"Baru jam 4 sore, udah pada siap?" Zayn bertanya setelah melihat jam di ponsel.

Dengan semangat, Agatha menganggukkan kepalanya. "Kita siap! Mau cari oleh-oleh sekarang gak?"

Zayn mendengkus. Ini masih terlalu sore.

"Agak maleman gak bisa?"

Kini kepala Kaia menggeleng. "Malemnya kita mau ajak lo ke pasar malem."

"Ogah, gue gak ke tempat gituan."

Kaia melotot. "Harus mau, seru kok tempatnya."

Kepala Zayn menggeleng. Ia tidak biasa untuk ke tempat ramai seperti itu, dan juga terlalu malas berkerumun dengan banyak orang.

"Zayn, please, mau ya? Sekali aja kok." Kini giliran Agatha yang membujuk.

Gadis itu menyatukan kedua telapak tangannya untuk setelahnya disimpan di depan dada. Puppy eyes- nya Agatha tunjukkan untuk Zayn yang kini mengumpat dengan wajah muram khasnya.

"Yaudah, iya. Gue mau, tapi jangan lama."

Melihat Zayn pasrah, Kaia hanya bisa tertawa pelan. Ternyata Zayn benar-benar nurut jika bersama Agatha.

"Sana ganti baju, biar langsung let's go cari oleh-oleh!" titah Kaia yang membuat Zayn mengangguk lalu pergi ke kamar.

Selama menunggu Zayn ganti baju, kedua gadis itu duduk di bangku yang ada di teras sembari mengobrol.

"Zayn kayaknya nurut banget sama lo," ucap Kaia dengan wajah yang menggoda Agatha.

Tentu pipi Agatha langsung merah, tetapi dengan pandai ia menutupi perasaannya. "Perasaan kamu aja kali, Kai."

"Enggak! Gue perhatiin cara dia perlakuin lo tuh beda."

Kepala Agatha menggeleng, bibirnya tersenyum tipis. Bagaimanapun ia dan Zayn tidak akan pernah bisa bersama karena cowok itu menutup hati dengan sangat kuat. Tidak ada yang bisa masuk ke hatinya, termasuk Agatha.

"Zayn pernah bilang kalau sifat aku persis sama sifat anaknya, dan karena itu dia nyaman sama aku. Mungkin dia ngerasa rasa kangen sama anaknya sedikit terobati waktu sama aku," ujar Agatha.

Kaia mencoba memperhatikan ekspresi Agatha. Dia paham betul bahwa Agatha sudah terbawa suasana akan sifat Zayn, tetapi gadis itu berhasil menahan rasanya.

"Lo ... suka dia?"

"..."

Kaia mengelus bahu Agatha. "Oke, gue tau jawabannya meski lo cuma diem."

30 DAYS WITH ZAYN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang