33 : Pacaran

211 24 6
                                    

Jangan mencoba berpaling lalu pergi.

Membayangkannya saja aku nelangsa.

Membayangkannya saja aku nelangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa. Ketika Ily hendak pergi ke sekolah, maka ia akan mendapati Saga di halaman rumahnya.

Namun kali ini ada yang berbeda.

Saga tidak sendirian. Melainkan bersama seorang gadis yang sejak kemarin sedikit membuat Ily kepikiran.

Ms. Agatha

Gadis yang Ily simpulkan sebagai masa lalu Saga itu sejujurnya sangat cantik. Tubuhnya tinggi semampai, membuatnya terlihat cocok menyandang posisi mayoret jika dibandingkan dengan dirinya yang hanya rata-rata.

Ily menggeleng pelan. Mengenyahkan pemikiran konyol itu. Kakinya mengambil langkah menuju dua manusia di sana yang tampak sedang meributkan sesuatu.

"Sekali ini aja, Saga. Gue berangkat bareng lo, ya. Plis."

"Gue yakin, Ily gak bakal masalah. Dia baik 'kan?"

"Lagian, dia masih punya Jeno sama Nathan."

"Gak."

Tangan Ily terlipat ke belakang. Menyembunyikan luapan perasaannya secara diam-diam. Dengan suara pelan nyaris mencicit, Ily masuk ke dalam interaksi mereka.

"Kenapa ribut?"

Sontak keduanya menoleh.

"Ly, gue berangkat bareng Saga, ya?" sosor Jinny to the point. Menanggapi hal itu, Ily tersenyum kikuk.

"Akunya gak masalah. Tapi yang punya motornya 'kan Saga. Jadi kamu tanya dia aja, ya," ucap Ily lembut, berusaha membuat Jinny mengerti.

"Dia gak mau."

Ily meremas tangannya kuat dari belakang. "Terus aku harus apa?"

"Ya, lo bilanglah sama dia."

"Stop." Saga melirik dingin. "Lo buat dia gak nyaman."

Jinny memasang wajah datar. Tidak ada raut sedih ataupun tersakiti di parasnya yang menawan.

"Hm. Sorry. Gue cuma terlalu bersemangat setelah lama enggak ketemu Saga."

Perlahan garis wajah Ily mengendur. Kepalanya menoleh pada Saga yang terang-terangan menatap tajam pada Jinny. "Kalau emang gitu. Saga, untuk hari ini kamu bareng Jinny aja, ya. Aku bisa sama Pak Hilmi kok."

Sontak Jinny tersenyum cerah. Namun senyumnya pudar mendengar tolakan tanpa pertimbangan dari Saga.

"Gak."

Ily menghela napas lalu menatap tidak enak hati pada Jinny. "Maaf, Jinny."

Gadis itu terdiam sejenak. Lalu tak lama, memandang manik cokelat madu Ily lamat-lamat. "Tapi nanti, lo bakal ngalah 'kan?" 

ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang