Ada raga yang memberontak, ada frasa yang tak letih bersorak. Kangen, tolol!
| I L Y |
Sudah tiga hari Ily dan Saga tidak saling bicara. Keduanya seringkali menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing. Seperti ini contohnya.
Sekarang, Ily sedang mengerjakan soal-soal fisika bersama Joshua. Sedangkan Saga hanya diam dengan mata yang tak pernah lepas dari Ily. Ily menyadarinya, tapi ia memilih diam saja.
Tak bisa dipungkiri bahwa Ily merindukan Saga, sangat rindu! Tapi Ily ingin Saga dan Gena segera berbaikan. Hanya itu, dasar Saganya saja yang keras kepala.
"Ini selanjutnya gimana?" tanya Ily. Dahinya mengernyit bingung seiring dengan bibir yang menipis.
"Yang mana soalnya?" Joshua menoleh lalu melihat kertas soal Ily.
Ily menunjuk soal di kertasnya dengan pena. "Ini, gimana? Kamu tau?" ulang Ily.
Joshua manggut-manggut. "Oh, itu lo udah bener, tinggal dibagi aja udah," intruksi Joshua lalu menunjuk mana yang akan dibagi.
"Makasih Jos, aku udah ngerti," balas Ily lalu ia kembali mengerjakan soalnya dengan teliti.
Setelah menyelesaikannya, Ily kembali menunjukkan kertasnya pada Joshua. "Ini udah bener?" tanya Ily.
Joshua melihat jawaban Ily sejenak lalu melihat jawabannya sendiri. "Udah, jawaban kita sama," ucap Joshua.
Ily tersenyum senang. Ekor matanya tak sengaja melirik Saga dan sialannya lagi Saga sedang menatapnya sekarang. Buru-buru Ily mengalihkan pandangannya ke arah Guntur selaku pembimbing ekskul fisika.
"Pak, saya boleh izin minum?" Ily bertanya dengan suara pelan.
Guntur mendongak menatap Ily. "Silakan Ily," tanggap Guntur.
Ily mengeluarkan sebotol air mineral dari dalam tas lalu ia meminumnya hingga tersisa setengah.
"Bagi dong, Ly. Tenggorokan gue juga kering banget," sahut Joshua. Ily langsung memberikan minumannya tadi pada Joshua.
"Gue habisin ya?" izin Joshua. Menanggapi hal itu, Ily hanya mengangguk ringan.
Joshua langsung menegak sisa minuman Ily hingga kandas. Sedangkan Saga hanya melihat keduanya dengan datar. Apa-apaan itu?! Satu botol berdua? Apa boleh?
"Ly," panggil Zoya yang merupakan anak dari kelas 11 MIPA 3.
Ily menoleh menatap teman barunya itu. "Apa Zoy?"
Zoya mendekatkan wajahnya ke telinga Ily. "Saga liatin lo, kayaknya dia mau ngomong sama lo deh," bisik Zoya. Refleks Ily kembali melihat ke arah Saga. Kali ini cowok itu sedang tidak melihatnya. Saga tampak sibuk mengerjakan soalnya dengan wajah datar.
"Biarin aja," balas Ily ikut berbisik.
"Tapi dari tadi loh, Ly," ucap Zoya jadi gemas sendiri.
Seraya menggeleng kecil, Ily tetap menunjukkan senyum tipisnya. "Gak papa," Ily memalingkan pandangan dari Saga.
Perlu diingatkan bahwa Ily suka sedih mengingat Saga akhir-akhir ini. Cowok itu juga sama sekali tidak menegurnya, dia hanya melihat Ily tanpa berniat bicara.
"Baik, sampai disini dulu ekskulnya. Ketemu lagi kamis depan," celetuk Guntur memecahkan keheningan yang menghiasi.
Semua anggota ekskul segera bersiap untuk pulang. Ily langsung menyandang tasnya dan hendak keluar, namun Joshua mencekal pergelangan tangannya untuk tetap diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY
Teen FictionIly adalah gadis cantik berwatak lembut yang tiba-tiba saja mendapatkan titah dari sang ayah untuk pindah rumah dan sekolah. Diawali perjumpaannya dengan teman-teman kelas yang absurd, membuat Ily akhirnya sadar jika hidup tidak selalu monoton. Aw...