14 Desember 2021
•••
"Keysa, tenang, kamu makin takut makin dia kejar!" Tyo berusaha menenangkan istrinya yang panik sendiri, bahkan Keysa melemparkan sendok demi sendok (dan syukurlah tidak piring) guna mengusir makhluk cokelat mengerikan itu--kecoa. Tetangga mungkin berpikir mereka sedang KDRT karena suara gaduhnya.
"Tyooooo!!! Geliiii!!!" Dan sekarang, suara Keysa mulai ambigu.
Keysa langsung ngibrit menghampiri suaminya dan bersembunyi di belakang Tyo, wajah Keysa benar-benar seperti ingin menangis karena kecoa sialan yang entah datang dari mana. Sementara Tyo, seakan mengambil ancang-ancang ingin menangkap, ia mengambil plastik yang ada di tong sampah dan Keysa terus bersembunyi di belakang badan besar Tyo.
"Oke ini ... ini bakalan kutangkap."
"Cepetan tangkep!!!" Keysa menghentakkan kaki gemas.
Tentu, si kecoa akan mengejar Keysa yang ketakutan, tetapi sebelum menyentuh sehelai rambut wanita itu, Tyo sang suami hero berhasil menangkapnya dengan mulus tanpa neko. Tyo menghela napas lega.
"Udah ketangkep, Key."
"Hiiiii jijik!" Keysa menjauhkan diri dari Tyo dan plastik yang mengukung kecoa tersebut. "Buang sana! Buang jauh-jauh!"
"I-iya, Key." Tyo pun segera berlari keluar, dan ternyata ada beberapa tetangga cukup jauh dan orang-orang sekitar--tukang ronda menatapi Tyo.
"Kenapa toh, Mas?" tanya salah satu dari mereka.
Tyo mendongak. "Oh iki ... ada kecoa tadi, istri saya takut." Ia membalas seadanya, mengikat kecoa itu di plastik dan membuangnya ke tong sampah.
"Oh, gitu." Mereka manggut-manggut.
"Saya masuk dulu, Mas. Assalamuallaikum!"
"Waallaikumussalam." Tyo pun mencuci tangan dan kaki sebelum akhirnya beranjak masuk rumah, menghampiri Keysa yang masih memeluk diri seraya menatap sekitaran, seperti trauma.
"Udah kamu buang? Gak bawa temen kan dia?" tanya Keysa to the point.
Tyo mengangguk. "Udah, Key, udah kubuang." Tyo menatap sekitaran juga. "Udah aman, Key."
"Huh ... tetep aja aku masih takut, bikin selera makanku ilang tau gak!" Keysa mengeluh, sementara sang suami mengemasi barang-barang yang tadi dilempari Keysa. "Ni rumah keknya perlu semprot anti serangga deh, bisa-bisanya rumah sebersih ini ada kecoanya! Ih nyebelin!"
"Mungkin karena kiri kanan sini ada semak belukarnya, Key. Nanti aku potong."
"Ouh, gitu ...." Kini, Tyo duduk seperti tadi, di samping Keysa.
"Ya udah, ayo makan lagi, Key."
"Kamu gak denger ya? Selera makanku ancur karena tu kecoa!" Keysa mulai kembali ke mode juteknya, kemudian berperaga geli. Tyo tampak mengerti akan reaksi itu.
"Kamu mau makan yang lain?" tanya Tyo.
"Gak, kan gak selera, gimana sih?" Keysa mendengkus sebal, apa suaminya ini tuli?
"Kamu harus makan teratur, Keysa. Aku gak mau kamu sakit lagi." Tyo menatap Keysa tulus, memang hal itulah yang Tyo takutkan terjadi pada istrinya.
Keysa hanya menatap Tyo, tetap bersikukuh karena memang keberadaan kurma terbang pembawa bencana tadi benar-benar menghilangkan selera makannya. Rasanya semua makanan di sekitar sudah terkontaminasi kecoa menyebalkan tersebut.
"Bismillah, Key ...." Tyo mengarahkan sendok berisi makanan ke Keysa, berharap istrinya mau makan.
Namun, bak anak kecil, Keysa memalingkan wajah angkuh. Bibirnya manyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ISTRIKU [B.U. Series - T]
Romantizm21+ Tyo itu miskin dan hanya lulusan SD. Meski demikian ia pekerja keras, begitu berbakti pada sang ibu, dan memiliki cita-cita tinggi. Namun itu lantas tak membuka hati seorang Keysa untuk mencintai suaminya yang notabenenya mereka menikah atas das...