Episode 35

1.4K 19 0
                                    

Sekitar 40 menit menempuh perjalan akhirnya aku dan non Sofi tiba di salah satu rumah sakit terbaik daerah Bandung, setelah mobil terparkir aku segera merangkak menopang tubuh non Sofi masuk kedalam gedung rumah sakit.

Tak lama kemudian non Sofi berdiri lalu mulai mengetuk pintu ruangan periksa milik dokter yang bernama dr. Farida, Sp.OG (Spesialis Kandungan, Obstetri dan Ginekologi) info lebih lanjut cek google.

Di dalam aku berlutut di bawah ranjang periksa sambil memperhatikan sebuah layar USG, aku tersenyum bahagia melihat gumplan darah kecil calon anak ku yang ada di dalam perut non Sofi.

Saat sedang asik melihat layar monitor, tiba-tiba non Sofi menampar pipi ku di hadapan ibu dokter dan seorang asisten perawat sambil berbicara memberi nasihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sedang asik melihat layar monitor, tiba-tiba non Sofi menampar pipi ku di hadapan ibu dokter dan seorang asisten perawat sambil berbicara memberi nasihat.

👸 : Eh denger gak tuh bu dokter ngomong apa? Aku gak boleh banyak fikiran, ibu hamil tuh rawan banget terserang stress, maka nya kamu jangan bikin aku emosi terus

🧑 : Iya non maaf, aku denger kok

Aku tertunduk diam karena malu melihat wajah ibu dokter yang tersenyum bingung melihat posisi ku, kemudian dengan gila nya non Sofi menjambak rambut ku sambil berbicara mengancam.

👸 : Ayo coba nangis Ren, kalo berani..... Baru di tampar gitu doang udah sedih, tunggu ya Ren pulang dari sini aku abisin kamu

🧑 : Ampun non, tolong maafin aku

👸 : Sssttttt diem 🤫

Aku kembali menunduk sambil berlutut menunggu non Sofi selesai di periksa "Non aku gak pernah bermaksud bikin non Sofi stress atau banyak fikiran, maaf non tapi semenjak hamil non Sofi jadi mudah marah, aku bingung"

Hingga setengah jam berlalu akhirnya non Sofi mulai berdiri sambil berbincang dengan dokter tersebut, terdengar ia sedang konsultasi mengenai rasa mual dan demam yang ia rasakan setiap malam hari.

Setelah mendapat obat dan beberapa vitamin akhirnya non Sofi berjalan keluar ruangan sambil menarik tali collar ku menuju ke arah tempat parkir, sesaat sebelum masuk mobil tiba-tiba mata ku di tutup menggunakan sebuah kain, lalu terdengar non Sofi berbisik pelan di telinga ku.

👸 : Cepet masuk kedalem mobil Ren biar aku aja yang nyetir, hari ini kamu harus di hukum ya sayang biar kamu gak cengeng lagi

🧑 : Maaf non kenapa mata aku harus di tutup? Non Sofiii...... Ampun non

👸 : Ren...... Kamu gak denger aku ngomong apa? Cepetan masuk atau mau di pukul dulu biar bisa nurut?

🧑 : Iya non maaf

Dengan perasaan hati yang sangat pasrah, perlahan aku meraba tuas pembuka pintu lalu segera masuk kedalam mobil, tak lama kemudian non Sofi mulai menjalankan mobil nya sambil mengelus lembut bagian kepala dan rambut ku.

Masih dengan perasaan yang sangat bimbang, aku memberanikan diri bertanya pada non Sofi dengan nada sedikit memohon.

🧑 : Non..... Aku mau di bawa kemana? Tolong maafin aku non please jangan di hukum ya......

👸 : Diem Ren kamu tenang aja, aku kan pernah janji apapun kesalahan nya, aku gak akan pernah jual kamu ke majikan lain, sekarang kamu ikutin aja instruksi aku jangan ngeluh dan jangan membantah, ngerti?

🧑 : Iya non aku mengerti

Meskipun non Sofi menegaskan bahwa ia tidak akan pernah menjual aku ke majikan lain, namun tetap saja hati ku masih merasa sangat ketakutan, sebenarnya mau di hukum dengan cara apa aku hari ini?

Setelah satu jam berlalu akhirnya non Sofi membukakan pintu mobil untuk ku, dan akupun segera turun lalu mulai merangkak mengikuti arah tarikan pada tali collar ku, jantung ku berdebar kencang karena terdengar banyak sekali suara cambukan, suara tangis dan suara menjerit histeris.

Saat non Sofi berhenti berjalan aku mulai memeluk betis kaki nya, itu sebagai gestur bahwa aku sangat merinding sekali berada di tempat ini, di sisi lain mata ku juga masih tertutup rapat jadi akupun tidak tau apa yang sebenarnya sedang terjadi, seketika non Sofi mulai mengelus lembut kepala ku sambil berbisik.

👸 : Ren aku mau ajak kamu keliling, dan aku minta saat mata kamu di buka jangan pernah berani ngomong satu katapun, ngerti?

🧑 : Iya non aku mengerti

👸 : GoodBoy, berani kamu keluarin suara sebelum aku kasih izin buat ngomong, aku jahit mulut kamu di tempat ini ya Ren

🧑 : Ampun non, maaf emang sebenarnya ini tempat apa sih non?

👸 : Yaudah sekarang buka penutup mata kamu, abis itu diem nikmatin pemandangan nya terus ikutin langkah kaki aku sambil merangkak, ngerti?

🧑 : Iya non aku mengerti

Perlahan aku mulai membuka penutup mata ku, dan.......

NEXT EPS SELANJUT NYA.

Rendy The Husband (FEMDOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang