25 Desember 2021
•••
Keysa pulang dengan ceria ketika Tyo menyambut istrinya tersebut dengan hangat.
"Jadi, gimana?" tanya Tyo, tetapi melihat Keysa semringah ia sudah bisa menebak ujungnya.
"Yah, Maryam punya beban di pundak, syukurlah dia udah ngeluarin itu semua." Tyo mengangguk paham, pun Keysa melanjutkan ceritanya soal Maryam pada suaminya. Tyo semakin mengerti hal itu dan tentu akan berinisiatif menjaga Maryam dan Fadlan seperti keluarganya sendiri.
Namun entah kenapa, tiba-tiba Keysa menatapnya dengan mata memicing.
"A-ada apa?" tanya Tyo agak kecut.
"Jaga Maryam dan Fadlan seperti keluarga sendiri?" Keysa semakin menyelidik. "Kamu gak ada niat poligami kan?!" Eh?
"Eng-enggak, Key. Maksudku--"
Dan kemudian, Keysa tertawa, ia sebenarnya hanya menggoda Tyo karena Keysa suka melihat wajah lugu suaminya. "Bercanda kok, Maryam bukan wanita kek gitu, dan jelas kalau kamu mendua ... awas aja!" Tyo meneguk saliva takut, spontan menggeleng, ia tak ingin menduakan istrinya, menigakan, apa lagi mengempat, jujur saja selain tak sanggup Tyo juga ingin monogami saja, ia ingin hanya pada Keysa. Gaya bossy Keysa muncul saat ini, dan tiba-tiba Keysa tertawa lagi.
Senang sekali menggodai suaminya.
"Tapi serius, kalau aku bolehin kamu poligami, kamu bakal lakuin?"
Astaga ... pertanyaan Keysa ngeri-ngeri sedap.
Tyo menggeleng lagi. "Enggak, Key. Selain aku gak akan sanggup, aku udah merasa cukup naruh hatiku ke satu orang yang aku sayang. Kamu." Tyo tersenyum hangat. "Maksudku jaga Maryam dan Fadlan, kayak saudara dan keponakanku sendiri."
Keysa balik tersenyum. "Iya iya, aku udah nebak jawaban itu." Baik Tyo dan Keysa tahu, hati mereka berdua sajalah yang tertaut satu sama lain.
"Ya udah, ayo kita sarapan bareng," kata Tyo mempersilakan istrinya.
"Lho, kamu belum sarapan?"
"Aku makan roti aja buat ganjal perut, ingin sarapan bareng sama kamu." Dasar suami romantis yang menyebalkan! Keysa jadi baper pagi-pagi begini! "Sini sejadahnya biar aku bawa, kamu langsung aja ganti baju terus sarapan."
"Hm, iya."
Setelah menuruti perintah suaminya, Keysa dan Tyo pun mulai sarapan berdua dengan tenang bersama nasi bungkus seperti biasa diselingi makanan lain yang ada. Selesai sarapan, mulailah mereka siap berangkat bekerja masing-masing.
"Oh ya, Tyo. Mungkin hari Minggu, pas libur nanti, aku mau ... ngunjungin temanku di penjara kantor polisi." Keysa memberitahu suaminya. Temannya itu masih dalam proses hukum yang berlaku tetapi sudah menjadi tahanan untuk saat ini.
"Aku juga libur, boleh aku temenin?" tanya Tyo.
"Aku belum selesai ngomong, sebenernya aku juga pengen ditemenin kamu." Keysa memanyunkan bibir. "Jangan kebiasaan mutus omongan orang deh!"
"Eh, ma-maaf, Key." Tyo tak tahan melihat ambekan Keysa.
Keysa tertawa pelan pun menghela napas. "Ya udah ya udah, kita udah telat kerja." Tyo memberikan kecupan di kening, Keysa memberikan kecupan di punggung tangan, pun setelah itu mereka pamit pergi ke arah yang berpisah.
Meski arah berpisah, tetapi hati tetaplah searah.
Untuk hari-hari berikutnya, sudah tak ada gangguan dialami pasangan muda tersebut, semua terasa nyaman sesuai alur yang ada hingga akhirnya hari Minggu yang ditentukan Keysa pun tiba. Ini saatnya Keysa dan Tyo menemui temannya itu di penjara, mereka hadir di tempat pertemuan antara napi dan pengunjung. Wajah teman Keysa terlihat menyedihkan, rambutnya kusut dan tak terawat serta pakaian lusuh, padahal belum seminggu dia ada di sini.
Tatapannya begitu kesal, hingga akhirnya ia duduk di hadapan Keysa, Keysa baru ingin angkat suara ketika temannya itu langsung menodong Keysa.
"Kalian! Gara-gara kalian berdua hidup gue ancur! Ancur!" Ia berteriak kegilaan sampai petugas memeganginya. "Gue ancur gegara kalian! Gue ancur! Argh!!! Mentang-mentang orang kaya, privilage, lo seenaknya masukin gue ke penjara! Lo harusnya tau betapa sengsaranya gue hidup ... tapi ah gue tahu, lo gak pernah sengsara Key ... iya lu gak pernah! Mana ada lo ngerasain kehidupan gue saat ini! Neraka!!!" Petugas semakin erat memeganginya sedang Keysa terlihat memberanikan diri, ia memegang tangan suaminya erat. "Awas aja Key, gue kutuk lo berdua!!! Gue kutuk!!!"
"Astaghfirullahalazzim ...." Tyo dan Keysa bergumam, memegang dadanya mendengar penuturan keji teman Keysa.
"Aku melakukan ini juga demi kebaikan kamu, kamu temenku. Sebagai sesama umat beragama, apa kamu gak memikirkan--"
"Mikirin apa hah?! Lu yang dari kecil hidup enak apa yang lu tau tentang anak buangan kek gue?! Jangan mulai soal ceramah lu, gak guna, Privilage!!!" Keysa merasa minder mendengar hal itu dan merasa bersalah, memang sedari dulu dia selalu hidup berkecukupan, beda dengan temannya ini, tetapi di satu sisi menipu orang, mencuri harta, maksiat bahkan melakukan perbuatan menyekutukan Tuhan.
Bukankah itu hal salah yang harus diperbaiki?
"Tolong, jaga bicara kamu dengan istri saya." Akhirnya Tyo membela Keysa yang terbungkam karena rasa dilema.
"Wah, sok jadi pahlawan ya lo? Si miskin Cinderella versi cowok. Enak kan lo makan harta orang kaya? Gimana rasanya jadi orang kaya dadakan?"
Tyo menggeleng pelan. "Saya mengerti, kamu susah sedari kecil, saya paham pasti itu hal yang sulit bagi kamu, kamu sedih, kamu kecewa, kamu capek, kamu merasakan betapa sulitnya hidup di dunia makan pakai garam. Dan tiba-tiba, kamu menemukan cara instan mendapatkan harta dunia, penghasilan yang begitu wah hingga kamu dibutakan satu hal. Jalan yang kamu jalani mendapatkan harta itu, jalan yang batil, harta haram dari penipuan dan sihir-sihiran yang kamu pakai. Kamu sadar hal itu? Tertera jelas di Al Qur'an, hadist, hukum memakan barang haram, dan hukuman yang terpampang nyata di sana. Apa kamu enggak takut dengan semua fakta yang ada di sana?"
"Itu karena Dia nakdirin saya jadi orang susah! Dia sayang sama saya?! Apa Dia sayang sama saya?! Kalau gitu mana belas kasihan Dia ke saya?! Dengan semua cobaan ini apa Dia ... Anda tidak mengerti apa-apa!" Gaya bahasa teman Keysa penuh sindiran dan formal, penuh penekanan.
"Sesungguhnya Dia Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Justru ini tanda Dia menyayangi kamu, karena kalau Dia buat kamu semakin jauh dari Dia ... itulah hal yang paling mengerikan. Jika kamu percaya akhirat ada, jika kamu percaya hukum pembalasan itu nyata, surga neraka. Dan bukti lain Allah menyayangi umat-Nya, saat ini Dia sudah mengetuk pintu hati seseorang buat menolong kamu, sekalipun kamu ... dengan tega ... berusaha menipu dia. Keysa berbelas kasihan sama kamu ...."
"Gue ... gak perlu belas kasihan kalian!" Ada nada keraguan di sana, entah kenapa ungkapan Tyo mulai terngiang-ngiang dengan ngeri di kepalanya. Hawa apa yang ada di pembicaraan mereka? Tyo entah kenapa punya sebuah kharisma next level untuk memberi seseorang pencerahan. Bahkan Keysa sendiri dibuat bungkam dan hanya jadi penyimak saja, termasuk para penjaga yang ada di sekitar mereka.
"Keysa ingin membantu kamu, dia bilang kamu salah satu teman baiknya, dan dia juga bilang kamu sebenarnya punya bakat yang kalau dikembangkan akan berbuah manis tapi kamu malah berhenti dan mengejar kekayaan instan dengan hal yang keliru." Tyo mulai bernada membujuk. "Saya juga akan ikut membantu kamu."
Jantung teman Keysa deg-degan mendengar penuturan Tyo, kharisma pria ini memang luar biasa, pantas Keysa bisa dengan cepat mencintainya.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ISTRIKU [B.U. Series - T]
Roman d'amour21+ Tyo itu miskin dan hanya lulusan SD. Meski demikian ia pekerja keras, begitu berbakti pada sang ibu, dan memiliki cita-cita tinggi. Namun itu lantas tak membuka hati seorang Keysa untuk mencintai suaminya yang notabenenya mereka menikah atas das...