Ketika sudah berada di halaman parkir gedung apartement, perlahan aku mulai memasukan dua koper besar milik non Sofi kedalam mobil, sampai saat semua barang sudah tersusun rapih di kursi bagian tengah, non Sofi kembali berbicara memberi perintah.
👸 : Mampir ke apotek dulu Ren, aku mau nebus resep vitamin dari dokter
🧒 : Baik non
Berbarengan dengan suara adzan magrib yang sedang berkumandang aku mulai menjalankan mobil menuju ke rumah Bunda, tak lupa di tengah perjalanan aku dan non Sofi sempat berhenti sejenak, untuk sekedar mampir ke sebuah toko apotek 24 jam dan setelah resep vitamin sudah selesai di tebus kami berdua kembali melanjutkan perjalanan.
Sampai sekitar satu jam berlalu akhirnya aku dan non Sofi tiba di halaman parkir rumah Bunda, ketika mobil baru saja berhenti non Sofi langsung keluar dan berjalan masuk kedalam rumah, tak ada satu katapun keluar dari dalam mulut nya, ia pergi begitu saja meninggalkan aku yang masih sibuk menurunkan koper dari dalam mobil.
Meski sambil merangkak aku tetap berusaha, perlahan tapi pasti dua buah koper besar mulai ku dorong masuk kedalam rumah, di dalam terlihat non Sofi sedang berbaring santai di atas sofa, dengan inisiatif sendiri aku mendorong dua koper besar tersebut ke sudut ruangan, lalu mulai merangkak menghampiri non Sofi, kemudian tanpa di beri perintah aku langsung membuka sepatu heels yang sedang ia pakai.
Setelah sepasang sepatu sudah selesai di lepas, aku mencoba untuk menyentuh telapak kaki non Sofi menggunakan lidah, maksud hati ingin memanjakan kaki nya dengan pelayanan terbaik sesuai dengan tugas ku, namun yang terjadi, non Sofi malah menendang wajah ku sambil berbicara namun dengan nada tanpa emosi, yap ia memang sedang tidak marah kali ini, tetapi hantaman kaki nya tetap terasa sangat menyakitkan.
👸 : Buka dulu kemeja sama levis kamu, abis itu baru boleh manjain kaki aku
🧑 : Iya non maaf aku lupa
👸 : Yaudah gak usah minta maaf mulu, cepetan di buka
Sambil menahan rasa sakit di wajah akibat hantaman dari kaki non Sofi, perlahan aku mulai membuka kemeja putih dan celana levis panjang ku, setelah selesai aku langsung merapihkan semua pakaian tersebut lalu kembali berlutut dan mulai memanjakan kaki non Sofi.
Sekitar dua jam lebih aku menemani dan melayani non Sofi, terlihat ia sedang fokus membaca buku dan sesekali ia juga sibuk mengetik pesan teks dari dalam ponsel, suasana nya sangat hening malam ini, sampai pada pukul 21:00 tiba-tiba terbesit dalam fikiran ku "Bunda Hani kemana ya? Kok dari tadi gak keliatan"
Lalu tak lama kemudian kedua tangan ku mulai merasakan keram karena sudah terlalu lama memijit, akhirnya aku sedikit mencari alasan agar tidak kena marah dan bisa berhenti memijit kaki nya se'segera mungkin, ku layangkan sebuah pertanyaan hanya untuk sedikit mengulur waktu agar tangan ku bisa ber'istirhat.
🧑 : Non......
👸 : Kenapa?
🧑 : Maaf non, nanti sebelum tidur non Sofi jangan lupa makan yah, soal nya dari tadi sore non Sofi kan belum makan (Sebuah pertanyaan basa-basi, hanya untuk beristirahat sejenak berharap ia tidak sadar bahwa tangan ku mulai berhenti memijit)
👸 : Iya Ren kamu tenang aja, tadi aku udah nelpon Bunda minta tolong nitip beliin makanan, ini aku lagi nunggu Bunda pulang, sebentar lagi juga dia sampe
🧑 : Emang Bunda lagi pergi kemana non? Kok tumben sampe jam segini belum pulang
👸 : Rendyyy udah cukup gak usah banyak tanya, bunda mau pergi sampe pagi pun bukan urusan kamu, lagian kan aku pernah bilang, Bunda itu perempuan liar, orientasi nya full dalam dunia bisex, jadi jangan heran kalo sampe jam segini dia belom pulang
🧑 : Iya non maaf aku udah terlalu lancang
👸 : Yaudah kamu fokus lagi pijitin kaki aku
🧑 : Baik non (Tertunduk lesuh sambil mulai kembali memijit)
Susah payah aku mencari alasan agar bisa berhenti memijit kaki nya malam ini, namun ternyata ia masih belum puas, dengan tenaga yang masih tersisa akhirnya aku terpaksa kembali memanjakan telapak kaki non Sofi.
Tak puas sampai di situ, meskipun aku sudah sangat patuh dengan semua perintah nya, non Sofi masih saja mengoceh dan marah karena pijatan tangan ku terasa sangat pelan.
👸 : Kamu itu laki apa bukan sih Ren? Masa mijitin kaki majikan kaya gitu? Aku tuh nyuruh pijit bukan di elus-elus, lemes banget sih kamu tuh jadi cowok, di suruh mijit kaki aja gak becus
Karena takut melihat raut wajah non Sofi mulai emosi, aku langsung menekan telapak kaki nya sedikit lebih kencang, memanjakan nya penuh dengan rasa semangat, berharap ia bisa puas dengan pelayanan ku malam ini, karena jujur aku sudah sangat pusing mendengar ocehan mulut nya yang sangat bawel.
Sampai akhirnya tengah malam pun tiba, terlihat Bunda baru saja pulang bersama dengan Tika yang dengan sangat setia merangkak mengikuti langkah kaki nya, terpampang jelas raut wajah non Sofi yang sangat kesal karena mengetahui Bunda baru saja pulang tepat pada pukul 23:30.
👸 : Bunda ihhh kebiasaan banget sih, giliran aku pulang tengah malem di omelin, sedangkan Bunda sendiri kelakuan nya begitu, egois banget sih jadi orang tua
👩🦱 : SOFI...... (nada membentak) BISA SOPAN SEDIKIT GAK KAMU SAMA ORANG TUA? BUNDA TUH PULANG SAMPE TENGAH MALEM KAYA GINI BUAT KAMU, BUNDA BARU SELESAI MEETING BUKAN ABIS PERGI CLUBING (Karena saking emosi nya Bunda berteriak marah-marah)
👸 : Bohong...... Meeting apaan jam segini baru selesai? (Menjawab dengan sifat nya yang keras kepala, yap.... Memang seperti itu lah sifat asli non Sofi, bawel, manja dan keras kepala)
Seakan ingin menghindari pertengkaran Bunda langsung melempar sebuah kantung plastik berisi makanan dan tas kerja berwarna hitam milik nya ke arah sofa, lalu dengan langkah penuh emosi Bunda berjalan menaiki tangga dan terlihat mulai masuk kedalam kamar, di sisi lain non Sofi masih dengan sifat nya yang keras kepala, ia mulai membuka berkas yang ada di dalam tas Bunda.
Dan benar saja di dalam tas terlihat ada sebuah dokumen yang baru saja di tanda tangani, kertas itu berisi tentang kontrak liburan selama beberapa hari, hasil kerja sama antara Bunda dengan salah satu perusahaan travell ternama, ternyata Bunda pulang sampai larut malam seperti ini hanya untuk menjamin kenyamanan aku dan non Sofi selama liburan nanti.
Boom...... seketika air mata non Sofi langsung berlinang setelah membaca surat dokumen yang berisi tentang transaksi kerja sama, puluhan juta rupiah sudah rela Bunda keluarkan hanya untuk kesenangan hati putri nya yang sedang hamil, di sisi lain aku merasa sangat bingung melihat adegan pertengkaran antara ibu dan anak yang kedua nya sama-sama memiliki sifat keras kepala.
NEXT EPS SELANJUT NYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendy The Husband (FEMDOM)
FantasyPERHATIAN : JANGAN IKUTI CERITA INI JIKA KAMU TIDAK MENYUKAI DUNIA FEMDOM, TEKS CERITA BER'ISIKAN TENTANG PENYIKSAAN DAN HAL-HAL YANG MENJIJIKAN UNTUK SEBAGIAN BESAR ORANG (Kalo gak suka skip aja jangan di report yah) Seri kedua dari kisah perjalana...