01. Awal dari cerita kita

2.3K 229 4
                                    

"Jika kata mampu menembus langit maka kupinta ia tetap bersamaku. Namun sayangnya kata tidak mampu mengembalikan yang pergi" - Arjuna Saka Dewa


[•••]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[•••]

"Papa, itu dasinya miring," ucap Mama yang dengan telaten mengikat dan menyimpulkan dasi Papa.

"Terimakasih istri Papa yang cantik." Kecup Papa di kening Mama.

Dua anak laki-laki berbeda umur itu hanya merotasikan kedua mata mereka, bisa-bisanya mereka bermesraan layaknya pengantin baru. Sepertinya Papa dan Mama lupa sudah memiliki dua anak laki-laki.

Si yang paling muda hanya mengerucutkan bibirnya ke depan. Arjuna hanya tersenyum melihat tingkah adik kecilnya.

"Ma, sepertinya ada yang cemburu tuh!"

"Hah siapa?" tanya Mama heran.

"Tuh!" tunjuk Arjuna kepada Nakula yang bersidekap, masih dengan bibirnya yang mengerucut ke depan.

"Sebel, Nana kan juga mau di cium!" dengus Nakula kesal.

"Ululu jagoan kecil Papa udah bisa protes nih." Papa mengambil alih Nakula yang berusia sembilan tahun. Mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Papa! Nana nanti jatuh!"

"Kalau jatuh kan tinggal ke bawah."

"Ih sebel!" Satu keluarga itu tertawa melihat tingkah lucu anak bungsu mereka.

Setelah selesai sarapan, papa terlebih dulu berpamitan. Papa bekerja sebagai manager keuangan di salah satu perusahaan. Papa mencium pipi gembil Nana berganti. Nana yang dicium terlihat risih, karena baginya dia sudah dewasa, apalagi kumis tipis papa yang menusuk kulitnya.

"Nana gak mau berangkat sama Papa ke sekolah?"

"Gak! Nana mau diantar Kak Juna. Lebih asik naik sepeda bareng Kak Juna daripada naik mobil Papa," cibir Nakula di depan wajah Papa yang berjongkok menyamakan tingginya dengan si bungsu.

"Kak Juna terus nih, mentang-mentang punya kakak. Papa gak dianggep."

"Papa sudah punya Mama, hehe tapi Nana sayang sama Papa. Bercanda Papa, Papa berangkat sana nanti telat."

"Yasudah Papa berangkat ya, Juna hati-hati ngontel sepedanya."

"Siap komandan!" balas Juna dengan gerakan menghormat.

DANDELION [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang