Seingatnya, Davindra-nya itu suka nasi goreng dan ayam tepung. Dua makanan itu adalah makanan kesukaan Davindra sejak kecil. Ia ingat betul, saat dulu Davindra pernah menangis hanya karena ayamnya digondol kucing, juga pernah mengamuk karena Tante Dira, mamanya Davindra pernah membagi nasi goreng yang sama disaat ia lupa membawa bekal saat masih TK. Dan ia masih mengingatnya, wajah merah padam itu, dengan bibir yang dimajukan beberapa senti dan kedua mata yang dipelototkan, membuatnya terkikik geli. Davindra dulu sebenci itu padanya, sampai pernah sekali laki-laki itu mencubitnya sampai menangis, bahkan juga pernah meninggalkannya sendirian saat ia minta ditemani ke warung.
Davindra itu ... meskipun terlihat galak dan menyebalkan, tetapi aslinya memiliki pribadi yang penyayang, yang lembut dan baik hati. Ia masih ingat betul bagaimana saat Davindra menunjukkan rasa sayang pada dirinya, saat menunjukkan sisi perhatiannya pada dirinya. Dan mengingatnya membuatnya rindu dengan laki-laki itu. Sejak semalam Davindra tidak membalas pesannya, tidak mengangkat panggilannya juga. Tapi sebelumnya ia sempat melihat mobil laki-laki itu, terparkir tidak jauh dari kost-annya. Namun anehnya, disaat ia ingin menghampiri, mobil itu pergi meninggalkannya, melaju dengan kecepatan tinggi dan menghilang dengan cepat saat berbelok ke jalan raya. Yang membuatnya terheran-heran. Ia yakin itu mobil Davindra, tapi kenapa laki-laki itu malah pergi saat belum sempat bertemu dengannya?
Menyingkirkan pemikiran-pemikiran buruk di kepalanya, Nara cepat-cepat memasukkan kotak bekal ke dalam paper bag, kotak yang di dalamnya berisi nasi goreng dan ayam tepung untuk Davindra. Lalu segera ia menghadap ke cermin, memastikan penampilannya sudah rapi, sudah siap untuk berangkat bekerja. Dan ia rasa ini sudah siap, sudah tidak ada lagi yang perlu dibenarkan atau ditambahkan. Maka cepat-cepat ia menyambar hand bag dan paper bag-nya, lalu segera berlari keluar dari kamar kostnya.
Sembari melangkah menuju gerbang, Nara berharap Davindra menjemputnya, ia berharap laki-laki itu sudah berdiri di depan gerbang, menyambutnya dengan uluran tangan, dengan senyum manisnya yang mampu menyembuhkan kanker, yang mampu membuat kaki siapapun berubah menjadi jelly. Dan saat ia membuka gerbang, ia melihat sebuah mobil sudah terparkir di depan sana, juga melihat pemiliknya yang berdiri di dekat mobil dengan uluran tangan, dengan senyum kelewat manis dan lesung pipi yang dalam. Yang sayangnya, bukan Davindra pemiliknya, bukan Davindra yang menjemputnya pagi ini. Melainkan Rangga. Laki-laki itu yang menjemputnya, yang menyambutnya dengan senyum manis beserta lesung pipi dalamnya.
•••💘•••
Davindra melajukan mobil, dengan menahan denyutan hebat di kepalanya, denyutan yang datang disaat ia baru membuka mata, yang sempat membuatnya kesulitan untuk bangun, yang sempat membuatnya hampir terjatuh saat berjalan menuju kamar mandi. Tapi ia mengabaikannya, mengabaikan denyutan hebat yang rasanya sangat sakit, seperti dihantam puluhan palu, rasa yang membuat kepalanya serasa ingin pecah. Pikirnya denyutan ini hanya karena sakit kepala biasa, hanya karena ia kurang tidur semalam ditambah melupakan makan malam. Dan ia rasa, dengan meminum obat sakit kepala biasa pasti akan sembuh, tapi nyatanya, sampai sekarang kepalanya masih berdenyut, bahkan denyutan itu terasa semakin kuat.
Ia memegang kepalanya, meremas rambutnya, berharap sakit di kepalanya ini cepat-cepat hilang. Dengan satu tangan ia mengemudikan mobil, tetap nekat ingin berkerja meskipun kepalanya sakit. Karena kemarin ia sudah membolos, dan hari ini ia tidak mau membolos lagi, pekerjaannya banyak, ia tidak boleh menelantarkannya jika tidak ingin dimarahi sang ayah.
Setelah kurang lebih satu jam ia mengendarai mobil, akhirnya ia sampai di kantornya. Segera ia keluar dari dalam mobil, sempat sedikit oleng saat kakinya menapak, merasa kesulitan menopang bobot tubuhnya sendiri untuk beberapa saat. Davindra menggeleng pelan, mencoba mengembalikan tenaganya, mencoba untuk tidak merasakan denyutan itu untuk beberapa saat. Ia mulai melangkah, memasuki kantornya yang langsung disambut oleh karyawannya yang ada di sekitar. Mereka semua menyapanya dengan senyuman, yang tentu saja ia sapa balik dengan senyum ramahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Secretary
Romance(Romansa, Comedy) #1 The Boss Series Gara-gara truth or dare sialan. Hilang sudah image Queenara Azzalea Aileen sebagai seorang gadis yang kalem. Nara menyesal telah memilih dare yang mana berakhir dengan tantangan yang super-super gila, yaitu mengg...