"Jika jalan hidupku adalah skenario yang sudah ditentukan sebelumnya, maka aku akan tetap memilihnya sebagai jalan takdirku" - Arjuna Saka Dewa
[•••]
Hari ini indah, matahari bersinar dengan begitu terang. Meski tidak terik dan membakar kulit. Setidaknya mendung tidak datang yang membuat hati Arjuna selalu merasa tidak nyaman, semenjak Papa pergi meninggalkannya dan tidak akan kembali lagi.
Pagi ini Arjuna menjenguk Mama ke rumah sakit, bukan rumah sakit biasa. Tapi ini rumah sakit untuk orang-orang yang membutuhkan kasih lebih karena sebuah kata 'kehilangan' atau 'kekecewaan'. Karena kondisi Mama yang tidak kunjung membaik, dokter menyarankan Mama untuk di rawat inap sampai Mama membaik.
Berat rasanya Arjuna harus meninggalkan Mama di tempat ini. Hari ini Nakula berangkat bersama Caessa karena orang tua Caessa yang meminta kepada Arjuna agar Nakula mulai hari ini berangkat bersama Caessa. Awalnya Arjuna menolak karena ia masih mampu mengantar Nakula dan tentunya ia merasa tidak enak bergantung kepada orang tua Caessa.
Jadi, ini kesempatan Arjuna untuk menjenguk Mama sebelum berangkat ke sekolah. Setelah tiga hari tidak menjenguk Mama. Di kamar pasien yang berisi tiga orang pasien dengan riwayat yang hampir sama dengan Mama, Arjuna duduk di samping ranjang pasien Mama. Menyuapi Mama dan mengajak Mama bercerita, meski setiap cerita yang Arjuna sampaikan tidak sepenuhnya Mama tanggapi.
"Mama, mama tahu gak. Juna punya temen yang baik banget sama Juna di sekolah Ma. Namanya Jean sama Chandra."
"Chandra anaknya asik Ma, dia itu jahil. Sering banget jahilin Juna sama Jaen. Chandra ini ternyata anak Bandung yang baru pindah semester awal ini Ma."
"Kalau Jean anaknya judes plus cuek Ma, awalnya Juna takut sama Jean. Tapi kalau semakin dikenal ternyata anaknya baik Ma. Jean juga bukan anak asli Surabaya Ma. Dia anak Jakarta Ma. Sama kyak kita ya Ma."
"Mama inget gak waktu kita baru pindah ke Surabaya, kalau gak salah Nana masih umur tiga tahun ya Ma, hehe."
Arjuna terus bercerita sambil menyuapi Mama dengan telaten, bercerita tentang sekolahnya, teman-temannya dan tingkah lucunya adiknya. Walau air mata yang ingin jatuh terus saja ia seka.
[•••]
"Arjuna, tolong patuhi peraturan sekolah ini!"
"Maaf Bu, saya janji tidak akan telat lagi."
Seusai menjenguk Mama, Arjuna sesegera mungkin berangkat ke sekolah. Tapi dia telat, semenjak Mama dirawat di rumah sakit, Arjuna lebih sering telat. Ini membuat Arjuna sering kali ditegur oleh wali kelasnya Bu Mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION [END]✓
Teen Fiction[END] "Jika kata adalah mantra yang mampu menembus langit maka kupinta ia tetap bersamaku. Namun sayangnya kata tidak mampu mengembalikan yang pergi" ° ° "Nana suka dandelion kak." "Kenapa? Ada bunga yang lebih cantik loh." "Dandelion itu rapuh kak...