17 November 2021
•••
Telinga Keysa rasanya memanas mendengar tawaran itu, terlebih melihat betapa menjijikkannya sandal yang dikenakan Tyo. Keysa mungkin ya, memerlukan sendal, tetapi yang bisa menutupi kaki mulusnya yang suka medipedi dari lumpur dan tak membuatnya iritasi, atau setidaknya menghindarinya dari lumpur seperti high heels ini meski agak kesusahan. Daripada sendal, Keysa lebih memerlukan sepatu datar sepertinya.
Keysa tersenyum hangat. "Gak usah, terima kasih." Senyuman yang lebih ke arah panas terbakar, sih. Ia terus berusaha berjalan, huh untung ia punya kantong plastik untuk sepatunya nanti agar tak mengotori mobilnya.
Dan semoga dua orang di belakangnya juga tahu diri untuk tidak mengotori mobilnya.
Asyik-asyik berjalan, Keysa tanpa sadar menginjak lumpur yang dalam, bagian penyangga sepatunya teperosok hingga wanita itu jatuh ke belakang. Nyaris! Nyaris sekali dirinya menyentuh lumpur kekuningan dan mengotori pakaian kasual abu-abunya jika saja sebuah tangan tak menangkapnya.
"Non, Non Keysa gak papa?" tanya pemilik tangan yang menangkapnya, tidak lain dan tidak bukan adalah Tyo. Ia bisa menatap wajah pria itu lebih dekat.
Tyo memang lumayan rupawan, tepatnya memang rupawan. Dibandingkan Jordi, tatapan Tyo itu hangat, alisnya tebal dan hidungnya mancung, sekelas Zayn Malik karena ada kilas timur tengah di wajahnya. Mata cokelat itu sayu, polos. "Non?"
Suara Tyo menyadarkan Keysa yang sejenak menganggumi ketampanan pria itu, sialan. Keysa jadi kesal sendiri.
Keysa sebenarnya enggan sekarang, tetapi kalau dia enggan maka tercebur di lumpur dan menjadi bahan mempermalukan diri adalah hal yang akan terjadi. Keysa mau tak mau menekan gengsinya, menepis pemikiran jika pria ini--calon suaminya--memang tampan, tetapi ia tak akan jatuh cinta dan hanya sekadar formalitas saja, Keysa juga mau tak mau menerima sendal dari Tyo karena high heels-nya nyatanya patah dan cadangan ada di mobil. Meski kakinya akan iritasi, setidaknya tak separah nyeker di lumpur, wanita secantik dirinya berjalan tanpa alas ....
Memalukan!
Omong-omong, adalah benar, Keysa menerima perjodohan mereka, itu adalah fakta. Keysa menerimanya pun bukan tanpa alasan, ia tak ingin ayahnya sakit lebih parah dan ibunya juga ikut-ikutan sakit, ia menyayangi orang tuanya meski mereka ... ia merasa mereka sangat egois menjodohkan Tyo untuknya. Apa yang mereka lakukan, bak menjodohkan bunga mawar dan lumut, itu memang perbandingan yang kasar tetapi dari segi mana pun orang-orang pasti banyak yang beranggapan demikian.
Alasan pasti ayahnya hanyalah kebaikan dan kegigihan Tyo, tapi apa kebaikan bisa mengambil hati seorang Keysa?
Tidak, semua pria itu busuk. Tyo, dan wajah polosnya hanyalah sebuah kebusukan, lihat saja sampai mereka sadar jika Tyo hanya mengincar harta dan tak akan pernah menyayanginya. Pria miskin itu pasti akan melakukan hal demikian, jadi untuk kadar cinta dan ketulusan, bagaimana pun Keysa tak akan memberikannya. Akan Keysa pastikan mata orang tuanya terbuka, dan Keysa bebas dari pria ini nantinya tanpa takut ia dimanfaatkan, disakiti, atau diperlakukan layaknya barang.
Dan jika hal itu menyakiti orang tuanya, maka siap-siaplah menerima betapa kekuasaan seorang Keysa Gunawan mampu menghancurkan hidup seseorang, layaknya Jordi sekarang.
Tak butuh waktu lama, mereka sampai di mobil, Keysa segera membuka mobil dan duduk di pintu guna melepaskan sendal itu dari kakinya. Rasanya Keysa ingin muntah melakukan sendiri, tetapi nyatanya ....
"Nanti saya bantu lepasin, Non." Keysa menoleh dan menemukan Tyo melepaskan sendal milik ibunya, dengar-dengar ibu pria itu terkena stroke ringan hingga beberapa pergerakan mengalami kesulitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ISTRIKU [B.U. Series - T]
Storie d'amore21+ Tyo itu miskin dan hanya lulusan SD. Meski demikian ia pekerja keras, begitu berbakti pada sang ibu, dan memiliki cita-cita tinggi. Namun itu lantas tak membuka hati seorang Keysa untuk mencintai suaminya yang notabenenya mereka menikah atas das...