Prolog

15.7K 858 11
                                    

Hi, welcome! Aku balik lagi dengan cerita bergenre romcom. Hope you like it ❤️

Happy new year bestie! Bahagia dan sehat selalu untuk kalian semua❤️ Good bye 2021👋

Note: Mohon maaf bila ada kesamaan nama, tempat, kejadian, alur, atau karakter tokoh dengan cerita lain. Sekian terima Miles Wei.

Happy reading.

°°°°

"Truth or dare?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Eliza—sahabat Nara. Eliza menunjukkan senyum setan, menunggu jawaban dari Nara.

Nara menghela nafas. Sial. Kenapa pula botol minum Moza harus berhenti dan mengarah padanya. "Dare!" jawab Nara dengan lantang.

Eliza melirik ke arah Moza sekilas, kemudian kembali menatap Nara yang duduk di hadapannya. "Dare ya, Ra." Eliza manggut-manggut sebentar. Kemudian, "Lo liat cowok yang di sebelah sana, kan?" Jari telunjuk Eliza menunjuk ke arah laki-laki berkemeja putih yang duduk tak jauh dari tempat mereka berada.

Nara mengikuti arah telunjuk Eliza, kemudian mengangguk. "Iya, yang lagi main hape itu, kan?" tanyanya takut salah.

Eliza mengangguk sambil menjentikkan jarinya. "Yap! Tantangannya, lo godain cowok itu terus lo ajak pacaran. Gue tau lo punya bakat genit."

Pupil mata Nara melebar. Gila! Benar-benar gila! Tantangan macam apa ini?! Bisa runtuh image-nya jika ia melakukan tantangan yang diberikan Eliza. Nara menggeleng kuat menolak tantangan yang diberikan Eliza.

"Gila lo El! Ganti-ganti! Gue nggak mau tantangan itu! Bisa ilang image gue sebagai seorang Nara yang kalem," tolak Nara.

"Kalem dari comberan. Pas jaman SMP sama SMA aja lo gila enggak ketulungan. Setiap hari ngejer-ngejer kak Davindra mulu. Sampe dibilang penguntit sama kak Davindra," kata Moza yang masih ingat sikap bar bar Nara.

"Itu kan dulu. Sekarang gue udah tobat. Udah move on juga dari kak Davindra. Kak Davindra juga pasti udah nggak inget lagi sama gue. Mungkin sekarang dia udah punya pacar di Amerika sana." Nara terdiam sejenak, jujur saja ia masih punya sedikit perasaan pada laki-laki bernama Davindra itu. Namun sayang, jarak memisahkan keduanya, sebab Davindra memutuskan untuk melanjutkan pendidikan disana agar bisa jauh darinya.

Yang Nara tahu, Davindra sangat membencinya, menganggapnya sebagai penguntit. Tapi meskipun begitu, Nara tetap suka pada Davindra. Berkali-kali cintanya ditolak laki-laki itu, tapi Nara tetap tidak menyerah, dan selalu berusaha untuk bisa mendapatkan hati Davindra meskipun selalu berakhir dengan penolakan. Hingga akhirnya, laki-laki itu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Amerika agar bisa jauh darinya.

"Bengong aja lo. Kangen ya, sama bebeb Davindra?" Eliza menoel tangan Nara, membuat lamunan gadis itu bubar jalan. "Ayo sana, jalanin tantangannya."

Nara menggeleng. "Ganti. Gue nggak mau malu-maluin diri sendiri lagi."

Eliza mengerakkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri. "No, no. Nggak bisa diganti bebeb ku. Salah sendiri lo milih dare."

Nara mengerang frustasi. Dasar Eliza edan! Bisa-bisanya memberikan tantangan gila seperti itu. Nara mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Fine! Gue goda tuh cowok," kata Nara akhirnya.

Nara bangkit dari duduknya. Merapikan rambutnya terlebih dahulu kemudian mulai melangkahkan kakinya mendekati meja laki-laki itu. Ketika sudah sampai, Nara berdehem pelan di samping laki-laki itu. Jiwa-jiwa genit yang sudah lama ia kubur dalam-dalam kembali keluar untuk menjalankan tantangan gila dari Eliza.

"Hai, om!" sapa Nara dengan suara yang dibuat selembut mungkin.

Laki-laki itu menoleh sambil menaikkan satu alisnya.

