Chapter 14

4.1K 296 12
                                    

28 November 2021

•••

Keysa sesekali menatap kotak bekal di sampingnya dengan risi, setelahnya menatap ke depan, kejadian itu berulang hingga ia melewati palang di parkiran khusus atasan kantornya yang dijaga satpam, tetapi sang satpam yang kenal Keysa sigap mengangkat palang itu di mana Keysa berhenti kemudian.

Keysa mengeluarkan kotak bekal pemberian ibunda Tyo, menyerahkan kotak itu pada sang satpam.

"Eh? Bu?" Satpam itu bingung.

"Buat kamu!"

"Wah, makasih banyak, Bu!" Dengan senang hati, satpam itu menyambutnya, dan kemudian Keysa menjalankan mobil hingga ke parkiran yang ada di sana. Keysa memakirkan mobil, keluar dari sana dan memasuki gedung yang terlihat sepi dari sisi ini, meski saat masuk nyatanya di lobi lumayan ramai dengan kemegahan yang luar biasa. Bahkan, ada air mancur di tengah-tengah ruangan.

Keysa berjalan anggun melewati semua orang yang ada di sana yang langsung menyapa dengan hormat, sebelum akhirnya memasuki lift khusus yang tersedia. Naik ke lantai teratas tempat ruangannya berada dan mulai bekerja tak kenal lelah hingga malam pun tiba. Keysa pulang dengan keadaan lelah, tetapi tak sedikit pun menghilangkan keanggunannya, menuju luar dan siap memasuki mobil ketika tiba-tiba terdengar sebuah suara.

"Kamu pulang dengan mobil sendiri?" tanya suara itu, Keysa menoleh dan menemukan seorang pria tinggi nan tampan berjas, tersenyum penuh arti menebar kharismanya yang sebenarnya sangat menggetarkan.

Tetapi, Keysa terlihat tak memiliki sedikit pun ketertarikan, wajahnya datar meski mengulas senyuman sopan.

"Ah, Anda belum pulang, Pak Fransisko?" Keysa bertanya balik.

"Oh jangan terlalu formal, Keysa. Kita di luar jam kerja. Panggil saja Ed." Pria itu, Eddie, meralat ungkapan Keysa. Mereka memang partner kerja.

Keysa sebenarnya agak cringe, terlebih dengan pria ini dan senyum menggelikannya. Keysa tahu ada roman-roman buaya, Ed pun memang terkenal playboy dan pemain wanita. Setampan apa pun, Keysa lebih senang meludahinya kebanding memuja-muja namanya. Namun karena mereka ada urusan bisnis yang besar, demi keberlansungan perusahaan Keysa hanya tersenyum dan mengangguki.

Pria ini termasuk pria paling berpengaruh. Tapi kalau dia pergi mungkin akan sedikit mengurangi keuntungan saja, tetapi Keysa lebih puas dengan keuntungan total jadinya mau tak mau.

"Ah, baik, Ed." Keysa rasanya ingin muntah.

"Apa kamu buru-buru? Sudah makan malam belum?" tanya Ed, sok perhatian dan sedikit lebih mendekati Keysa. Aroma parfum ini, cih mirip aroma parfum Jordi.

Keysa harap ia tak kelepasan menghantam muka pria di hadapannya ini.

"Saya ingin ke rumah sakit setelah ini, Ed. Maaf." Keysa menolak halus.

"Oh, ayah kamu ya? Oh oke oke aku mengerti." Ed sedikit menjauh. "Maaf mengganggu."

"Tak masalah, Ed. See you next time." Meski dalam hati, Keysa berkata, terima kasih sudah sadar diri!

Syukurlah Ed tak lagi mencuri waktunya, dan Keysa setelah memasuki mobil bisa leluasa pergi dan hanya diberi salam oleh Ed sebelum akhirnya menjauh. Awalnya menuju rumah, guna membersihkan diri agar segar dan nyaman kembali, sebelum akhirnya ia ke rumah sakit. Keysa selalu mencuri waktu menjaga ayahnya, meski hanya sebentar sekalipun.

Memarkirkan mobil, Keysa keluar dari sana kemudian, dan sebuah suara kembali memanggilnya.

"Hei, Keysa!" Suara ini ... suara yang sama ....

CINTA ISTRIKU [B.U. Series - T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang