Chapter 23

2.8K 209 10
                                    

Lama betul saya ngilangnya, ya. Wkwkwk.

Sekarang emang lagi sibuk-sibuknya, sekolah udah full day, tugas banyak, weekend pun tetep harus ke sekolah buat ekskul, atau pergi kerja kelompok. Jadi susah ngatur waktu buat nulis. Tapi, sesibuk apapun itu pasti tetep aku usahain buat nulis. Btw, makasih untuk kalian semua yang tetep simpen cerita ini di library kalian❤️ Makasih yang ngedukung dan ngasih semangat. Sayang kalian semuaaaa💗🥰

Chapter ini sebelumnya udah di publish, tapi di unpub lagi karena mau dirubah endingnya.

Selamat membaca semuanyaaa

***

"Oh, Tuhan~ Ku cinta, duit. Ku sayang, duit. Rindu duit. Inginkan duit. Tunjukkanlaaah, rasa cinta di hatiku~ Hanya pada duit. Untuk duit."

Adalah suara Eliza yang tengah bernyanyi sambil memejamkan mata khidmat, menikmati lagu yang ia nyanyikan dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya. Sementara Eliza sibuk sendiri dengan lagunya, Moza dan Billy tampak heboh sendiri, asyik dengan dunianya sendiri. Sibuk menggoyang-goyangkan badan di depan kamera, tengah membuat video challenge Girl On Top, Step Back. Yang tentunya, mengabaikan tatapan geli dari orang-orang yang berada di sekitar.

Gerakan tubuh Billy yang lentur, sangat lentur, yang kelenturan tubuhnya bahkan sampai mengalahkan idol-idol K-Pop, mengundang beberapa pasang mata untuk melihatnya, melihat Billy yang tengah meliuk-liukkan tubuhnya, yang tentu saja direspon dengan tatapan malu-malu dari laki-laki kemayu itu. Ia menghentikan gerakannya begitu musik selesai, menunduk malu-malu saat sadar masih diperhatikan.

"Cinderella jadi malu diliatin sama banyak Prince Charming," gumam Billy dengan suara manja, sambil memukul lengan Moza yang tengah melihat hasil video mereka.

Gadis berambut sebahu dengan wajah baby face, dan tubuh mungil yang sering dikira anak SMP itu menyipitkan mata begitu melihat hasil video ia dengan Billy tadi. Memperhatikan dengan seksama gerakan laki-laki kemayu yang penuh percaya diri itu.

"Gerakan lo ada yang salah, Billy." Kepada Billy, ia menoleh, memperlihatkan layar ponselnya kepada laki-laki itu. "Tuh, salah! Gerakan lo pas di bagian reff, salah!"

Billy menyipitkan mata, memperhatikan video di handphone Moza. "Sengaja itu, Keju. Biar gerakannya nggak gitu-gitu aja. Cakep itu gue di situ. Keliatan bohay, semok uhuy-uhuy!"

"Nenek lo semok! Bentukan lo mirip badut Mampang gitu." Moza mendelik tajam. "Ulang lagi! Jelek ini. Awas aja lo salahin lagi!"

Billy cemberut, mendengus sebal sambil menggerutu. Tapi kemudian nurut saja saat Moza mengulang kembali challenge dance yang ingin mereka buat.

Berbeda dari ketiga temannya, Karissa lah yang terlihat paling kalem, tidak melakukan apa-apa selain menikmati nasi uduknya, sibuk mengisi perut dan menganggap teman-teman bobroknya tidak ada. Ia terlalu malas untuk ikut-ikutan bobrok, tidak seberani itu juga bernyanyi keras-keras dengan suara cempreng seperti Eliza, atau berjoget-joget di depan kamera dengan banyak yang memperhatikan seperti Billy dan Moza. Jadi ia hanya diam, mengisi perut yang kosong karena belum sempat sarapan itu lebih baik daripada melakukan kegiatan memalukan dan membuang tenaga seperti ketiga temannya.

Dan, jika Karissa diam karena sibuk mengisi perut, maka ada Nara yang diam karena sibuk dengan dunianya sendiri, dengan dunianya yang tengah mengingat momen romantis tadi malam, dan tadi pagi, bersama Davindra. Dan mengingat itu, membuatnya tidak bisa untuk tidak tersenyum lebar-lebar, untuk tidak terkekeh pelan dengan kedua pipi yang merona.

Cute SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang