25. Belum Siap

449 81 14
                                    

"Kita tidak tahu kapan akan kembali kehilangan. Sebelum semuanya terenggut waktu, luangkan waktumu untuk selalu bersama dengannya. Karena dia yang berharga dalam hidupmu."

[•••]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[•••]

Seperti hari-hari biasanya, setelah pulang sekolah Nakula langsung menuju cafe tempat ia bekerja. Seperti biasa pemuda itu akan meletakkan ranselnya di dalam loker yang sudah disediakan dan dia akan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang telah disediakan oleh cafe.

Nakula dengan cekatan mencatat pesanan yang dipesan oleh pengunjung cafe. Dia berpindah dari meja yang satu ke yang lainnya. Karena wajahnya yang begitu rupawan, mampu menjadi pemikat bagi pengunjung. Banyak sekali gadis-gadis yang mampir ke cafe tempat Nakula bekerja. Bahkan ada yang masih menggunakan seragamnya.

"Ganteng banget gak sih?" kata salah satu pengunjung.

Gio selaku HRD di sana mengamati bagaimana Nakula bekerja. Nakula benar-benar mirip dengan Arjuna. Dulu saat masih duduk di bangku SMA, Arjuna menjadi daya tarik bagi cafe ini.

"Mereke benar-benar sama."

Nakula duduk beristirahat di salah satu kursi dekat kasir. Dia menegak segelas air putih. Karena cafe sudah agak lengang, Nakula mengistirahatkan sejenak tubuhnya.

"Nakula?" panggil Gio kepada Nakula. Pemuda yang namanya panggil itu, langsung berdiri karena bagaimanapun juga, meski Gio adalah teman baik kakaknya.

"Iya Pak? "

"Nakula, apakah kamu belum mengatakan kepada Kakakmu bahwa kamu bekerja di sini?" Nakula menggeleng menjawab pertanyaan Gio. Gio menghela nafas panjang mengetahui jawaban dari Nakula, pasalnya dia sudah lumayan lama bekerja di cafenya.

"Jangan terlalu lama kamu menyembunyikan semua ini Nakula. Jika tidak segera diberitahu, maka Kakakmu akan kecewa padamu. Bukankah dia satu-satu yang kamu miliki?" Nakula terdiam, dia mencerna apa yang sudah dikatakan oleh Gio. Benar, dia harus mengatakan semuanya kepada Arjuna sesegera mungkin.

Nakula menaruh tasnya di atas meja belajarnya, menanggalkan seragamnya dan segera menuju ke kamar mandi. Dia menuruni tangga dan menuju dapur, dibuka kulkas tempat penyimpanan persediaan bahan makanan.

Nakula membuat tumis kangkung, tempe goreng, tahu goreng dan ayam goreng. Tidak lupa ia mengupas buah apel dan buah naga. Ditatanya sajikan yang ia siapkan untuk makan malam bersama Arjuna.

Dilihatnya jam dinding yang menempel, menunjukkan pukul 19.00 harusnya sebentar lagi kakaknya akan pulang. Dan benar saja terdengar suara knop pintu depan, Nakula melihat tubuh Arjuna masuk dengan dasi yang sudah tidak rapi.

Nakula menyambut sang kakak, dan membawakan tas yang Arjuna bawa.

"Capek Kak?"

"Tidak, kenapa?" Seperti mengerti apa yang akan disampaikan oleh Nakula, tiba-tiba Arjuna bertanya kenapa adiknya bertanya.

DANDELION [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang