Chapter 22

5K 337 41
                                    

6 Desember 2021

•••

"Aku nanti bakalan ke sana, kamu bantu aku ke sana juga dong. Aku ngerasa ... aku juga kepengaruh. Dia jadi sering masakin aku makanan." Keysa meminta bantuan.

"Astagaaa!!! Harusnya jangan kamu makan, Key! Aduh, gimana ininih? Oke nanti aku bakalan ke sana! Malam ini kita ke dukun!"

"Oke makasih."

"Udah selesai makannya Key?" Keysa terkejut melihat Tyo sudah ada di ambang pintu, pria itu masih memakai peci dan agak basah.

Keysa kembali ke mode juteknya. "Hm." Tyo tersenyum, senyum yang bagi Keysa mencurigakan padahal pria itu hanya bahagia saja karena semua makanan tandas di nampan. Pun setelahnya Tyo mengapik barang-barang itu untuk dibersihkan.

"Ada yang kamu mau lagi, Key?" tanya Tyo, Keysa mendengkus gusar.

"Gak ada."

"Kalau ada apa-apa bilang, ya--"

"Gak usah sok baik, pergi sana!" Tyo tersenyum ciut.

"Maaf ...." Dengan kikuk, Tyo pun segera berjalan keluar meninggalkan istrinya itu, meski agak perih masih saja dijuteki, setidaknya ia mau makan makanan buatan Tyo yang sudah diberi vitamin langsung di sana.

Tyo sudah cukup bersyukur Keysa akan membaik.

Setelahnya, hari berjalan biasa, Keysa mengistirahatkan diri meski tak sabar untuk malam ini dijemput temannya. Keysa sudah punya siasat untuk membuat dirinya bisa kabur dari Tyo segera.

"Beb, aku OTW rumah kamu!" Teman Keysa memberikan pemberitahuan di pesan singkat.

Dan saatnya, Keysa berakhir. Ini tepat kala Tyo memasakkan makanan untuknya, Keysa tegas menolak makanan itu lagi.

"Key, kamu harus makan ...." Tyo memohon.

"Aku mau gado-gado di perempatan sana." Keysa meminta suaminya itu, ia tahu nasi padang itu laku keras, gado-gado yang jaraknya jauh dan antrean panjang.

"Gado-gado Mas Nasrul?" Keysa mengangguk, ia tak boleh memakan makanan Tyo, itu makanan bahaya. "Kurasa jam segini antri, Key. Kamu gak papa lama nunggu?"

"Aku maunya itu!" Keysa bersikeras.

Tyo pun mengangguk. "Ya udah, aku bakal beliin, tapi kamu ganjal perut dulu makan ini, ya?"

"Hm ...." Keysa bergumam mengiyakan meski jelas ia tak akan menyentuhnya. Tyo kini terlihat memakai jaket lusuh sebelum akhirnya pamit pada istrinya.

"Aku berangkat dulu ya, telepon aku kalau ada apa-apa, assalamuallaikum."

"Waallaikumussalam." Dan setelah Tyo pergi, Keysa semakin bahagia, ia memberikan pesan pada temannya jika Tyo sudah tak ada dan ia segera bersiap untuk pergi.

Setelah bersiap, Keysa berjalan keluar, dan tampak temannya datang menjemput. Pun mereka segera berangkat menggunakan mobil, menuju ke lokasi sang dukun berada sementara Tyo sibuk menuju ke kedai gado-gado, demi membahagiakan istrinya.

Siapa sangka, ternyata gado-gado itu tak banyak antri, hingga tak butuh waktu lama Tyo bisa pulang bersama sebungkus gado-gado dan kembali ke kamar istrinya dengan wajah tersenyum bahagia.

Meski saat di kamar, senyuman Tyo meluntur tergantikan bingung, karena Keysa tak ada di tempatnya. Bahkan makanan Keysa pun tak disentuh, dicari di mana-mana Keysa tak ada, sampai akhirnya dia ingat sesuatu. Rumah ini ada CCTV. Tyo mungkin punya barang elektronik yang kolot, tetapi pria itu agak bisa melakukan hal-hal seperti saat ini, membuka laptop dan mengecek rekaman beberapa waktu lalu.

CINTA ISTRIKU [B.U. Series - T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang