Saat hampir mencapai titik klimaks, aku bertanya pada non Sofi dengan perasaan yang sangat bimbang.
🧑 : Maaf non.... Ini keluarin di dalam atau jangan?
👸 : Gak tau aku juga bingung, aman gak yah kalo keluarin nya di dalem? Bentar deh aku tanya Mila, jangan di keluarin dulu
Aku menahan titik klimaks sambil menunggu balasan pesan dari Mila, hingga akhirnya aku mulai kembali memohon.
🧑 : Non aku udah gak kuat, please..... Atau setidaknya izinin aku keluarin di luar aja ya non (Memohon sambil terus menggenjot vagina non Sofi)
👸 : Tahan, ngerti gak?
Arggghhh aku sudah sangat gelisah berkeringat di penuhi rasa bimbang, non Sofi menyiksa batin ku dengan melakukan "cum control" seperti ini, setengah mati aku berusaha menahan titik klimaks, hingga akhirnya ia berteriak sambil mencubit kulit lengan ku.
👸 : Ayo cepet Ren tembak aja di dalem gapapa kok....
Akupun menjalani perintah non Sofi, ia mendesah hebat, menjerit penuh rasa nikmat, terlihat ia sangat puas dengan pelayanan ku pagi ini, arggghhh terimakasih tuhan aku bahagia sekali pagi ini.
Setelah permainan berakhir, aku mulai keluar dari bathtub lalu kembali melanjutkan peran ku sebagai budak, aku berlutut diam sambil memandangi tubuh non Sofi, ia masih terkujur lemas sambil memasang celana dalam nya.
Kemudian non Sofi bangkit lalu duduk di tepi bathtub, ia menjambak rambut dan menampar pipi ku, sambil berbicara lembut di barengi dengan senyuman manis di bibir nya.
👸 : Dasar budak nakal kamu yah, hahaha bisa-bisanya kamu masih pagi begini udah bikin aku menjerit kaya orang gila, makasih ya Ren aku puas (Tersenyum sambil terus menampar)
Aku hanya diam sambil menikmati setiap tamparan tangan non Sofi yang mendarat di pipi ku, hingga tiba pada titik puas terakhirnya, ia meludah ke arah wajah ku lalu berjalan ke arah shower yang ada di dalam kamar mandi.
Perlahan aku mengusap ludah yang ada di wajah ku lalu menjilat nya, tak lupa aku juga mulai menyiapkan sebuah handuk tebal kemudian berlutut menunggu non Sofi selesai mandi.
Sambil berlutut menunggu, aku mengelus pipi ku yang mulai terasa panas akibat tamparan tadi "Aku berhasil manjain non Sofi sampe puas loh, bukan nya di kasih hadiah malah di tamparin kaya gini, ancur non muka aku kalo kaya gini terus, huh" mengeluh karena memang wajah ku terasa panas sekali.
Saat non Sofi selesai mandi, aku mulai mengeringkan tubuh nya menggunakan handuk, ia masih tersenyum sambil terus menatap wajah ku, aku di buat menjadi salah tingkah karena tatapan mata nya yang bernuansa sangat kejam.
🧑 : Non maaf aku takut (Tertunduk sambil mengeringkan tubuh nya)
👸 : Aku gak lagi marah Ren, kenapa harus takut?
🧑 : Maaf non gak tau kenapa, aku selalu ketakutan kalo liat tatapan mata non Sofi
👸 : Yaudah kalo takut gak usah di liat, lagian juga aku lebih suka kamu kaya gini, diem dan penuh rasa takut sama majikan
Non Sofi berjalan keluar kamar mandi aku merangkak mengikuti langkah kaki nya, ia mulai membuka pintu lemari lalu memilih pakaian, tak lama setelah itu ia melemparkan BH + celana dalam nya ke arah wajah ku, saat non Sofi mendapatkan pakaian yang ingin di gunakan, aku segera memasang seluruh pakaian tersebut di tubuh nya.
Hingga saat non Sofi sudah rapih, ia kembali berbicara memberikan aku perintah.
👸 : Sekarang kamu mandi terus pake baju yang rapih, kamu harus anter aku ke dokter, CEPET..... lebih dari 15 menit aku marah
🧑 : Maaf non tapi kan tadi pagi aku udah mandi
👸 : Ya mandi lagi lah, masa abis ML gak mandi sih jorok banget, sono cepet sekalian di cuci bersih itu burung nya hahaha
🧑 : Iya non maaf, yaudah aku permisi ke kamar mandi dulu yah
Secepat mungkin aku merangkak mengambil pakaian di lemari kecil dan segera pergi mandi, meski waktu yang di berikan hanya sedikit namun aku selesai menjalankan semua perintah non Sofi dengan tepat waktu.
Sesaat setelah mandi aku kembali merangkak ke bawah kaki non Sofi, terlihat ia sedang menelepon seseorang melalui ponsel milik nya, terdengar di telinga ku, ia sedang membuat janji pertemuan dengan dokter kandungan rekomendasi dari Mila.
Aku berlutut diam sambil terus menunggu, tak lama kemudian non Sofi mulai menutup telepon nya, aku dengan inisiatif langsung memakaikan stocking nylon panjang dan sepatu sneakers di kaki nya, saat sudah selesai ia mulai berbicara mengajak aku turun.
👸 : Aku bikin janji sama dokter kandungan nya jam 10:00 Ren, masih ada waktu 2 jam, kita turun dulu yuk cari sarapan, aku lapar nih (Berbicara sambil mulai duduk di atas tubuh ku)
🧑 : Maaf non.... Boleh gak kita sarapan nya di dalem kamar aja?
👸 : Rendyyy di sini gak ada makanan, aku harus sarapan pake apa? Roti bakar lagi? Gak nafsu aku makan roti bakar bikinan kamu, dasar bodoh di suruh panggang roti aja bisa sampe gosong
🧑 : Aku turun sendiri aja deh non, boleh gak? Cariin sarapan buat non Sofi, non mau makan apa?
👸 : Ren..... Cukup, jangan cari masalah deh, ayo cepetan jalan !!!
🧑 : Iya non maaf (Menjawab pasrah)
Akhirnya aku merangkak menopang tubuh non Sofi menyusuri gedung apartement, saat sampai di lobby, aku mulai mempersiapkan mental karena aku yakin sebentar lagi non Sofi akan menyiksa batin ku di hadapan banyak orang, sedikit menghela nafas lalu lanjut merangkak ke arah FamilyMart sesuai dengan perintah.
NEXT EPS SELANJUT NYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendy The Husband (FEMDOM)
FantasyPERHATIAN : JANGAN IKUTI CERITA INI JIKA KAMU TIDAK MENYUKAI DUNIA FEMDOM, TEKS CERITA BER'ISIKAN TENTANG PENYIKSAAN DAN HAL-HAL YANG MENJIJIKAN UNTUK SEBAGIAN BESAR ORANG (Kalo gak suka skip aja jangan di report yah) Seri kedua dari kisah perjalana...