Chapter 19

5.6K 369 22
                                    

3 Desember 2021

•••

Keysa mabuk dan Tyo rasanya mau menangis melihat keadaan istrinya yang kini sempoyongan. Ia menghampiri Keysa yang bahkan tak bisa berdiri lagi hingga mau tak mau Tyo menggendongnya dengan gaya bridal, kesulitan lain adalah menerobos lautan manusia yang begoyang diiringi musik dan aroma alkohol serta keringat yang kentara.

Berkali-kali Tyo beristighfar, terus berusaha membawa Keysa keluar dari sana, wajah istrinya begitu merah padam ... berapa banyak barang haram yang telah dirinya tenggak?

Tyo menyesal dia terlambat ....

Lalu, tak hanya sulitnya goyangan manusia, ada lagi masalah lain. "Itu dia orangnya!" Dua bodyguard penjaga depan sana, yang satunya tampak lebam di pipi karena memang Tyo membogemnya secara tidak sengaja karena berusaha memasuki tempat ini demi menjemput Keysa, andai saja ia telat seperdetik ia tak tahu lagi nasib wanitanya ini.

Dan kinu, mereka mengejarnya!

Syukur saja tak hanya Tyo, mereka sendiri pun kesulitan bergerak, dan Tyo terus berusaha menerobos ... terus! Hingga akhirnya, ia bisa keluar dari sana, napas lega Tyo keluarkan karena aroma pengap tergantikan AC yang nyaman. Sejenak bisa bernapas, tenaga Tyo harus dikurasnya lagi dengan menggendong istrinya hingga ke luar mall, menuju motornya yang terparkir di sana.

Tyo bersyukur ia sudah memodif motornya yang sebenarnya dikhususkan untuk sang ibu yang stroke ringan agar tak jatuh, jadi kini ia bisa dimudahkan kala Keysa masih tak sadarkan diri. Ya Tuhan, wajah istrinya begitu merah, badannya pun panas dingin, bau badannya pun kentara alkohol, Keysa melenguh serupa orang mabuk.

"Panas ...." Keysa berkata dengan lirih.

Tyo tak bisa menahan air mata melihat keadaan istrinya, perasaannya hancur lebur melihat hal ini, tetapi dengan ketegaran hati dan janjinya mengobati Keysa--yang ia yakin sangat sakit hati karena kejadian di masa lalu--Tyo pun mulai berkendara membawa Keysa pulang. Ia tak akan memberitahukan hal ini kepada mertua dan ibunya, karena tak ingin membuat mereka kecewa atau marah pada Keysa.

Tyo sadar ia harus sadar diri menghadapi wanita ini, lagi hal ini pun sekarang masalah rumah tangganya dan mereka sudah punya banyak masalah, Tyo tak ingin menambah beban orang tuanya. Biarlah baik masalah dan dosa ini dia yang menanggungnya. Sepanjang perjalanan, Tyo berusaha menguatkan diri, seraya memperhatikan Keysa agar tak jatuh dari motor.

Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai di rumah.

"Bismillah ...." Tyo mengangkat Keysa lagi, menuju kamar dan membaringkan wanita itu ke kasur. Bertepatan itu suara azan pelan terdengar di mesjid, tanda waktunya salat Isya dilaksanakan.

Tyo menatap keadaan istrinya yang terlihat tertidur pulas, setelah salat ia akan mengurus Keysa lagi. Tyo pun lekas membersihkan diri, mengganti pakaian, dan mulai menunaikan ibadah salat Isya seorang diri. Saat selesai salat, pria itu berdoa, dan kali ini tangisan pun luruh sejadi-jadinya berusaha tegar menerima kenyataan pahit yang dialami. Rasanya lebih lega kala bisa curhat pada Sang Maha Kuasa ....

"Tolong sembuhkanlah sakit hati istri hamba, ya Allah ...." Itulah doa Tyo, ingin kesembuhan hati istrinya.

Doa dan ikhtiar, dua hal yang tak akan ia lepaskan demi rumah tangganya. Setelah selesai salat, Tyo kembali ke kamar, dan tiba-tiba terdengar rengekan Keysa.

"Panas ... panas ...." Ia bergerak gelisah, mengagetkan Tyo seketika. Keysa tampak berkeringat begitu banyak di sana, bahkan seluruh badannya seakan memerah, merasa istrinya demam Tyo pun segera mengambil kompres, pun mulai mengompres kening Keysa.

"Ya Allah ...." Keadaan Keysa sangat berantakan, sungguh.

Rasanya ia ingin memanggil ibunya, untuk menggantikan pakaian wanita itu saat ini, tetapi ia mengingat janjinya ... apa ia harus menggantinya sendiri? Keysa kan istrinya?

Dengan meneguk saliva, Tyo menutupi badan Keysa dengan selimut, sebelum akhirnya mulai melepaskan pakaian Keysa satu persatu tanpa berani melihat di baliknya. Bahkan napas Tyo tertahan kala melakukan itu hingga akhirnya ia bisa bernapas lega karena berhasil.

Kemudian, ia mulai mengambil pakaian Keysa, pakaian yang dirasa nyaman dan enak dipakai. Ada rasa malu melakukan itu, tetapi Tyo menahan diri dan berharap ... semoga Keysa tak membunuhnya setelah bangun nanti. Ia hanya ingin membantu istrinya.

Proses kedua lebih rumit ternyata, kala ia harus memakaikan pakaian ke Keysa yang ....

"Astaghfirullah!" Keys tiba-tiba bergerak, gerakannya sangat gelisah, menggeliat hingga Tyo terpaksa menutup matanya.

"Gatal ...." Napas Keysa membuat jantung Tyo berdegup kencang, kedua pipi Tyo memerah dan ia pria normal dengan nafsu.

Tyo berusaha menegarkan diri, berdoa pada Tuhan demi kekuatan hatinya, sebelum akhirnya lanjut ... oh ia tampaknya harus mengelap badan Keysa dahulu karena selain basah keringat dan bau alkohol, Keysa tadi mengeluh gatal. Dengan segenap kekuatan, Tyo mengambil air lain dan lap, dan mulai dengan telaten membersihkan badan Keysa.

"Ah?" Tyo terperanjat ketika Keysa yang melenguh kini memegang tangannya.

Istrinya mabuk berat ....

Namun entah Tyo yang terlalu lemah atau Keysa yang cukup kuat, Keysa menarik Tyo hingga jatuh mengenai badannya. Wajah mereka amat dekat dan wajah keduanya bahkan sama merahnya. Tyo terus berdoa demi ketahanan hatinya ....

Akan tetapi, tampaknya tak semudah itu.

"Panas ... gatal ...." Itu keluhan Keysa.

"Ke-Keysa, tenang ya, i-ini lagi aku lap-in." Tyo masih menahan sisi buasnya, meskipun Tuhan sudah mempersatukan mereka dengan ikatan pernikahan tetap saja keadaan Keysa begini dan dari awal tak ingin disentuhnya, Tyo harus jadi suami yang sadar diri.

Kini, pegangan Keysa melemah, dan Tyo meneguk ludah sebelum akhirnya meneruskan mengelap Keysa.

Akan tetapi, tiba-tiba saja Keysa menggunakan kedua tangannya, menarik wajah Tyo ke arah dirinya dan itu kali pertama, kali pertama Tyo merasakan bibir istrinya!

Rasa lemon.

Tyo ingin membebaskan diri, tetapi Keysa tak membiarkannya. Tyo terus berusaha hingga akhirnya terlepas dari sana ... terlepas dari jeratan Keysa yang ternyata di bawah pengaruh nafsunya.

Tyo tak tahu, tetapi tampaknya bukan alkohol yang memperngaruhi Keysa saat ini, melainkan obat perangsang. Entah orang jahat mana yang membuat istrinya menderita saat ini, tetapi Tyo bersyukur ia cepat menyelamatkan Keysa dari sana, andai tidak mungkin ada sesuatu yang akan terjadi.

Dan Tyo menangis membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi.

"Maafin aku, Keysa. Aku gak bisa jadi suami yang baik." Tyo tersedu, meski demikian ia meneruskan kegiatannya dengan tenang, dan kini Keysa sudah dibalut pakaiannya kembali. Setelahnya, Tyo duduk di samping Keysa yang sudah tenang, mungkin pengaruh obat perangsang itu sudah hilang.

Tyo pun bangkit, keluar dari kamar Keysa dan menutup pintu. Kakinya entah kenapa sulit menopang diri, hingga tubuhnya kini merongsot, terduduk di ambang pintu dan bersandar di sana. Perih, dadanya perih, dan ia hanya bisa bersimpuh, berdoa pada Tuhannya ....

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

CINTA ISTRIKU [B.U. Series - T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang