"Jangan sembunyikan apapun, kita sedarah yang seharusnya saling terikat tanpa terkecuali."
[•••]
Chandra masih gelisah, hatinya bimbang. Apa dia harus mengatakan hal yang sebenarnya, atau terus merahasiakan semuanya. Tapi jika harus merahasiakan semuanya, dia tidak sanggup. Bagaimanapun juga Arjuna adalah kakak kandung Nakula, sedangkan dia hanya orang luar, meski Nakula sudah dia anggap adiknya sendiri.
Chandra begitu gelisah, dia mondar-mandir di ruangannya.
"Apa seharusnya aku katakan saja? Tapi nanti kalau Juna sampai kecewa bagaimana? Kalau Juna marah bagaimana? Arrgghhh!!!"
"Dih kamu kenapa? Kesambet Chan?" Tiba-tiba Jeano mengagetkannya, Jeano sudah ada di dalam ruangannya.
"Kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu Bapak Jeano yang terhormat?" tatap Chandra sinis.
"Aku sudah ketuk berkali-kali, tapi gak kamu jawab. Yaudah aku masuk."
Chandra menghempaskan tubuhnya, menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Menatap langit-langit, berpikir sejenak.
"Kenapa? Ada masalah?" Chandra memperbaiki posisi duduknya menatap Jeano. Jeano yang tiba-tiba ditatap merasa merinding.
"Fix kesambet beneran!"
Chandra menarik nafasnya panjang, lalu menundukkan kepalanya. Jeano yang masih heran dengan tingkah Chandra, tidak seperti Chandra biasanya.
"Jean."
"Apaan?!"
"Aku punya rahasia yang benar-benar bikin aku frustasi. Aku sudah janji sama orang itu buat gak bilang. Tapi sama saja ini sebuah kebohongan, karena aku merahasiakan hal dari saudaranya, yang memang seharusnya dia harus tahu."
Jeano memutarkan bola matanya jengah. Sungguh dia tidak mengerti apa yang sedang Chandra katakan.
"Serius, aku gak ngerti," jawab Jeano singkat.
"Nakula sakit Jen."
"Hah? Maksud kamu?!" Jeano tidak percaya, sakit? Jelas-jelas dia melihat Nakula begitu sehat, kenapa tiba-tiba sakit.
"Iya Jen, Nakula sakit. Dan semua ini aku rahasiakan dari Juna. Aku bingung Jen, harus jujur atau tetap menepati janji Nakula?" Baru kali Jeano melihat Chandra begitu serius. Sepertinya apa yang dikatakan Chandra memang serius. Jeano tidak tahu sakit apa yang sedang Nakula idap.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION [END]✓
Roman pour Adolescents[END] "Jika kata adalah mantra yang mampu menembus langit maka kupinta ia tetap bersamaku. Namun sayangnya kata tidak mampu mengembalikan yang pergi" ° ° "Nana suka dandelion kak." "Kenapa? Ada bunga yang lebih cantik loh." "Dandelion itu rapuh kak...