Melihat raut wajah bingung laki-laki itu, Nara kembali bersuara. "Om ganteng, saya boleh nggak duduk disini?" Tanpa menunggu jawaban dari laki-laki berwajah papan triplek itu, Nara langsung mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan laki-laki itu.

"Maaf, mbak ini siapa, ya? Ada keperluan apa dengan saya?" tanya laki-laki itu masih dengan wajah bingungnya.

Nara tersenyum genit. "Perkenalkan, saya Queenara Azzalea Aileen. Calon istri om dan calon ibu dari anak-anak om nanti." Dalam hati, Nara mengerang. Sungguh, menggelikan sekali dirinya.

Laki-laki itu melihat penampilan Nara sambil bersedekap dada. Nara yang menyadari bahwa laki-laki itu melihat penampilannya, segera menunjukkan senyum genitnya sambil sesekali mengedipkan matanya genit.

Eliza dan Moza yang memperhatikan Nara dari meja tempat mereka, menahan tawa melihat aksi Nara menggoda laki-laki itu.

"Nara pasti tertekan," ujar Moza masih tetap memperhatikan aksi Nara.

"Sumpah, Moz. Gue nggak kuat liat mukanya Nara." Eliza memegangi perutnya sambil tertawa melihat aksi Nara.

Masih mempertahankan senyum genitnya. Satu tangan Nara menyentuh punggung tangan laki-laki itu. Meraba-rabanya, sambil melempar kerlingan genit. "Om, mau nggak jadi pacar saya? Jadi suami dan jadi ayah untuk anak-anak saya jug-"

"Maaf, saya sudah memiliki istri."

Nara tercengang mendengarnya. Mampus! Jadi ia sekarang tengah menggoda suami orang?! Nara celingak-celinguk dengan wajah paniknya. Takut tiba-tiba istri laki-laki itu datang dan langsung menjambak rambutnya.

"Ma-maaf om. Saya nggak tau. Btw, yang tadi cuma bercanda. Suwer! Ini saya lagi dapet tantangan dari temen saya yang super kampret. Sumpah, om, saya nggak ada niatan rebut om dari istri om. Suwer tekewer-kewer yang tadi cuma bohongan, nggak serius. Sekali lagi maaf, om," ucap Nara sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

Setelah berkali-kali meminta maaf, Nara segera berlari meninggalkan laki-laki itu sambil terus merutuki kebodohannya dan juga menyumpah serapahi Eliza.

Eliza yang melihat Nara berlari sambil menutup wajahnya, langsung bangkit dari duduknya dan segera menghampiri sahabatnya.

"Eh, Ra. Lo kenapa?" tanya Eliza khawatir. "Lo di caci maki cowok itu?" lanjutnya.

Nara menggeleng. "Nggak, dia nggak ngapa-ngapain gue. Tapi gue mau pulaaang! Malu El!" Nara segera berlari keluar dari cafe tanpa memperdulikan teriakan Eliza.

Begitu sudah keluar dari dalam cafe, Nara mengacak-acak rambutnya sambil mengerang. "Ya Allah, maafkanlah hamba yang telah menggoda suami orang. Tolong jangan pertemukan hamba dengan laki-laki itu lagi."

Nara benar-benar malu. Ia tidak menyangka jika tadi dirinya menggoda suami orang. Mana mengajak pacaran, pula. Pasti laki-laki tadi menganggapnya sebagai perempuan murahan. Ini semua gara-gara Eliza kampret! Nara maluuu. Tolong, belikan Nara odading sekarang juga. Ia ingin mengubah diri menjadi iron man!

•••💘•••

To be continue.

Selamat datang kembali di lapak aku. Siap-siap ya, untuk dibuat ketawa-ketiwi dengan cerita Davindra dan Nara.

Yang belum vote, coba vote dulu. Tekan tombol bintang di pojok kiri bawah. Lalu berikan komentar juga untuk cerita ini. Dan, follow juga akun milkitakita_ Jika menurut kalian cerita ini menarik dan layak dibaca, tolong bantu share dan rekomendasikan Cute Secretary ke teman-teman kalian 🤗❤️

Sekian, salam sayang dari calon istrinya Wei Zhe Ming❤️

Dipublikasikan pada tanggal 31 Desember 2021. Pukul 20.00 WIB.

See u

Cute SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang