Ketika pagi tiba aku terkejut dan mulai terbangun dari tidur, non Sofi dengan sifat gila nya menendang tubuh ku hingga terjatuh dari atas tempat tidur, ia menghujani aku dengan kata-kata kasar penuh emosi.
👸 : Tadi malem kata nya kamu bisa bangun sebelum jam 6 tanpa pake alarm kejut, mana bukti nya? Liat sekarang udah jam berapa, ya ampun kamu mah di baikin malah ngelunjak sih Ren, ihhh ini budak ngeselin banget sumpah
Aku melirik ke arah jam di dinding sambil mengusap mata, setelah tersadar waktu sudah menunjukkan pukul 06:30, aku segera berlutut sambil memohon ampun, berulang kali aku mengucapkan kata maaf, namun non Sofi tidak merespon nya, ia hanya diam sambil berjalan masuk kedalam kamar mandi.
Dengan perasaan sedih bercampur dengan rasa takut, aku mulai merapihkan tempat tidur lalu merangkak berlutut menunggu, aku memberanikan diri mengetuk pelan pintu kamar mandi sambil terus memohon.
🧑 : Non...... Aku mohon tolong maafin aku non
👸 : Mau sampe kapan mohon-mohon gak jelas begitu? Cepet bikinin aku susu, abis itu berlutut tunggu di bawah sofa (Ia berteriak dari dalam kamar mandi)
🧑 : Baik non
Sambil memegangi kepala perlahan aku mulai membuat susu putih hangat pesanan non Sofi "Ya tuhan ini kepala ku pusing banget, lagi tidur di tendang sampe jatoh, kepala kebentur, punggung masih berasa perih, arggghhh bodoh banget si lu Ren, mentang-mentang di kasih izin tidur di kasur nyaman, malah bangun nya kesiangan, oh astaga Rendyyy Rendy" Aku mengeluh di dalam hati sambil terus menyalahkan diri ku sendiri.
Kemudian setelah susu putih hangat sudah jadi, aku segera merangkak lalu berlutut menunggu di bawah sofa sambil memegang gelas, aku tertunduk menahan air mata "Please ayo Ren jangan nangis, makin ngamuk nanti non Sofi kalo lu sampe nangis" tak henti-henti nya aku bergumam di dalam hati, mengingat betapa sial nya aku pagi ini, bangun tidur langsung di sambut dengan hantaman kaki non Sofi yang sangat sadis.
Sekitar lima belas menit berlalu, akhirnya terlihat non Sofi baru saja keluar dari dalam kamar mandi lengkap dengan balutan handuk tebal menutupi di tubuh nya, aku tidak berani menghampiri karena perintah nya sudah jelas, aku harus berlutut diam di bawah sofa.
Kemudian saat non Sofi sudah selesai memakai pakaian, ia berjalan menghampiri aku lalu mulai duduk di atas sofa, mata nya mulai menatap tajam ke arah wajah ku, ia mengambil gelas yang aku genggam dengan sangat kasar, tubuh ku mulai gemetar ketakutan, tatapan mata nya semakin tajam hal itu membuat jantung ku semakin berdetak kencang, spontan aku langsung bersujud memohon sambil menjilati kaki nya.
👸 : Aku capek Ren kaya gini terus, kamu sadar gak sih? Aku tuh lagi hamil loh dan bayi yang ada di dalem perut aku tuh anak kamu, sadar gak? Mau sampe kapan kamu kaya gini Ren? Di pukul udah, di gampar udah, di cambuk sampe berdarah-darah juga udah, tapi tetep aja gak berubah, kamu tuh mau nya apa sih? Aku titipin di tempat nya Chaca aja kamu ya
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengucapkan kata maaf, bahkan tanpa sadar air mata ku mulai menetes jatuh ke atas lantai masih dalam posisi bersujud menjilati jari kaki non Sofi.
👸 : Udah cukup gak usah di jilatin lagi kaki aku, percuma hari ini aku udah bad mood, terserah deh kamu mau ngapain aja BEBAS, aku pusing
🧑 : Non Sofiii, maaf non
👸 : UDAH CUKUP GAK USAH DI JILATIN LAGI, NGERTI GAK?
Perlahan aku mulai berhenti menjilat, lalu aku memberanikan diri kembali berbicara pada non Sofi.
🧑 : Non aku izin ke dapur boleh gak? Aku buatin sarapan ya non
👸 : TER SE RAH
Tanpa berfikir panjang aku mulai merangkak ke arah dapur, namun seketika aku di buat menjadi semakin bingung, karena di dalam kulkas hanya ada satu kardus makanan sereal dan beberapa potong roti tawar, aku mulai berfikir secara keras "Mau bikin sarapan apa ya? Cuma ada roti tawar sama sereal doang, masak nasi goreng gak mungkin, beras, cabe dan bawang nya aja gak ada, ya tuhan tolong dong aku bingung nih"
Akhirnya aku memutuskan untuk memotong roti menjadi beberapa bagian, lalu membuat susu kental manis hangat dan menuang dua sendok sereal, aku campur semua bahan tersebut menjadi satu dan di sajikan di dalam sebuah mangkuk, di sisi lain terlihat non Sofi sudah berada di atas tempat tidur, bersandar sambil memainkan ponsel nya.
Setelah menu sarapan sederhana buatan ku sudah siap, aku kembali merangkak menghampiri non Sofi sambil membawa semangkuk susu sereal dengan toping roti tawar di potong kecil berbentuk hati, aku berlutut di bawah tempat tidur lalu mulai berbicara dengan nada suara yang sangat pelan.
🧑 : Non...... Ini aku udah buatin sarapan, di makan ya non
Sial sepertinya non Sofi masih marah, ia hanya diam dan berpura-pura tidak mendengar, aku pasrah berlutut menunduk di bawah tempat tidur sambil memegang mangkuk.
Tak lama kemudian non Sofi mulai bangkit dan duduk di atas tempat tidur, yap entah karena penasaran dengan makanan buatan ku atau memang karena ia sudah merasakan lapar, akhirnya non Sofi menyendok makan tersebut dan perlahan ia mulai menikmati rasa nya, aku masih berlutut sambil memegangi mangkuk makanan yang sedang non Sofi santap.
Meski ia terlihat sangat enjoy saat menyantap makanan, tapi raut wajah dan tatapan mata nya masih sangat menakutkan, aku hanya menunduk diam penuh rasa ketakutan.
NEXT EPS SELANJUT NYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendy The Husband (FEMDOM)
FantasyPERHATIAN : JANGAN IKUTI CERITA INI JIKA KAMU TIDAK MENYUKAI DUNIA FEMDOM, TEKS CERITA BER'ISIKAN TENTANG PENYIKSAAN DAN HAL-HAL YANG MENJIJIKAN UNTUK SEBAGIAN BESAR ORANG (Kalo gak suka skip aja jangan di report yah) Seri kedua dari kisah perjalana...