"Satu dua tiga empat lima enam tujuh cukup!"
"SATU DUA TIGA EMPAT LIMA ENAM TUJUH CUKUP!"
"Jangan teriak, dasar bajingan!" Naya melotot geram pada Jeremy yang sedang fokus pemanasan. Pemuda itu tidak menanggapi, ia malah menekuk salah satu kakinya dan kembali berhitung dengan suara lantang.
"SATU DUA TIGA EMPAT LIMA ENAM TUJUH CUK--"
"JEREMY THOMAS!"
Air muka Jovan makin lempeng melihat tingkah salah seorang anak kelasnya. "Jer, ngitungnya biasa aja. Gak perlu pake tenaga dalem," tegurnya dibuat selembut mungkin agar Jeremy yang keras kepala itu mengerti.
Alis Jeremy menukik ke atas. "Orang kalau pemanasan tuh ya harus semangat, cok. Gak ada modelan lemes kek gak dikasih makan begini."
"Gue emang belum makan," celetuk Ula memelas. "Ini gue boleh duduk gak sih? Gue cape banget sumpah."
"Lo baru aja berdiri lima menit. Udah kayak orang mau mati aja," tanggap Jefta. Refleks Jeremy melirik horor. "Kalo ngomong sama cewek tuh harus pake perasaan, Jef. Kalau mulut lo gini terus, gue sumpahin perjaka tua lo!"
"Hust, Jejer!" tegur Selena sambil melotot.
"Ini kapan selesainya sih, anjing?! Gue kepanasan, bangsat!" teriak Dara dengan muka memerah.
"Aduh, ini cewek satu congornya minta diyasinin," komentar Jaebi yang kebetulan berbaris di sebelah Dara. Gadis itu melemparkan tatapan tajam, tak suka dikomentari apalagi oleh spesies tidak jelas sejenis Jaebi Fanrifael.
"Mulutnya auto kebakar. Keluar setannya." Gena tertawa keras.
Dara menendang tungkai kaki Gena hingga tertekuk lemas. "Ngomong sekali lagi, lo yang gue yasinin."
"Emang bisa lo?" tanya Gena menantang.
"Dara muslim, Ge," celetuk Lizzie. Mata Gena memicing skeptis.
"Lah, emang iya? Sejak kapan?"
"Lo lupa? Dara 'kan anaknya Pak Kyai."
Amy menggeleng prihatin. "Bokap Dara kuat banget."
"Sumpah iya," balas Gena. "Btw, kenapa namanya kudu Dara Romauli? Kenapa enggak Siti Dara aja? Atau, Dara Aisyah Fatimah Azahra?" tanyanya random. Amy jadi ikutan mikir.
"Bagusan Nur Dara Azizah gak sih?"
"Gue lebih suka ada unsur Badriah-Badriahnya."
"Itu mah Siti Badriah, bego!"
"Ini kenapa bisa merambat kemana-mana, bajingan?" keluh Naya jenuh.
"Jejer yang mulai!"
"Yoi! Gue 'kan trend center MIPA 1, anjay!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY
Teen FictionIly adalah gadis cantik berwatak lembut yang tiba-tiba saja mendapatkan titah dari sang ayah untuk pindah rumah dan sekolah. Diawali perjumpaannya dengan teman-teman kelas yang absurd, membuat Ily akhirnya sadar jika hidup tidak selalu monoton. Aw...